BERPEGANGLAH PADA DIDIKAN, JANGANLAH MELEPASKANNYA, PELIHARALAH DIA, KARENA DIALAH HIDUPMU...Amsal 4:13

Thursday, November 19, 2009

Komisi Ilegal

Oleh TY

Kerja komisi ilegal. Kedengarannya asing di kuping kita. karena kita di Kalbar ini belum pernah mengalaminya.
Tapi kalau soal TKI/TKW ilegal sering dengar, bahkan sering saksikan. Demikian juga dengan penyeludupan barang yang berbau ilegal, sering kali kita baca di koran. Itu maklum saja, karena kita ini daerah yang berbatasan darat langsung dengan negera lain, Malaysia dan Brunai Darussalam. Tentu banyak jalan tikus di sepanjang perbatasan.

Belum lagi soal pertambangan ilegal, atau pembalakan hutan secara liar atau bahasa polisinya illegal longging. Dua, tiga tahun lalu operasinya menjadi momok yang menakutkan bagi masyarakat, terutama di daerah pedalaman—yang masih memiliki hutan rimba.
Nah, kembali ke kerja komisi ilegal tadi, itu terkait dengan pimpinan DPRD Provinsi hingga kini masih sementara. Sementara komisi dan badan sudah terbentuk, namun mereka tidak bisa bekerja, karena apabila ngoyo kerja, apa pun yang mereka kerjakan itu ilegal, karena komisi, badan atau apa pun namanya yang menunjang tugas kedewanan harus disahkan oleh pimpinan definitif.
Soal kerja komisi ilegal ini sebetulnya keluar dari mulut Ketua Fraksi PKS, Fatahillah Abrar yang bersama rekan-rekan melakukan konsultasi ke Depdagri terkait Partai Golkar yang hingga deadline belum juga menyodorkan nama unsur pimpinan.
Sementara tiga partai lainnya, yakni PDIP, Demokrat dan PPP sudah memasukkan nama untuk unsur pimpinan. Nah, bagaimana komisi-komisi yang sudah dibentuk itu bisa bekerja, sementara pimpinan definitif belum tebentuk?
Itulah, hal ikwal mengapa muncul istilah kerja komisi ilegal.

Baca Selengkapnya..

Soal Kenaikan Tunjangan PNS

Oleh TY

Hari ini di media nasional kita baca, untuk profesional tidak mesti menaikkan gaji. Itu apa artinya?
Artinya, orang yang profesional bukan ditentukan oleh besar kecilnya gaji, tapi profesional karena memang dia ahli di bidangnya, atau menguasai bidang pekerjaannya.

Nah, bila dia menguasai bidangnya, berapa pun gaji yang diterimanya, dia akan tetap bekerja profesional. Karena memang itu profesinya dan profesi itu wajib dijaga.
Tapi di negeri ini, profesional sering diukur dengan upah yang diterimanya. Besar upah, besar pula tenaga dan pikiran yang harus dikeluarkannya. Bila budaya itu dipertahankan terus, sampai kapan kita bisa maju dan betul-betul profesinal?
Kita berahap, rencana Pemprov Kalbar yang kini tengah mengkaji kenaikan tunjangan bagi PNS di lingkungan Pemprov tidak diukur dengan keinginan mereka meningkatkan profesionalitasnya.
Kita ingin mereka tidak terpengaruh dengan rencana kenaikan tunjangan itu baru mau bekerja keras. Sebagai abdi negara, abdi masyarakat sudah sewajarnya mencurahkan pikiran dan meluangkan waktu untuk mengabdi bagi masyarakat dan negeri ini.
Dengan kondisi sekarang, sebagai masyarakat pun mendukung rencana Pemprov menaikkan tunjangan PNS terhitung mulai Januari 2010 nanti.
Walau kisaran kenaikannya masih belum final, tapi setidaknya, itu bisa melecut semangat PNS di Pemprov untuk lebih meningkatkan kinerjanya.
Untuk meningkatkan kinerja pegawai itu diakui sendiri oleh Kepala BKD Provinsi, Lensus Kandri. Itu salahsatu motivasi bagi pegawai dalam menjalankan tugasnya. Tentu kenaikan berdasarkan pada golongan, jabatan dan beban kerja mereka masing-masing.
Konsekuensi dari kenaikan tunjangan pegawai yang berkisar pada angka Rp600 ribu itu pastilah berimplikasi pada anggaran daerah.
Secara umum pengeluaran pemerintah lebih dari separuh untuk belanja pegawai atau gaji pegawainya. Begitu pun dengan Kalbar, APBD-nya yang diprediksi dalam kisaran Rp1,5 Triliun, dengan belanja pegawai paling besar, kenaikan tunjangan jelas berpengaruh pada pos-pos anggaran lainnya.
Sejauh tidak mengorbankan kepentingan masyarakat, kita tetap mendukung kebijakan tersebut, yang jelas dengan kenaikan tidak hanya kinerja yang meningkat tapi juga kemampunan personel harus ditingkatkan.
Jangan sampai ada kesan pegawai hanya memenuhi struktur saja, sementara keahlian tidak diutamakan. Akibatnya tak jarang masyarakat justru sering menemukan oknum pegawai yang kongkow-kongkow di warung atau kedai kopi.
Besar harapan kita dengan kenaikan tunjangan, kinerja semakin baik dan kontrol terhadap sesama pegawai juga bisa jalan, sehingga tidak ada lagi kesan pegawai hanya pada jam-jam tertentu saja, sisanya tak jelas.
Bila pelayanan penuh dedikasi yang ditunjukkan kepada masyarakat, sebetulnya masyarakat tidak pernah mempersoalkan kenaikan gaji atau tunjangan pegawai. Yang masyarakat persoalkan apabila ada isu kenaikan gaji, barang kebutuhan masyarakat di pasar sudah duluan naik. Bahkan kenaikannya justru tidak terkontrol.
Pendek kata, kita ingin PNS kita profesional dan kesejahteraannya terjamin. Dengan demikian, maka tidak ada lagi kisah pungli di sana-sini ketika masyarakat berurusan dengan mereka. Semoga.

Baca Selengkapnya..

Monday, November 16, 2009

Awas Banjir

Oleh TY

Menjelang akhir tahun, selama November, Desember hingga awal Januari curah hujan di Kalimantan Barat tinggi. Curah hujan yang tinggi itu menandakan datangnya musim penghujan.

