BERPEGANGLAH PADA DIDIKAN, JANGANLAH MELEPASKANNYA, PELIHARALAH DIA, KARENA DIALAH HIDUPMU...Amsal 4:13

Tuesday, January 13, 2009

Waspada Bencana


BENCANA REZEKI
Banjir yang melanda Kota Singkawang ternyata memberi rezeki bagi warga sekitar. Mereka menyediakan jasa penyeberangan dengan menggunakan sampan maupun rakit kayu. FOTO Mujidi/Borneo Tribune
==============

Oleh Tanto Yakobus

Pulau Kalimantan menurut para ahli geologi memang daerah yang bebas dari gempa bumi dan gunung berapi. Namun demikian, bukan berarti kita yang hidup di pulau terbesar ketiga di dunia ini, terbebas dari ancaman berbagai bencana alam tersebut.

Banyak ragam bencana yang sewaktu-waktu bisa saja terjadi di daerah ini dan mengancam jiwa dan harga benda kita. Dan yang sudah dirasakan masyarakat saat ini adalah bencana banjir dan tanah longsor yang terjadi Minggu dinihari lalu.
Di pantai utara mulai dari Singkawang sampai pesisir Sambas banjir kembali terjadi. Ini adalah banjir kedua terjadi di kawasan tersebut, setelah sebelumnya banjir juga merendam sebagian besar lahan pertanian yang memaksa penduduk mengungsi ke tempat yang lebih aman.
Menurut data satuan koordinasi pelaksana (Sakorlak) Bencana Kabupaten Sambas, pada banjir lalu terdapat ribuan pengungsi dan sejumlah lahan pertanian rusak. Tak sedikit pula padi yang mengalami puso. Pengungsian besar juga terjadi di Kota Singkawang.
Dan untuk wilayah pantai utara, kemarin bencana banjir dan tanah longsor kembali terjadi.
Akses menuju Kota Singkawang sempat putus total. Tanah longsor terjadi di empat titik. Yakni di Bukit Lirang, Kaliasin, Bukit H Hamzah dan Sedau. Akibatnya terjadi antrian kendaraan yang hendak ke Singkawang dan sebaliknya.
Pemerintah setempat berupaya membuka akses jalan dengan mengerahkan alat-alat berat guna mengerok tumpukan tanah yang menimbun badan jalan. Sementara banjir hampir merendam seluruh Kota Singkawang.
Bancana banjir juga terjadi di Kabupaten Landak, terutama di Kecamatan Air Besar. Sementara memang tidak ada dilaporkan korban jiwa. Tapi banjir tersebut telah merusak sejumlah fasilitas umum seperti jalan dan jembatan.
Belum lagi karena banjir tersebut masyarakt tidak bisa mencari nafkah. Maklum mereka sangat tergantung dengan alam. Bila kondisi cuaca buruk, apalagi sampai banjir seperti ini, jelas masyarakat tidak dapat melakukan aktivitas. Sementara mengharapkan bantuan dari para dermawan, jelas tidak sampai menjangkau mereka di pelosok daerah seperti itu. Bantuan biasanya terpusat pada tempat-tempat pengungsian di daerah-daerah pinggiran kota saja, sedangkan pedalaman selama ini tidak pernah mendapat bantuan dari.
Banjir yang terparah menerjang beberapa desa di Kecamatan Entikong. Bahkan dikabarkan empat rumah hanyut disapu banjir. Ini adalah banjir terparah yang pernah terjadi di Entikong. Selain rumah hanyut, aktivitas pemerintahan juga lumpuh.
Bencana banjir dan tanah longsor yang terjadi di awal tahun 2009 ini patut diwaspadai. Kita harus sadar se sadar-sasdarnya, bahwa ulah kita merusak hutan selama ini yang menyebabkan alam murka. Manusia tanpa ampuh membabat hutan dan mengunduli bukit-bukit yang selama ini menjadi penyanga air di waktu musim hujan.
Kayu-kayu yang baru mau besar lagi itu atau lahan yang sudah gundul tidak mampu menahan laju air. Dalam seketika bila hujan semalaman, beberapa kawasan terjadi air bah. Ketika air bah itu bergerak, maka apa pun yang dilewatinya pasti tersapu. Itulah yang terjadi di Suluh Tembawang Kecamatan Entikong, beberapa rumah warga tersapu bersih.
Kita tahu, selama ini kayu-kayu di perhuluan Sungai Sekayam sudah dibabat habis dan dikirim ke Malaysia lewat jasa illegal logging.
Walau para hali geologi yang telah mempelajari bumi dan menjelaskan bahwa di Kalimatnan ini tidak ada bencana gempa bumi dan gunung berapi, tapi kita boleh takut dengan ancaman bencana lain, seperti banjir dan tanah longsor, penyakit menular dan serbu belalang kumbara.
Memang kalau ditelusuri bencana-bancana yang terjadi itu tak lain, penyebabnya karena ulah manusia itu sendiri. Kita mesti sadar dengan istilah siapa menabur dia yang menuai. Bila sudah tahu penyebabnya, harusnya kita juga cepat sadar bagaimana supaya kita bukan hanya waspada tapi bebas dari bencana itu. Itulah pekerjaan rumah kita.

1 komentar:

Yolla Elwyn said...

doh banjir lagi ya...:)
kapan indonesia bebas banjir..keknya gak mungkin..hi..