BERPEGANGLAH PADA DIDIKAN, JANGANLAH MELEPASKANNYA, PELIHARALAH DIA, KARENA DIALAH HIDUPMU...Amsal 4:13

Saturday, September 6, 2008

Koes Plus Meriahkan Reuni SMPK Santo Gabriel Sekadau

*Dihadiri Alumni Angkatan 1970-2000


Alumni Sekolah Menengah Pertama (SMP) Katolik “Karya” Santo Gabriel Sekadau mulai dari angkatan 1970 hingga 2000, menggelar reuni untuk yang pertama kalinya. Acara tersebut dilaksanakan di gedung baru SMPK St. Gabriel, Jalan Raya Rawak Sekadau, mulai dari tanggal 5-8 September 2008.

Dari sejarahnya, SMPK ini berdiri tahun 1968. Selanjutnya sekolah ini mulai operasional tanggal 17 Januari 1968. Kemudian Tahun 1970 sekolah yang bernaung di bawah Yayasan Karya Keuskupan Sanggau tersebut untuk pertama kalinya meluluskan siswa-siswinya. Dan lulusan tahun 1970 ini merupakan angkatan yang pertama.
Dalam perjalanannya dari masa ke masa, yakni dari tahun 1970 hingga 2008, SMPK Santo Gabriel sedikitnya sudah berhasil meluluskan 5.429 orang siswa. 30 persen diantarnya sudah berhasil. Ada yang menjadi pengusaha, pejabat pemerintah (eksekutif) anggota DPRD (legislatif), dan ada juga yang menjadi guru dan lain sebagainya baik negeri maupun swasta.
Karena begitu banyak prestasi yang berhasil diukir oleh sekolah ini, status yang disandangnya pun cukup baik. Tak heran SMPK yang dikelola oleh para Misionaris dari Italia itu telah memiliki status Akreditasi B. Kedepan dalam waktu yang tidak terlalu lama mereka berkeinginan agar sekolah ini bisa terakreditasi A.
Kini, secara fisik, SMPK Santo Gabriel memiliki 11 ruangan belajar, perpustakaan dan kantor guru serta memiliki 16 guru.
Adapun tema yang diambil oleh panitia dalam reuni tersebut adalah ”Menemukan Kembali Nilai-Nilai Solidaritas Melalui Semangat Santo Gabriel”.
Ketua Panitia Reuni, Martinus, yang juga Wakil Ketua DPRD Sekadau, mengatakan, tujuan besar yang ingin diharapkan dari hasil seminar reuni ini adalah dapat merekomendasi beberapa hal penting.
Diantaranya terbentuknya badan atau ikatan alumni SMPK Santo Gabriel. "Dengan terbentuknya atau adanya wadah ini, semakin memudahkan para alumni untuk berkomunikasi dan memperhatikan almamaternya,” kata legislator Golkar itu.
Dengan kegiatan semacam ini lanjut Martinus, paling tidak sebagain kecil data alumni dapat diperoleh. Dari itu semua alumni yang hadir lanjut Martinus wajib mendaftar. "Dari sekian angkatan hampir semua sudah tersebar, bahkan ada yang di Jakarta," tutur Martinus.
Seterusnya seperti yang dikatakan Martinus, target peserta yang diinginkan dalam reuni tersebut sebanyak 500 orang. "Jumlah sebayak ini terdiri dari angkatan 1970-2000," jelas Martinus.
Kedatangan 500 alumni itu menurut rencananya, jika cuaca memungkikan akan disambut dan diringi dengan tarian Dayak. Dari hasil pantauan di lapangan, meskipun lama tidak pernah bertemu, namun mereka tetap memperlihatkan keakraban yang sangat luar biasa. "Tiada masa paling indah masa-masa di sekolah. Demikian syair singkat dari lagu yang dinyanyikan Koes Plus. Hal ini barang kali yang mereka inginkan dalam pertemuan tersebut.
Martinus menjelaskan adapun maksud dari reoni tersebut adalah untuk menjalin keakraban dan kebersamaan antara angkatan-angkatan yang sudah ditentukan. "Tujuan reuni kita ini tidak lain tidak bukan untuk temu kangen, terlebih untuk menjalin keakraban sesama alumni," ulas Martinus.
Acara reuni ini akan berlangsung selama 4 hari. Hari pertama yakni tanggal 5 september 2008 acara penyambutan dan rapat kordinasi antar panitia dari Sekadau dan panitia kecil dari Jakarta. Hari kedua, seminar atau pencerahan terakhirt acara napas tilak atau jalan santai. Rute yang akan dilalaui mulai dari gedung baru SMPK St. Gabriel, menuju gedung lama SMPK Gabriel, dan dilanjutkan ke asrama Susteran, terakhir kembali lagi kegedung baru SMPK St. Gabriel. Tepat pukul 19.00 wib acara reuni resmi dibuka. Hari ketiga sebelum seminar dilanjutkan, semua anggota reuni akan melaksanakan Misa bersama di Gereja Katolik Sekadau. Untuk acara malam hari selaian menampilkan Koes Plus, panitia juga mengadakan acara api unggun. Hal biasa yang dilakukan dihari terakhir adalah acara sayonara. Demikia serangkaian kegiatan reuni SMPK St. Gabriel Sekadau untuk angkatan 1970-2000.
Panitia Hadirkan Koes Plus.
Koes Plus salah grup band yang berhasil merilis salah satu lagu terpaforitnya saat bersama di sekolah. Untuk mengenang kembali masa indah tersebut, sengaja panitia menghadirkan Koes Plus. Berdasarkan jadwal yang sudah ditentukan panitia, Koes Plus mentas Sabtu Malam (6/8), pukul 20.00 wib.
Martinus yakin masyarakat Sekadau akan berbondong-bondong datang menyaksikan penampilan pas Pion Kuspoyo dan reken-rekannya. "Kita sekalian tntu akan terhibur dengan lagu manis yang akan dipersembahkan koes plus," ujar Martinus lagi.□Hartono/Borneo Tribune, Sekadau.