Bila musim hujan tiba, maka siap-siaplah menyambut datangnya banjir. Segar dalam ingatan kita, hampir setiap penghujung tahun terjadi banjir besar di beberapa daerah di Kalbar ini.
Yang terparah terkena banjir biasanya di Kota Singkawang dan Sambas. Dua tahun terakhir, Singkawang dan Sambas mengalami banjir terparah, bahkan sempat beberapa hari transportasi terputus, kendaraan tidak bisa lewat, akibatnya pasokan sembako juga terhambat.
Sementara di daerah selatan banjir terparah biasa terjadi di Melawi, Sintang, Sekadau, Sanggau dan Landak. Tentu, tidak ada pengecualian untuk Kota Pontianak. Bahkan Sabtu kemarin, beberapa kawasan Kota Pontianak terendam banjir.
Banjir yang sering terjadi belakangan ini bukan hanya fenomena alam dan siklus cuaca semata, tapi ulah manusia juga turut menjadi penyebabnya.
Sumbangsih manusia sebagai penyebab banjir sangat besar. Mulai dari aktivitas pertambangan emas tanpa ijin (PETI), pembalakan hutan atau illegal logging, sampai pada pembukaan perkebunan sawit secara besar-besaran.
Nah, aktivitas manusia diatas, diyakini sebagai penyebab utama banjir di daerah ini. Hujan sedikit saja, banjir sudah menggenang beberapa kawasan rendah. Sebab tidak ada lagi pohon yang sanggup menahan laju air hujan, tidak ada lagi akar yang sanggup menyimpan air hujan, akibatnya, begitu hujan deras siap-siaplah menerima bencana banjir itu. Kadang banjir bandang yang datang.
Sekarang bencana banjir sudah menjadi momok menakutkan. Beda dengan puluhan tahun silam, banjir besar hanya terjadi dalam siklus 20-an tahun sekali.
Tapi sekarang ini banjir kapan saja bisa terjadi. Ada hujan besar pasti ada banjir, sungai gampang meluap. Itu akibat hutan kita sudah habis, gunung digunduli menjadi perkebunan kelapa sawit. Itu sama saja dengan panen sawit panen bencana.
Nah, untuk hari-hari kedepan bersiap-siaplah menerima bencana banjir itu. Sejak dini kita harus mengantisipasinya dengan sikap waspada. Ya waspada itu lebih baik menghindari korban bencana banjir!

Baca Selengkapnya..

HoB dan Renstra

Oleh TY

Kawasan Heart of Borneo (HoB) yang sebagian besar wilayahnya masuk Kalimantan Barat sangat berpeluang masuk dalam rencana pembangunan jangka menengah melalui rencana strategis (Renstra) sektor pariwisata Indonesia tahun 2010 yang tengah disiapkan Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesia.

Tentu itu kabar baik bagi kita, utamanya Kalimantan dan lebih khusus lagi Kalimantan Barat.
Sebab bila itu benar masuk Renstra, maka peluang kita maju lebih terbuka, terlebih daerah ini berbatasan darat langsung dengan dua negara tetangga, yakni Malaysia dan Brunai Darussalam yang juga masuk kerjasama strategis HoB.
Sebagai orang yang berada di daerah kawasan HoB, tentu kita berharap empat provinsi di Kalimantan ini sepakat dan mendukung HoB masuk dalam rencana strategis dimaksud.
Sebab kedepan kita berharap ada perkembangan di daerah ini, apalagi HoB itu merupakan daya tarik wisata tersendiri bagi para turis, utamanya turis dari manca negara.
Bila HoB tersebut tidak masuk dalam paket Renstra Departemen Pariwisata, maka tidak ada ada perubahan dan HoB yang selama ini kita kenal bukanlah menjadi daerah tujuan wisata.
Dan agar bisa menjadi daerah tujuan, suatu obyek wisata harus mempunyai akses yang baik, terutama fasilitas pendukung harus memadai serta masyarakat yang memahami kepariwisataan.
Itu artinya, HoB merupakan produk baru yang bisa dijual ke masyarakat internasional.
Tentu sebelum dipasarkan, kesiapan kita perlu diperhatikan. Terutama masalah infrastruktur tadi, termasuk mental masyarakatnya.
Mental masyarakat ini penting, mengingat daerah kita masih sangat awam dengan dunia pariwisata, terutama perlakuan terhadap orang asing atau turis yang akan berkunjung ke daerah ini.
Tentu tantangan terbesar adalah masalah sosial, terutama menyangkut budaya dan norma yang berlaku di masyarakat lokal atau setempat. Ini tentu menjadi pekerjaan rumah yang tidak ringan.
Bolehlah HoB masuk Renstra departeman, tapi apakah masyarakat kita siap mendukungnya?
Pertanyaan besar yang masih terus diupayakan memberi jawaban positif demi mendukung visit Kalbar 2010 mendatang.
HoB sendiri merupakan sebuah inisiatif yang dirancang sebagai program pemanfaatan berkelanjutan dan konservasi yang bertujuan mempertahankan keberlanjutan manfaat salah satu hutan terbaik yang masih tersisa di Borneo bagi kesejahteraan generasi sekarang dan mendatang.
Dan dunia sangat berkepentingan dengan hutan Borneo tersebut. Saking pentingnya, sampai-sampai Gubernur Cornelis diundang Gubernur California, Arnold untuk membahas hijaunya hutan Borneo tersebut.
Nah, bila dikaitkan dengan paket wisata, maka masyarakat dunia akan semakin penasaran dan mau berkunjung ke kawasan HoB tersebut.
Sebagaimana diketahuo, cakupan wilayah HoB membentang pada rangkaian dataran tinggi Borneo yang terhubung secara langsung dengan dataran rendah di bawahnya. Wilayah kerja ini melintasi Brunei Darussalam, Indonesia dan Malaysia.
Di Indonesia, kawasan HoB mencakup tiga provinsi yaitu Kaltim, Kalbar, dan Kalteng.

Baca Selengkapnya..

Jujur dan Sumpah

Oleh TY

Hari-hari terakhir ini kita saksikan berita di televisi maupun koran atau majalah, fokus utamanya adalah pemberitaan seputar perseteruan Kepolisian dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Secara kasat mata kita masyarakat melihat ada yang aneh dan janggal dari perseteruan dua lembaga penegak hukum itu. Dan secara kasat mata pula pertanyaan masyarakat seakan sengaja tidak dijawab.
Padahal kalau mau jujur, jawabannya sudah jelas terang benderang. Masyarakat kini hanya menunggu jawaban resmi saja.
Dan saya yakin masyarakat sudah bisa menyimpulkan sendiri dari benang kusut yang sudah lebih sepekan ini di pertontonkan ke publik itu.
Satu kalimat klasik layak dikedepannya. Yakni jujur. Jujur adalah sebuah ungkapan yang acap kali kita dengar dan menjadi pembicaraan masyarakat. Akan tetapi bisa jadi kata tersebut hanya mencakup sisi luarnya saja dan belum menyentuh pembahasan inti dari makna jujur itu sendiri. Apalagi perkara kejujuran merupakan perkara yang berkaitan dengan banyak masalah di sekitar kita, yaitu menyangkut moral maupun akhlak seseorang.
Dan jujur itu erat kaitnya dengan jual-beli, utang-piutang, sumpah, dan termasuk menjernihkan persoalan KPK-Polri tersebut.
Hemat saya, jujur merupakan sifat yang terpuji. Sebab jujur itu tidak mesti dengan sesama manusia saja, tapi juga kepada Tuhan.
Bila saja ada kejujuran diantara Kepolisian, Kejaksaan dan KPK sendjri, maka akan ada keselarasan antara berita dengan kenyataan yang ada. Jadi, kalau suatu berita sesuai dengan keadaan yang ada, maka dikatakan benar/jujur, tetapi kalau tidak, maka dikatakan dusta.
Kejujuran itu ada pada ucapan, juga ada pada perbuatan, sebagaimana seorang yang melakukan suatu perbuatan, tentu sesuai dengan yang ada pada batinnya.
Sebab tidak mungkin seorang yang munafik bisa dikatakan sebagai seorang yang jujur walau dia menampakkan dirinya sebagai ’orang baik’. Yang jelas, kejujuran merupakan sifat seorang yang beriman, sedangkan lawannya, dusta, merupakan sifat orang yang munafik.
Nah, pertanyaan kita sebagai masyarakat apakah kejujuran itu bisa hilang diantara dusta yang ada? Apakah harus bersumpah agar kejujuran itu bisa muncul ke permukaan?
Dalam perseteruan Polri-KPK ini, kita juga menyaksikan sumpah. Sumpah yang dilakukan petinggi Polri, KPK maupun mereka-mereka yang terlibat di dalamnya.
Apakah dengan sumpah semuanya bisa tuntas? Belum tentu! Sebab sekali lagi kunci dari semuanya itu adalah kejujuran. Ya jujur itu panglimanya.