Baca Selengkapnya..

Wednesday, September 3, 2008

Sui Tebelian Disiapkan Ibukota PKR


Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Sintang, Drs H Jannah Lingga, M.Si, mengungkapkan, jenuhnya kawasan dalam Kota Sintang membuat pihaknya berencana menjadikan kawasan lahan antara Kota Sintang-Sui Tebelian sebagai daerah pusat ibu kota Provinsi Kapuas Raya (PKR).

Kawasan dalam Kota Sintang sudah jenuh. Untuk memformat jalan baru dalam kota pun sulit dilakukan. Karenanya, Bappeda kini sedang mendesign alternatif membuka lahan kota baru agar beban lahan pemukiman kota lama (Sintang Kota) menjadi berkurang. Penataan Sintang Kota tetap kita lakukan, tetapi bukan sebagai persiapan ibukota PKR. ”Ibukota provinsi bukan berada dalam Sintang Kota, akan tetapi kita keluarkan ke daerah antara Kota Sintang-Sui Tebelian, termasuk penempatan fasilitas-fasilitas kantor provinsi dan lintas vertikal provinsi,” kata Lingga kepada saya, di ruang kerjanya pada, Senin (1/9) pagi.
Dengan kondisi jenuhnya kawasan Kota Sintang, Lingga juga membeberkan pihaknya sedang berencana mengalihkan kawasan pemukiman ke luar Kota Sintang. Bagi masyarakat kelas menengah ke bawah, Bappeda mendesign pemukimannya berada di sebelah lajur kanan arah Sui Ukoi. Atau dengan kata lain, kawasan pemukiman itu direncanakan lokasinya berada dekat kawasan industri dan pelabuhan Sui Ringin.
”Untuk industri tentunya memerlukan perumahan karyawan, buruh dan sebagainya. Di dekat Terminal Sui Ukoi juga akan kita buat terminal bongkar muat barang. Tentunya disana juga akan memerlukan banyak tenaga buruh dan lainnya. Sedangkan untuk warga kelas menengah keatas atau yang berduit, untuk pemukiman yang sedikit elit diarahkan ke daerah Kelam,” jelasnya.
Dengan memperhatikan konsep wilayah, Lingga menjelaskan, terdapat dua konsep pembangunan yang akan ditangani, yaitu wilayah perkotaan dan wilayah pedesaan. Akan tetapi, pria yang juga menjabat sebagai Ketua Dewan Pimpinan Daerah Muhammadiyah Sintang ini mengakui adanya persoalan dalam rencana pembangunan wilayah perkotaan, dimana di wilayah perkotaan persoalan yang dihadapi adalah persoalan jalan, trotoar, marka dan pasar.
Khusus untuk persoalan jalan, Bappeda mengevaluasi jalan yang ada dan akan dirancang jalan baru. Jalan baru artinya, akan dibuka jalan di kawasan pemukiman yang penduduknya belum ada atau belum padat. Dari hasil kajian yang dilakukan di jalan ada sekarang ini, jalan Kota Sintang dilihat dari perumahan penduduk, sudah jenuh.
”Jenuh dalam arti kata jalan yang ada itu tidak mungkin dilebarkan. Boleh dilebarkan, tetapi memerlukan perencanaan yang matang dan juga biaya yang besar. Kenapa biaya besar? karena selain pembangunan fisik jalannya, disana juga mungkin sudah ada rumah penduduk, ada lahan usaha, pagar, tanaman dan sebagainya,” katanya.
Pelebaran itu lanjutnya, dimungkinkan bisa saja terjadi jika masyarakat mengikhlaskan tanahnya, tetapi bangunan yang ada terutama rumah, mungkin akan berat. Tetapi meski demikian, Lingga menyatakan kondisi itu tidak serta merta menutup kemungkinan akan terjadinya pelebaran jalan. Karena, untuk mewujudkan rencana itu pihaknya hingga saat ini masih melakukan pengkajian dan pendekatan terhadap masyarakat terkait rencana pelebaran jalan dimaksud.