Baca Selengkapnya..

Mengambil Jentik

Oleh TY

Mengambil jentik. Ya kedengarannya sangat sederhana. Dan memang sederhana. Cukup keliling dari rumah ke rumah dan membuka tempayan atau tempat penampungan air lalu mencedok jentik nyamuk dengan jaringan yang dibuat khusus.

Kegiatan mengambil jentik itu sering dilakukan anak-anak tanggung untuk makanan ikan peliharaannya. Ikan saumang, kaloi dan sejenisnya yang biasa di pelihara anak-anak dalam kaleng atau botol kecil.
Cara kerja sederhana anak-anak mencari jentik nyamuk, ternyata sangat ampuh diterapkan untuk memerangi demam berdarah dengue (DBD)yang sekarang sudah menjadi kejadian luar biasa (KLB) di Kalbar, utamanya di Kota Pontianak.
Bahkan Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Kalbar, Frederika Cornelis langsung sosialisasi rumah bebas jentik itu dengan memberikan bantuan alat penangkap jentik dan sejumlah abate.
Fogging yang selama ini gencar dilakukan pemerintah, khususnya dinas kesehatan ternyata kurang manjur dalam memerangi DBD tersebut, sebab nyamuk yang notabene bisa terbang itu ketika fogging dilakukan segera terbang melarikan diri ke tempat yang tidak kena fogging atau pengasapan.
Dengan demikian, maka DBD pun bergeser sesuai pergeseran nyamuk yang sudah kena virus DBD tersebut.
Selain sederhana, cara basmi dengan mengambil langsung jentik juga biasanya murah meriah. Cukup membeli kelambu dan kawat sebagai bahan dasar membuat alat pencedok jentik dimaksud.
Bila itu dilakukan serentak oleh masyarakat Kota Pontianak, maka pembasmian jentik DBD jauh lebih terarah. Setiap keluarga cukup menjaga tempayan atau tempat penampungan airnya masing-masing, lalu mencedok jentiknya setiap hari atau dua hari sekali.
Dengan demikian, maka jentik segera akan terbasmi segera. Termasuk pembuangan kulkas, tempat minum burung dan kaleng-kaleng bekas yang ada di sekitar tempat tigngal, perlu diperhatikan dan diusakan dikumpul lalu dibakar.
Itu merupakan cara-cara tradisional dalam memerangi nyamuk khsusunya DBD yang sangat menakutkan masyarakat itu. Apalagi sekarang ada jenis yang ganas, bila tidak punya kekebalan tubuh, maka penderita langsung drof dan bisa vatal akibatnya.
Nah, kita berharap gerakan rumah bebas jentik nyamuk yang dipelopori TP PKK provinsi dan didukung penuh pemerintah itu bisa menjadi altenatif mengatasi penyebaran DBD di daerah ini. Semoga masyarakat juga dengan kesadaran tinggi bisa mengambil jentik di tempayannya sendiri. Mari mencoba.

Baca Selengkapnya..

Memahami Fase Negatif Anak

Oleh TY

Selain banyak membaca buku tentang keluarga dan anak, selebihnya saya banyak belajar dari perilaku kedua anak saya dalam kehidupan hari-harinya di rumah.
Anak pertama laki-laki berusia hampir sembilan tahun dan anak kedua perempuan berumur hampir tujuh tahun. Keduanya menunjukkan sifat yang cenderung berbeda. Si sulung lebih mandiri dan agak malas, sedangkan si bungsu manja dan cenderung melawan alias mengatur.

Namun yang ingin saya bagikan dengan pengalaman saya mengamati perkembangan kedua anak itu, bahwa setiap anak akan mengalami fase negativisme yang ditunjukkan dengan perilaku penolakan dan pembangkangan.
Sebagai orangtua kita perlu memahami fase negativisme itu agar tidak berlanjut hingga dewasa kelak.
Ingat, semakin anak dilarang, perilaku negatifnya akan semakin menjadi-jadi. Nah, agar hal tersebut tidak terjadi, berikut beberapa hal yang perlu perhatikan orangtua:
Hindari terlalu banyak menggunakan kata ”tidak” atau ”jangan”. Untuk melarang anak sebaiknya pilih kata positif. Misalnya, "Sayang, kita main air di kamar mandi yuk sekalian mandi sore", ketimbang, "Mama kan sudah bilang, jangan main air kran. Basah semua deh."
Beri kesempatan pada anak untuk melakukan apa yang diinginkannya--tentu saja sejauh tidak membahayakan--tapi tetap dengan pendampingan. Misal, anak ingin membantu menyiram tanaman, sediakan gayung kecil, lalu ajari anak bagaimana menyiram tanaman dengan air secukupnya.
Biasakan mengajak anak berdialog sejak kecil, meski perkembangan bahasanya masih terbatas. Umpama, anak menolak permintaan orangtua, tanyakan mengapa ia tidak mau, pancing jawabannya lalu coba arahkan bagaimana seharusnya. Terlebih di usia prasekolah, umumnya penolakan anak disertai dengan alasan. "Aku enggak mau makan. Sayurnya pahit", ”tak enak makanannya”.
Ini karena kemampuan kognitif dan bahasa anak sudah semakin berkembang, demikian juga kemampuan sosialnya. Pada usia ini anak semakin menyadari bahwa mereka dapat bertindak secara mandiri, sesuai keinginannya. Dengan kata lain anak mulai menyadari bahwa mereka memiliki kekuatan untuk bertindak sesuai kehendaknya.
Berikan pilihan terbatas. Misal, anak tidak mau segera tidur, orangtua bisa menggunakan kata, "Adek mau gosok gigi dulu atau ganti baju dulu baru tidur?" Dengan begitu anak merasa dilibatkan saat pengambilan keputusan.
Dan yang paling penting, hindari kata-kata cancaman atau paksaan. Bila kita sering menggunakan ancaman atau paksaan, justru membuatnya penolakan anak semakin menjadi-jadi. Ingat anak bisa belajar bahwa segala hal bisa diselesaikan dengan ancaman atau paksaan bukan dengan dialog dan saling mendengarkan.

Baca Selengkapnya..

Memanfaatkan Momentum

Oleh TY

Perencanaan matang, kadang hasilnya tidaklah matang bahkan tak jarang mendatangkan kekecewaan. Tapi bukan berarti perencanaan itu tidak penting, perencanaan penting untuk mengukur kesiapan menghadapi sesuatu yang akan di hadapi di hari depan. Bahkan dengan perencanaan matang sesuatu bisa diukur sejauhmana tingkat keberhasilan atau pun kegagalannya dalam perjalanan kelak. Dan itu rutin dilakukan para pebisnis atau pengusaha.

Namun ada juga sesuatu tanpa perencanaan matang, justru bisa mendatangkan sukses. Bahkan bukan hanya sukses, tapi juga bisa berkembang dan berkembang tanpa bisa diprediksi hingga sejauhmana.
Tentu sukses yang tidak direncanakan itu tidak lepas dari kepandaian memanfaatkan momentum. Ya momentum adalah peristiwa lain yang terjadi atau yang direncanakan pihak lain, tapi kita bisa masuk ke kegiatan tersebut dengan cara berkolaborasi yang saling menguntungkan.
Itulah yang kami lakukan dengan Borneo Metro—koran kriminal yang kami lahirkan awal bulan ini. Tanpa banyak perencanaan, namun bisa jalan. Kami hanya melihat masih ada sisi lain dari kriminal yang belum tergarap di Kota Pontiank ini.
Dan untuk mengenalkan koran baru tersebut kepada masyarakat, kami menggunakan momentum Gebyar Sumpah Pemuda yang digagas oleh Taruna Merah Putih. Dan hasilnya wah, ribuan penonton yang memadati konser Kangen Band di stadion Sultan Syarif Abdurrahman, langsung mengenal Borneo Metro yang diluncurkan tanggal 31 Oktober 2009 malam itu.
Sejak peluncuran yang dilakukan Dirut PT Borneo Tribune Press, W. Suwito dan Pemred Borneo Tribune, H Nur Iskandar di acara Gebyar Sumpah Pemuda TMP itu, hingga hari ini kami tetap hadir setiap pagi di hadapan Anda sekalian.
Kami tidak hanya ingin hadir begitu saja atau hanya sekedar menambah alternatif bacaan koran kriminal, tapi kami memikiki keinginan yang kuat untuk tumbuh dan berkembang.
Ya ibarat seorang buta ia memiliki keinginan kuat untuk bisa melihat, begitu pun dengan kami yang semuanya anak muda, tentu kami memiliki keingin kuat untuk tumbuh dan berkembang. Sehingga suatu saat kelak kami benar-benar besar di tengah-tengah masyarakat Kalbar. Itulah keinginan kuat kami. Dan dukungan Anda yang melecutkan semangat kami.

Baca Selengkapnya..

Ganyang Mafia

Oleh TY

Pekan ini hukum kita berada di titik nadir. Institusi penegak hukum, Kejaksaan, Polri dan KPK mempertontonkan drama yang memilukan. Dan itu jelas mencoreng keperkasaan hukum yang selama ini menjadi dewa tempat mencari keadilan.

Namun di tengah hiruk pikuk masyarakat membicarakan rekayasa dan yang melahirkan kata kriminalisasi, gara-gara perseteruan cicak dan buaya, pemerintah justru bertekat memerangi mafia hukum.
Saya sendiri agak geli dengan tekad tersebut. Bila ingin memerang mafia peradilan itu, jelas sikat saja jangan melihat aspek ini itu lah, masyarakat sudah terang benderang melihatnya.
Yang menjadi pertanyaan kita, apakah pemerintah sanggup memberantas mafia hukum yang justru ada di berbagai lembaga pemerintah itu sendiri.
Program 100 hari pemerintah yang diemban Kabinet Indonesia Bersetu kedua dibawah komando Presiden SBY, bertekad memerangi mafia hukum, mafia peradilan, termasuk Kejaksaan, Kepolisian. Apakah sanggup? Sementara sikap ktia sebagai masyarakat jelas, kita ingin semua itu tuntas sehingga keraguan masyarakat dua tiga hari ini pulih kembali.
Walau demikian, sebagai masyarakat yang sudah terlanjur hidup di negeri ini kita lihat saja program konkret dari pemberantasan mafia hukum itu antara lain pemerintah, dalam hal ini Polri menerima laporan dari masyarakat, dan melakukan proses yang transparan dalam penyidikan, serta segera melakukan tindakan bila ada laporan.
Bahkan Presiden SBY sendiri menetapkan program utama pemberantasan mafia hukum dengan tema GM atau Ganyang Mafia. Itu masuk dalam 100 hari program kabinetnya. Bahkan masyarakat bisa mengirim SMS ke nomor 9949 dengan kode GM.
Mafia hukum yang perlu diganyang seperti makelar kasus, suap menyuap, pemerasan, jual beli perkara, mengancam saksi, mengancam pihak-pihak lain, serta pungutan yang tidak semestinya.
Dan mafia hukum itu sangat dekat dengan institusi seperti Kepolisian, Kejaksaan, Pengadilan, KPK, departemen-departemen, pajak, Bea Cukai, termasuk daerah-daerah di Republik ini. Berhasilkan GM itu? Kita lihat saja.

Baca Selengkapnya..

Thursday, November 5, 2009

Penerimaan CPNS di Bawah Bayangan Calo

Oleh TY

Calo seakan sudah menjadi ritual setiap penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS). Cerita percaloan ini hampir terjadi setiap ada rekrutmen CPNS. Di mana pun di Republik ini.
Seperti Pemerintah Provinsi Kalimanatan Barat, sejak Senin (2/11) kemarin sudah mulai menerima berkas CPNS untuk seluruh formasi yang tersedia.

Penerimaan berkas itu langsung diserahka ole pelamar ke Badan Kepegawaian Daerah (BKD) yang berada di kompleks Kantor Gubernur Jalan A Yani, Pontianak.
Dan penerimaan berkas itu akan berakhir hingga Senin (16/11) pekan depan.
Mengapa penyerahan berkas itu langsung dilakukan oleh si pelamar? Kepala BKD Kalbar, Lensus Kandri kepada pers menjelaskan pihaknya memang tidak menerima lamaran lewat kantor pos maupun jasa pengiriman lainnya. Itu dimaksudkan agar para pelamar dapat segera memperbaiki persyaratan jika terdapat kekurangan.
Sebab nanti pelamar bisa melihat langsung kelengkapan persyaratan bersama petugas yang ditunjuk. Apabila ada kekurangan, maka pelamar bisa secepatnya memberbaiki atau menambah kekurangan tersebut.
Dan tentu semua persyaratan gratis. Kecuali materai dan foto yang langsung dibawa sendiri oleh calon pelamar.
Nah, seperti tahun yang sudah-sudah, maka setiap penerimaan CPNS, selalu ada peluang untuk melakukan praktik percaloan.
Dan itu sudah berlangsung dari tahun ke tahun, seakan sudah menjadi ritual rekrutmen calon abdin negara dan abdi masyarakat tersebut.
Peluang calo tetap memungkinkan, apalagi melihat minat masyarakat untuk menjadi pegawai negeri sangat tinggi. Itu terlihat dari pembuatan kartu kuning sebagai salah satu persyaratan.
Sebagaimana dikatakan Lensus, pihaknya tidak akan memberi peluang percaloan tersebut, termasuk terhadap oknum pegawainya.
Bila netralitas itu bisa terjaga, maka autput-nya juga akan baik. Kita sebagai warga tentu berharap, kedepan dapat terjaring calon pegawai yang betul-betul profesional dan ahli di bidangnya masing-masing, tentu dengan kualifikasi pendidikan yang sesuai kebutuhan.
Dengan demikian, maka praktik percalonan tidak akan mendapat tempat, baik di masyarakat maupun lembaga atau instansi pemerintah yang punya hajat rekrutmen tersebut.
Kita betul-betul berharap kedepan jangan ada lagi orang yang menawarkan jasa atau mengiming-imingkan kelulusan kepada calon pelamar. Sebab selain bertentangan dengan semangat reformasi—anti kolusi, juga akan menjadikan lembaga pemerintahan tidak profesional.
Sebab yang lulus lewat praktik percaloan dijamin pasti tidak profesional. Orang yang hanya mengejar status dan tidak punya keahlian tertentu sesuai kebutuhan.
Itulah yang menjadi penyakit mengapa pemerintah kita selama ini lamban menjabar agenda reformasi maupun kebijakan lainnya, karena itu tadi, sumber daya manusia pas-pasan. Mengapa bisa pas-pasan, karena masuk lewat calo.
Kedepan jangan ada lagi penerimaan dibawah bayang-bayang praktik percaloan tersebut. Semoga!