Dua Jalur
Adapun rencana jalan yang sangat perlu untuk dilebarkan, adalah Jalan M.T. Haryono. Di jalan itu rencananya akan dibuat menjadi dua jalur. ”Karena kita rencanakan mulai tahun 2009 sudah ada perencanaan jalan dua jalur dari Simpang Pinoh sampai ke Sintang Kota, masuk hingga ke jalan M.T. Haryono dan kemudian masuk hingga jalan menuju Simpang Tugu Sebeji,” bebernya.
Kemudian untuk jalan dalan Kota Sintang yang direncanakan akan dilebarkan, adalah Jalan M.Saad, Jalan Imam Bonjol dan Jalan Pangeran Kuning. Ketiga jalur jalan ini, menurutnya merupakan jalur fital yang ada dalam Kota Sintang yang sudah terbangun.
Meski telah memiliki Jalan Lintas Melawi dengan dua jalur dan Jalan M.T. Haryono yang cukup lebar, sebagian pihak melihat kondisi jalan yang ada di Kota Sintang sekarang ini belum layak dijadikan sebagai jalan di wilayah yang direncanakan sebagai ibu kota Propinsi Kapuas Raya. ”Memang betul itu. Karena yang dikatakan sebagai jalan dalam kota itu tidak hanya satu, melainkan harus ada alternatif jalan lainnya,” ucap Lingga membenarkan penilaian sebagian pihak terkait kondisi jalan Kota Sintang saat ini.
Saat ini tutur Lingga, Jalan M.T. Haryono dan Jalan Lintas Melawi hanya satu jalan, dengan tidak adanya jalan alternatif lainnya. Jika kedua jalan itu mengalami kemacetan, maka segala aktivitas baik itu arus barang, arus orang tidak akan ada. Oleh karena itu untuk di Jalan M.T. Haryono, Bappeda kini sedang merancang pembangunan ring road (jalan memutar) Sui Durian. Ring road itu dimulai dari Tugu P.U atau yang biasanya juga disebut Tugu Kiban (Kompi Bantuan) ke belakang Bandara Susilo hingga tembus ke belakang daerah Masuka.
”Ini jalan alternatif kedua, sehingga beban berat Jalan M.T. Haryono terkurangi, sedangkan pelebaran Jalan M.T. Haryono tetap dilakukan. Jalan alternatif itu sedang kita rancang tahun 2008 ini, tetapi pembangunan fisiknya telah kita lakukan walaupun jalan alternatif tersebut belum tembus hingga ke Masuka,” tambahnya.