Baca Selengkapnya..

Lahir dan Tumbuh

Oleh TY

Terbit sejak 19 Mei 2007. Harian Borneo Tribune sudah menjadi media alternatif di Pontianak, Kalimantan Barat. Alternatif karena menyuguhkan berita-berita yang lebih menonjolkan pendidikan ketimbang mengumbar sensasi yang bombastis tanpa isi.
Tampilan, juga beda. Selanjutnya tanggung jawab wartawan ditunjukan dengan keberanian memakai byline. Wartawan tampil di depan berita. Selama ini wartawan selalu bersembunyi di bawah berita. Ya itulah bentuk tanggung jawab wartawan Borneo Tribune.

Kami tidak perlu menyembunyikan identitas wartawan dengan menuliskan kode namanya, tapi langsung nama lengkap si wartawannya. Itu sesuai dengan prinsip byline yang kami anut selama ini.
Kebiasaan kita, byline lebih banyak digunakan wartawan untuk menulis opini atau berita jenis feature. Namun menurut Bill Kovach di Amerika byline digunakan oleh seluruh wartawan dalam bentuk tulisan apapun, hard news ataupun soft news.
Banyak manfaat positif bila media cetak menggunakan byline. Selain memberi tanggungjawab dan kejujuran kepada wartawan, juga memudahkan narasumber mengenal wartawan sekaligus media tempatnya bekerja.
Jadi byline yang dalam hal ini adalah sebuah identitas penulis sama dengan id card bagi wartawan, bahwa segala hal yang dilakukan pemilik identitas tersebut (wartawan atau penulis berita) menjadi tanggung jawabnya sendiri. Nah kalau ada byline, berita yang ditulis itu menjadi tanggung jawab penulis, redaksi media hanya sebagai fasilitator ketika ada komplain. Dari situ pula redaksi dapat menilai mana wartawan yang beritanya direspon positif atau negatif oleh pembaca. Yang yang lebih penting wartawan lebih bertanggungjawab dengan byline.
Dan tanggung jawab itu sudah kami tanamkan sejak lahir 2,5 tahun lalu. Kami yakin dengan kepercayaan dan tanggung jawab, kami bisa tumbuh dan berkembang menjadi lebih besar lagi.
Sebagai buktinya, hari ini 1 November 2009, kami yang rasanya baru lahir kemarin ternyata sudah bisa melahirkan koran baru lagi yang bernama Borneo Metro.
Borneo Metro mengambil nama induknya, Borneo Tribune. Borneo adalah pulau ketiga terbesar di dunia setelah Green Land di Amerika dan Papua di wilayah Timur Indonesia.
Dengan nama Borneo, ada semangat yang sama. Bahwa Borneo tidak hanya besar pulaunya. Tetapi juga harus besar pula medianya.
Borneo Metro lahir sebagai jawaban atas kegundahan hati publik, bahwa mereka membutuhkan koran populis yang meletakkan dasar-dasarnya dari sisi edukasi atau pendidikan.
Borneo Tribune sebagai koran pendidikan dan koran publik berusaha memberikan jawaban itu. Jika Borneo Tribune sisi edukatif, maka Borneo Metro masuk wilayah populis seperti hukum dan kriminalitas. Walau masuk ranah ”merah” kami tetap gunakan byline. Karena itu bentuk tanggung jawab kami.
Nah, mulai hari ini, ada dua koran asli daerah Kalbar, yakni Borneo Tribune dan Borneo Metro. Keduanya lahir dan dibesarkan oleh anak-anak Kalbar sendiri tanpa bantuan orang luar. Semoga ini bisa menjadi kebanggaan kita bersama. Terima kasih, karena Anda kami bisa lahir dan tumbuh. Begitulah seterusnya...

Baca Selengkapnya..

Tuesday, October 27, 2009

Gebyar Sumpah Pemuda

Oleh TY

Momentum peringatan hari Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 di Kota Pontianak bakal semarak. 81 tahun Sumpah Pemuda bakal diisi dengan berbagai kegaitan adan agenda yang bernafaskan kepemudaan.
Pemerintah Kota Pontianak dan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat akan terbantu oleh salah satu organisasi pemuda, yakni Taruna Merah Putih yang akan mengeber kemeriahkan dengan Gebyar Sumpah Pemuda Taruna Merah Putih Persembahan untuk Negeri dengan menghadirkan Group Band yang tengah naik daun di blantika musik tanah air, yakni Kangen Band.

DPD TMP Kalbar selaku event organizer kegiatan akan menghadirkan Kangen Band untuk menghibur pemuda Kota Pontianak pada 31 Oktober di Stadion Sultan Syarif Abdurrahman (SSA).
Gebyar Sumpah Pemuda ini dikemas bersamaan dengan peringatan hari ulang tahun DPD TMP Kalbar yang pertama. Demikian kata Sekretaris DPD TMP Provinsi Kalbar, Maskendari kepada pers.
Namanya juga gebyar, banyak kegiatan kepemudaan yang bakal disuguhkan oleh TPM, diantaranya, pembacaan Sumpah Pemuda, festival band pelajar, vocal group, tarian tradisioal daerah Kalbar.
Tentu tujuan dari kegiatan tersebut, tidak lain adalah untuk menanamkan kembali rasa nasionalisme di kalangan para pelajar dan pemuda melalui berbagai pertunjukan dan musik tersebut.
Sebagai bagian dari pemuda, tentu kita sangat senang dan mendukung gebyar pemuda tersebut, terutama dukungan moril kepada TMP yang telah menyiapkan 7.000 tiket masuk bagi para pelajar. Setiap tiket berharga Rp 5.000. Para pelajar yang ingin mendapatkan tiket dapat menghubungi OSIS di sekolah mereka masing-masing.
Seakan tak mau kalah dengan TMP, Dinas Pemuda dan Olahraga Kalbar juga mempersiapkan acara khusus untuk pemuda dalam rangka peringatan Sumpah Pemuda tersebut.
Berbagai kegiatan yang disiapkan itu diantaranya, upacara peringatan Sumpah Pemuda yang akan dilangsungkan di PCC sekaligus gelar karya pemuda, Dialog Pemuda yang akan dilaksanakan November dengan tema Pemuda Mandiri, Indonesia Maju dan Bersatu.
Terhadap semua ini, tentu kita berharap semoga para pemuda di daerah ini tidak hanya sekedar mengikuti dan menikmati acaranya semata, tapi bagaimana mereka mengambil manfaat dari setiap event kepemudaan yang mereka ikuti.
Setiaknya, dengan gebyar atau apa pun namanya, para pemuda diajak untuk merenungkan kembali perjuangan yang pernah dirintis Bung Tomo pada 28 Oktober 1928 silam.
Semangat berkobar-kobar tersebut, kini layak diingatkan kembali terutama para generasi yang kini mulai lupa dengan sejarah atau memang kurang peduli dengan nilai-nilai kejuangan yang pernah digelorakan para pemuda terdahulu.
Setidaknya sekarang kita bisa meningkatkan peran kita sebagai pemuda dengan berbagai keberhasilan di dunia masing-masing. Tak terkecuali mereka-mereka yang sudah menorah prestasi dan menyabet berbagai penghargan dibidang kepemudaan.
Sekali lagi sebagai warga, kita patut bersyukur dan mendukung langkah-langkah yang telah dirintis pendahulu kita, dan sekarang coba diingat-ingatkan kembali oleh TMP yang dikomandani Karolin Margret Natasa—anggota DPR-RI asal Kalbar.
Akhirnya, kita mengucapkan selamat memperingati Hari Sumpah Pemuda ke- 81 tanggal 28 Oktober 2009.