Jalan Alternatif
Yang menjadi kesulitannya saat ini ungkapnya, adalah pembangunan jalan alternatif di kawasan Tanjung Puri. Jika dibuatkan ring road di Tanjung Puri, yang paling bisa dilakukan adalah pembangunan ring road mulai dari daerah Akcaya I sampai ke daerah Sui Ana. Pemikiran lainnya, adalah mulai dari daerah Teluk Menyurai hingga ke Akcaya I. ”Kesulitan yang dihadapi, adalah jalan yang di dalam kota. Jika umpamanya beban berat Jalan Lintas Melawi terlampau besar, sekarang alternatif keduanya kemana ?,” ujarnya.
Dikatakannya, Jalan Teuku Umar tidak mungkin untuk dilebarkan, karena selain kawasan jalan itu padat penduduk, jalan itu juga biasanya terendam banjir jika volume air sungai naik, demikian juga untuk daerah Baning Hulu. Yang bisa dilakukan, sambung Lingga, adalah pelebaran jalan mulai dari Baning Hulu-Sungai Ana sampai ke Akcaya I.
”Ini sudah masuk konsep pembangunan kita, termasuk tembus mulai dari RRI-Rumah Sakit Rujukan-Sui Ana. Nantinya mulai Sui Ana Hulu itu akan dibuatkan jalan, yang sebagian jalannya sudah dimulai sekarang. Memang untuk melapis jalan alternatif Jalan Lintas Melawi sangat berat bagi kita,” akui Lingga.

Kota Baru
Dengan jenuhnya Kota Sintang saat ini, Lingga mengungkapkan bahwa pihaknya kini sedang merancang jalan-jalan baru untuk tiga daerah baru yang dirancang untuk dijadikan sebagai kota baru, yakni daerah Tanjung Puri (mulai dari Akcaya I-Sui Ana-Teluk Mneyurai), kemudian daerah Kapuas Kiri Hulu (mulai dari belakang SMPN 4 Sintang-Kantor Lurah Kapuas Kiri Hilir-tembus hingga ke RT 11 lewat belakang SMPN 4 Sintang), dan yang ketiga adalah daerah Sui Durian (mulai dari belakang Bandara Susilo-Sui Ringin-daerah Sengkuang). ”Jadi kita akan membuka jalan-jalan baru di daerah tersebut. Kita harapkan mulai tahun 2009 sudah mulai design teknis,” tandasnya.□

Baca Selengkapnya..

Tuesday, September 2, 2008

Sebulan, RUU Kapuas Raya Selesai


Proses lahirnya suatu Rancangan Undang-Undang (RUU) melalui ”Hak Inisiatif” melewati pintu DPR RI untuk pembentukan suatu daerah otonom baru seperti Provinsi Kapuas Raya memang bukan perkara mudah. Namun bukan pula merupakan suatu hal yang sulit atau mustahil.