Baca Selengkapnya..

Cap Wartawan

Oleh TY

Hampir sepuluh tahun lebih saya bekerja sebagai wartawan, saya cukup banyak mendengar cap negatif seorang wartawan.
Mulai dari wartawan bodrek (bisa bikin sakit kepala) WTS (wartawan tanpa surat kabar), wartawan CNN (cuma nengok-nengok) wartawan tempo (tempo-tempo terbit, tempo-tempo tidak) wartawan gadungan, wartawan bodong, dan wartawan amplop.

Lalu sekarang berkembang pula julukan wartawan copy paste dari humas baik pemerintah maupun organisasi atau perusahaan tertentu. Parah lagi ada istilah wartawan kloning.
Begitu pun dengan fotografer. Ada istilah yang cukup ngetren, fotografer bingkai dot.com. setelah jepret sana sini, lalu menjual foto tersebut kepada pengusaha atau pejabat yang terekam dalam foto tersebut.
Bukan hanya cap wartawan yang marak, organisasi wartawan pun tak kalah maraknya. Sebelumnya hanya ada Persatuan Wartawan Indonesia sebagai wadah tunggal, setelah reformasi, muncul lebih 40 organisasi wartawan. Orang bebas bikin koran dan membentuk organisasi wartawan. Namun sejak tahun 2006, hanya tiga organisasi yang lolos verifikasi Dewan Pers, yakni PWI, AJI dan IJTI.
Cap wartawan itu muncul karena ada beberapa alasan. Ada karena korannya tutup, tapi masih punya kartu pers, ya tetap wartawan. Ada yang dulunya loper, agen, preman, bahkan supir, ngakunya wartawan. Modalnya, kartu pers dan kartu nama. Kadang dilengkapi dengan surat tugas. Kalau ada berita kasus, mereka datang ”menggarapnya”.
Dengan modal gertak, datang ramai-ramai, mereka bisa dapat uang dengan mudah dari narasumber yang terkena kasus. Parahnya lagi, wartawan yang punya media ”ikut-ikutan”. Pendek kata, ada wartawan baik, tapi bekerja di media yang tidak jelas. Ada media yang mapan, tapi mental wartawannya bobrok. Ya, sama sajalah.
Akibatnya, sekarang cap wartawan negatif itu bisa disandang siapa saja. Alasan klasik minta uang, mau pulang kampung, istri melahirkan, bikin buku, proposal kegiatan, atau menagih uang dari berita dengan koran yang lusuh karena dibawa ke mana-mana.
Begitu pun dengan wartawan yang ditangkap aparat Poltabes dua hari lalu, mungkin dia ingin menggunakan alasan klasik itu, sehingga seenaknya menelpon narasumber. Bagi narasumber yang keberatan, sah-sah saja bila melalor ke Polisi.
Menjadi wartawan dapat banyak kemudahan, gampang dapat uang atau amplop, dan bisa dekat dengan pejabat atau pengusaha. Wartawan dikenal punya ’kekuatan’ dalam hal-hal tertentu.
Jujur saja, saya sedih dengan berbagai julukan miring terhadap wartawan itu. Harusnya wartawan dihormati dan disegani, karena wartawan memberikan pencerahan dengan menyebarluaskan informasi yang benar. Orang yang serba tahu dengan berbagai persoalan masyarakat. Kita berharap, masyarakat bisa memilih dan memilah, mana wartawan yang benar, dan mana yang hanya sekedar cap wartawan.
Mereka tidak sadar, wartawan itu sebuah profesi. Karena pekerjaan profesi, maka tidak semua orang bisa menjadi wartawan, kecuali hanya sekedar mengaku wartawan.
Karenanya, wartawan adalah pekerjaan yang paling mulia. Saya tidak bisa membayangkan, apa jadinya dunia bila tidak ada wartawan. Barangkali dunia ini gelap, kita tidak tahu apa yang terjadi di belahan dunia lain. Tapi karena wartawanlah, kita bisa menguasai dunia, tahu kejadian dan perkembangan di dunia lain.
Dan yang paling menderita di dunia ini adalah kalangan menengah keatas, sebab mereka sangat tergantung dengan informasi yang disajikan baik lewat media elektronik (televisi, radion, internet) maupun lewat media cetak seperti koran, majalah, tabloid dan lain-lain. Sebab bagi kalangan menengah keatas, sarapan utama mereka setiap pagi adalah baca koran. Dan juru masak utamanya adalah wartawan.

Baca Selengkapnya..

Selamat Datang ‘Indonesia Baru’

Oleh TY

Pelantikan presiden dan wakil presiden RI telah usai digelar, kini wajah-wajah Kabinet SBY-Boediono akan mengisi pemerintahan Indonesia pada lima tahun yang akan datang.
Meski diwarnai dengan wajah-wajah baru, namun Kabinet SBY-Boediono kali ini tetap menggiring wajah-wajah lama, sebagai bentuk penyelesaian PR penting yang tertunda. Dari pidato yang disampaikan SBY pada pelantikan beberapa waktu lalu, terselip beberapa program yang mengedepankan pada kestabilan negara Indonesia. Saat ini, bagi rakyat bukan persoalan program ataupun janji yang pernah diutarakan sebelumnya, namun bagaimana kesejahteraan rakyat itu dapat terpenuhi tanpa adanya intimidasi semata.

Pelantikan yang telah memakan dana hingga ratusan juta rupiah itu, kini lenyap sudah, namun dampak dari pelantikan tersebut haruslah mengacu pada nasib rakyat, siapapun orangnya bagi rakyat tidak penting, tapi karya dan usaha yang kini masih dinantikan.
Pidato presiden yang disampaikan beberapa waktu lalu di Gedung MPR/DPR RI telah menunjukkan keoptimisan dan penghormatan pada pendahulu. Dalam pidatonya tersebut, SBY menunjukkan bahwa ia sangat optimis dengan pertumbuhan bangsa, yakni dari segi perekonomian Indonesia yang mampu bertengger di peringkat tiga besar, meskipun ungkapannya ini telah menuai kritik pedas dari beberapa element, karena menganggap fatal dan bohong.
Sehingga ada banyak catatan yang dapat diambil dalam pelantikan SBY-Boediono kemarin. Akankah ada harapan, keprihatinan yang berkembang di depan masyarakat untuk bisa lebih maju atau sebaliknya.
Masyarakat menaruh harapan besar kepada SBY-Boediono dan kabinetnya untuk bisa bekerja lebih keras membangun citra dan kemandirian bangsa Indonesia. Mudah-mudahan saja pelantikan Presiden SBY periode kedua ini membawa perubahan dan mempertegas arah baru perkembangan pembangunan Indonesia bisa lebih maju dan meningkatkan di semua bidang, termasuk pendidikan, ekonomi, politik, demokrasi, dan kesejahteraan rakyat.
Harus diakui bahwa SBY telah mengukir prestasi bersama pasangan sebelumnya (Jusuf Kalla). Kali ini, pasangan barunya Boediono diharapkan dapat meneruskan program kerja yang sudah baik dan memperbaiki program yang belum berjalan, atau masih bermasalah, seperti di sektor ekonomi (riil).
Sejak adanya kabinet baru, cita-cita demokrasi pun terbentuk, dengan demikian harapan penuh agar janji kepada rakyat itu benar-benar dijalankan sehingga memberikan harapan kepada dunia.