”Namun yang terpenting kalau sudah Badan Musyawarah (Banmus) putuskan bahwa pemekaran Provinsi Kapuas Raya disidangkan dalam Paripurna DPR RI dan disetujui oleh semua fraksi yang ada DPR RI, maka pimpinan DPR akan menugaskan Badan Legislasi (Baleg) untuk melakukan proses harmonisasi dan sinkronisasi terhadap suatu rancangan Undang-Undang,” demikian penegasan itu disampaikan Anggota Komisi II DPR RI yang sekaligus sebagai salah satu unsur pimpinan di Badan Legislasi (Baleg) DPR RI, Prof. Drs. H. Rustam E. Tamburaka, MA, PhD di calon ibukota Provinsi Kapuas Raya, Kabupaten Sintang.
Legislator Partai Golkar ini menerangkan apa yang disebut harmonisasi dan sinkronisasi itu adalah segala persyaratan untuk membentuk suatu daerah otonom baru seperti Provinsi Kapuas Raya. Proses harmonisasi itu dilihat dari sisi persyaratan administratif beserta teknis cakupan wilayah termasuk persyaratan fisik serta letak ibu kota provinsi itu berada di mana. ”Setelah proses itu selesai dilalui, kita buatkan rancangan Undang-Undangnya,” terang Tamburaka ketika berkunjung ke Kabupaten Sintang melakukan kunjungan spesifik sekaligus verifikasi faktual belum lama ini.
Kemudian dia menjelaskan bahwa sesuai dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2003 silam, maka pada saat ini khususnya untuk pembentukan suatu wilayah otonom baru itu berbeda ketika pada periode 1999-2004 silam. Dalam periode yang lalu dalam satu UU dapat diakomodir beberapa daerah otonom baru. Mulai dari provinsi maupun kabupaten/kota dapat dijadikan satu ke dalam satu UU saja.
Namun pada periode saat ini, jelas Tamburaka lagi, untuk pembentukan suatu provinsi, kabupaten maupun kota di Indonesia harus diakomodir masing-masing ke dalam satu UU dan tidak bisa digabungkan lagi seperti pada periode yang lalu. Karena apa, karena di dalam konsideran, landasan filosofis, landasan sosiologis, dan landasan yuridisnya berbeda-beda. ”Itu yang kami jadikan alasan untuk membentuk suatu daerah baru dengan membentuk Undang-Undang sendiri-sendiri dan tidak bisa digabungkan seperti pada periode terdahulu,” ungkap dia.
Dia mengaku bahwa proses pembuatan suatu rancangan Undang-Undang di Badan Legislasi DPR RI itu tidak memakan waktu yang lama. Menurutnya, pembuatan suatu RUU itu hanya memakan waktu selama satu bula saja, termasuk RUU Provinsi Kapuas Raya. ”Kalau sudah ada perintah dari pimpinan DPR kepada Baleg untuk segera menyelesaikan RUU, paling lama satu bulan selesai,” tegasnya.

Setelah RUU dan nomornya selesai dibuatkan Baleg, kata Tamburaka maka dikembalikan lagi ke DPR. Dan proses selanjutnya DPR akan mengirim surat kepada Presiden untuk minta surat persetujuan Presiden dan Presiden segera memerintahkan Menteri di kabinetnya untuk ikut membahasnya di DPR. ”Jadi apabila konsep RUU itu telah diharmonisasi dan sinkronisasi di Badan Legislasi, lalu dikirim ke pimpinan DPR, lantas Pimpinan DPR meneruskan ke Presiden bahwa ini sudah selesai dirumuskan dan tinggal pembahasannya,” imbuh dia.
Kemudian dalam proses pembahasan antara DPR dan pemerintah tentang RUU pembentukan suatu otonom baru itu tentu dibahas di Komisi II DPR RI. Sebab kalau harus dibentuk Pansus maka akan memerlukan waktu yang cukup panjang lantaran melibatkan semua fraksi dan komisi yang ada di DPR.”Kalau sudah turun Ampres dari Presiden, maka yang biasanya mewakili pemerintah adalah Mendagri maupun Menkumham dan tinggal menjadwalkan untuk melakukan pembahasan tersebut di Komisi II DPR,”.
Ketika melakukan proses pembahasan antara DPR dan pemerintah maka dilakukan penelusuran kembali segala persyaratan dan RUU diteliti yang akan dilakukan oleh satu tim kecil untuk melakukan koreksi. ”Kalau sudah dibahas di Baleg paling-paling satu minggu dan paling lambat satu bulan,” bebernya.
Kendati demikian, yang sering menjadi aral dan cenderung menjadi keterlambatan pada proses pembahasan ini adalah Menteri yang telah ditunjuk untuk ikut dalam proses pembahasan yang mengalami kendala tertentu. Misalnya karena agenda kementeriannya, sehingga membuat agenda pembahasan itu menjadi tertunda. ”Misalnya Mendagri harus melantik Gubernur di salah satu provinsi atau hal lainnya. Ini yang seringkali membuat proses pembahasan menjadi terlambat,” tutup Tamburaka.□Andry/Borneo Tribune, Pontianak.

=======
DUKUNG PKR. Dengan membawa spanduk berisikan dukungan terhadap pembentukan Provinsi Kapuas Raya (PKR), berbagai elemen masyarakat hingga pelajar tumpah ruah di halaman Gedung Pancasila, Jumat (29/8) menunggu pertemuan akbar masyarakat Kapuas Raya dengan anggota Komisi II DPR RI. FOTO Ade M Chandra/Borneo Tribune.

Baca Selengkapnya..