Baca Selengkapnya..

Menanti Komitmen Pemerintah Baru

Oleh TY

Selasa, 20 Oktober 2009 hari ini, adalah babak baru bagi Pemerintah Republik Indonesia. Dimana presiden dan wakil presiden terpilih pada pilpres lalu resmi dilantik untuk masa bhakti 2009-2014.
Tentu pelantikan ini menandakan dimulainya suatu era baru sebuah pemerintahan negara. Dan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mencatatkan dirinya dalam sejarah Repulik ini sebagai presiden periode keduanya.

Sehari setelah pelantikan, Presiden sebagai kepela negara sekaligus kepala pemerintahan dalam sistem Presidensil langsung mengumumkan dan melantik para menteri sebagai pembantu-pembantunya dalam menjalankan roda pemerintahan.
Dengan dilantiknya Kabinet Indonesia Bersatu jilid II ini, tentu banyak harapan masyarakat yang ditujukkan kepada mereka. Teruma bagi kita di Provinsi Kalimantan Barat.
Jelas sebagai orang daerah, kita sangat menanti komitmen pemerintahan baru di bawah pimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakilnya Boediono dalam menangani masalah-masalah di daerah, termasuk perbatasan yang selama ini terkesan terabaikan.
Nah, kedepan kita berharap ada komitmen kuat dari pemerintah yang baru ini dalam membangun kawasan perbatasan. Sebab selama ini perbatasan terkesan tidak diurus, padahal idealnya perbatasan itu justru menjadi beranda terdepan Republik ini, bukan seperti kondisi saat sekarang.
Kita orang daerah, seperti Kalbar ini terntu masih banyak program nasional yang belum dilaksanakan di daerah ini, seperti Jalan Trans Kalimantan yang belum rampung. Selanjutnya rencana pembangunan jalan kereta api yang menghubungkan provinsi-provinsi di Kalimantan.
Nah, bila tidak ada komitmen kuat pemerintah yang baru kelak, maka semua rencana atau pun program seperti Jalan Trans Kalimantan maupun rel kereta api yang menghubungkan provinsi-provinsi di daerah ini, tetap akan menjadi mimpi yang tidak pernah ada kenyataannya.
Namun demikian, kita juga tidak boleh apriori. Tapi sebagai rakyat kita bisa menunggu janji maupun program nasional tersebut terlaksana di daerah ini.
Apalagi Kalbar mempunyai daerah darat paling panjang yang berbatasan langsung dengan Malaysia, yakni sekitar 900 kilometer.
Dengan panjangnya perbatasan tersebut, kita berharap bisa tersentuh pembangunan sehingga pelayanan publik seperti jalan, pendidikan dan kesehatan bisa dirasakan masyarakat sepanjang perbatasan.
Dan yang lebih penting lagi, kedepan tidak ada lagi kesenjangan antara masyarakat Indonesia yang tinggal dan hidup di perbatasan dengan saudara-saudaranya yang kebetulan warga Negara Malaysia.
Artinya, dalam selaga sendi kehidupan masyarakat kita di perbatasan bisa berdiri sama tinggi dan duduk sama rendah dengan warga Negara Malaysia. Nah, komitmen pemerintah untuk mendorong pembangunan di daerahlah yang kita tunggu, termasuk kawasan perbatasan.

Baca Selengkapnya..

Dari Polyester ke Film

Oleh TY

Satu bulan terakhir, ada yang berubah dari wajah koran provinsi yang kita cintai ini. Terutama dari tampilan fisik korannya, dimana sebelumnya warna terlihat agak kusam dan kurang menarik.
Namun bila dicermati dengan seksama, ada perubahan mencolok pada tampilan fisik koran terutama pada perwarnaan. Sekarang warnanya lebih terang. Lebih segar dan enak dipandang.

Perubahan penampilan warna itu tidak lain, adalah upaya kami untuk memberikan kepuasan kepada pembaca, pelanggan maupun relasi sekalian.
Pada kesempatan yang baik ini, kami sedikit berbagai cerita seputar dapur kami kepada pembaca, bahwa selama ini untuk menghasilkan sebuah koran yang bernama Borneo Tribune ini hanya mengandalkan mesin printer dan kertas jenis polyester.
Dengan kualitas printer dan polyester yang baik sekalipun, wajah koran belum bisa dikatakan standar apalagi ideal. Terutama soal pewarnaannya.
Nah, seiring perjalanan waktu, dan tentunya kesetiaan pembaca dan pelanggan maupun relasi sedikit demi sedikit, tahap demi tahap, kami terus berbenah.
Salahsatu yang kami benah adalah proses printing, yang dulunya hanya mengandalkan printer dan sangat tergantung dengan polyester, dan sekarang kami beralih ke film.
Sejak satu bulan terakhir, kami mantap menggunakan film untuk proses pembuat koran sebelum masuk plate maker.
Memang setelah kami menggunakan film, selain perubahan mencolok pada wajah terutama warna yang lebih cingklong juga banyak tanggapan maupun pujian dari pembaca soal wajah koran tersebut.
Selain mengganti printer dan polyester dengan film yang mengandalkan mesin Prepress Panther, kami juga menambah kekuatan plate maker yang dulunya hanya satu unit, kini menjadi dua unit.
Penambahkan plate maker ini tidak lain agar proses pembuatan koran kesayangan Anda ini semakin cepat. Bila dulu proses pembakaran bisa memakan waktu cukup lama sehingga berpengaruh pada jadwal cetak dan tentunya distribusi yang selalu molor, kini proses itu bisa terpotong. Dulu cetak bisa memakan waktu hampir dua jam, kini tidak lagi. Semua proses berjalan begitu cepat sesuai harapan kami.
Pembaca budiman, semua itu kami lakukan semata-mata untuk memanjakan Anda sekalian. Tak enak juga rasanya bila setiap pagi ada saja protes via telepon tentang wajah dan kualitas koran yang kurang bagus.
Kini telepon aduan seperti itu tidak kami dengarkan lagi. Mudah-mudahan kedepan kami bisa meningkatan bukan hanya kualitas korannya, tapi juga isi yang disajikan kepada pembaca sekalian. Terima kasih untuk semuanya. Tuhan beserta kita.

Baca Selengkapnya..

Nuklir dari Kalan

Oleh TY

Dua pertanyaan besar kini menggelantung di benak saya: akan kaya raya atau malah tertimpa malapetaka?
Pertanyaan itu mengemuka dan menghantui saya menyusul kabar akan dieksplorasinya tambang uranium di Desa Karangankora, Kecamatan Ella Hilir, Kabupaten Melawi.
Kita semua tahu, bahwa uranium adalah bahan baku nuklir dan merupakan asset strategis dan sumber energi masa depan. Tapi, kalau ceroboh, maut siap mengintai. Misal, terkena radiasi atau malah diembargo negara maju?

Kekhawatiran terkena radiasi itu karena, kegiatan pengeboran yang sudah melampaui tahap eksplorasi itu berlangsung sangat tertutup, bahkan bagi masyarakat sekitar Karangankora, di daerah sungai Kalan.
Dari catatan Badan Tenaga Atom Nasional (Batan), penggalian deposit sudah dimulai sejak Tahun 1963.
Namun aktivitas itu praktis tidak terendus oleh instansi terkait baik di tingkat provinsi maupun di Melawi sekalipun. Maklum, lokasinya agak terpencil dan terisolir. Bahkan, ada radius terlarang yang kabarnya dijaga pasukan Kopassus.
Tahun 2002, aktivitasnya sempat terungkap ke publik ketika Advokasi Tambang Adat (ATA) melakukan investigasi bersama Jaringan Advokasi Tambang (Jatam). Mereka melansir tambang di atas lahan seluas 20 kilometer persegi itu sangat potensial.
Setelah enam tahun melakukan penggalian rintisan, Batan menindaklanjuti dengan melakukan kontrak kerja sama dengan French Atomic Energy (CEA), Prancis, pada 3 Agustus 1969.
Kolaborasi CEA-Batan akhirnya menemukan cebakan uranium di Karangankora tadi. Kerja sama berakhir pada 1979, dan Batan meneruskan pengalian dengan ongkos dari pemerintah.
Penggalian dimulai dengan membangun terowongan tembus dan silang sepanjang 760 meter. Dengan tingkat ketelitian terukur, dilakukan pengeboran hingga kedalaman 24.800 meter. Setelah dilakukan penelitian komprehensif hasilnya, di daerah tersebut ditemukan cadangan uranium ditaksir mencapai lebih 10.000 ton.
Ketertutupan aktivitas eksplorasi itulah yang membuat kecurigaan kita. Dari pengalaman Iran atau Korea Utara misalnya, pertambangan uranium sangat rentan menyebarkan radiasi, yang setiap saat mengintai keselamatan warga sekitar. Karena itu, bila benar dilakukan eksploitasi, maka harus ada sosialisasi mendalam sejauhmana jangkauan radiasi dimaksud.
Tentu sebagai warga, kita tidak ingin kasus tambang emas di Timika dan Freeport terulang di Kalbar.
Apalagi bila melihat referensi tentang uranium, di dunia ini hanya dikenal dua jenis uranium, yakni 235 dan 238. Uranium 235 usianya lebih tua dan kandungannya murni, sehingga bisa digunakan membuat bom atom dahsyat, seperti yang dipakai untuk mengebom kota Hiroshima dan Nagasaki di Jepang pada Perang Dunia II. Sedangkan uranium 238 usianya lebih muda dan kadar pakainya sekitar 99%.
Uranium ini bisa digunakan sebagai reaktor pembangkit listrik. Dan hemat saya, itu bisa mengatasi krisis listrik yang sudah lama terjadi. Bila diseriusi, maka uranium itulah jawaban atas krisis listrik sekarang ini. Bagaimana pemerintah?

Baca Selengkapnya..

Hari Mencuci Tangan

Oleh TY

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah menetapkan tanggal 15 Oktober lusa sebagai hari cuci tangan pakai sabun atau hand washing day.
Penetapan hari mencuci tangan dengan sabun sedunia pada 15 Oktober itu dilakukan pada pertemuan tahunan air sedunia (Annual World Water Week) yang berlangsung 17 hingga 23 Agustus 2008 lalu di Stockholm, Swedia.

Dan di Indonesia, peringatan hari cuci tangan itu dipusatkan di Kota Pontianak.
Ini suatu kebanggan bagi kita, dan kesempatan itu kiranya dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya oleh setiap stakeholder untuk memperkenalan daerah ini kepada siapa saja yang datang, termasuk kepada sejumlah media yang akan meliput acara tersebut.
Momen-momen besar seperti ini kiranya tidak hanya menjadi momen seremonial belaka atau hanya sekedar menjalankan kalender nasional yang kegiatannya di daerah ini. Tapi bagaimana memaksimalkan momen tersebut dengan memperkenalkan berbagai produk dan potensi Kalbar umumnya dan Kota Pontianak khususnya.
Kepastian Kota Pontianak sebagai pusat kegiatan mencuci tangan pakai sabun tersebut dibenarkan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat, M Subuh.
Sebelumnya peringatan mencuci tangan pakai sabun itu akan dipusatkan di Ngabang, ibukota Kabupaten Landak. Mungkun berbagai pertimbangan termasuk jarak tempuh terkait agenda Gubernur Cornelis yang padat, akhirnya kegiatan dipindahkan ke Kota Pontianak.
Sebagai warga kota, kita berharap, momen tersebut selain mengenalkan potensi daerah, juga bisa menumbuhkembangkan kesadaran masyarakat Kota Pontianak untuk berprilaku hidup bersih. Sehingga masyarakat kota itu terhindar dari penyakit kulit maupun demam berdarah dengue (DBD) yang saat ini sudah ditetapkan kejadian luar biasa (KLB) oleh Pemerintah Provinsi Kalbar.
Tujuan ditetapkannya setiap 15 Oktober sebagai hari mencuci tangan sedunia, diharapkan memperbaiki praktek-praktek kesehatan dan prilaku sehat sebagai upaya untuk menurunkan tingkat kematian balita dan pencegahan terhadap penyakit yang dapat berdampak pada penurunan kualitas hidup manusia.
Meningkatkan kebiasaan hidup bersih dan sehat bagi setiap orang adalah keharusan.
Gerakan ini sepertinya sangat sederhana, namun cukup sulit untuk diterapkan. Ini terkait dengan kebiasan hidup masyarakat kita yang kurang memperhatikan kesehatan pribadi maupun lingkungannya.
Walau demikian, tentu kita berharap dengan gerakan sederhana ini nanti bisa memberikan pemahaman terhadap masyarakat akan pentingnya cuci tangan pakai sabun. Banyak manfaat dari mencuci tangan terserbut, setidaknya kita bisa menghindari penyakit yang rentan di sekitar kita seperti diare dan gatal-gatal.
Berdasarkan data WHO dengan cuci tangan yang benar bisa mencegah penyakit diare 85 persen mencegah kecacingan 70 persen, mencegah H1N1 (flu babi) 90 persen. Artinya, kita perlu sosialisasi dan budayakan cuci tangan itu. Dan yang paling penting mencuci tangan sebelum menyentuh makanan.

Baca Selengkapnya..

Daerah Endemik DBD

Oleh TY

Kalimantan Barat umumnya lebih khusus Kota Pontianak, adalah daerah yang dikategorikan endemik demam berdarah dengue (DBD).
Harusnya, sudah tahu sebagai daerah endemik DBD, semua pihak utamanya Dinas Kesehatan sudah mengantisipasi penyakit yang memang endemik tersebut.
Bila tidak ada antisipasi dan pencegahkan dini, dikhawatirkan endemik akan berubah menjadi kasus luar biasa (KLB) DBD.

Antipasi dini itu tidak cukup dengan fogging (pengasapan) semata, tapi bagaimana upaya pencegahan dengan melibatkan semua komponen, kalau perlu ada petugas khusus atau penyuluh lapangan yang setiap saat keliling mengingatkan masyarakat agar melakukan pencegahan.
Dia tidak hanya mengingatkan menutup tong air, atau mengubur barang-barang yang bisa menampung air, tapi juga memberi pemahaman bagaimana upaya pencegahan itu bisa dilakukan setiap orang.
Kalau dari data yang disajikan Dinas Kesehatan Kota Pontianak, sejak Januari hingga Oktober 2009 sebanyak 51 orang meninggal karena DBD. Sedangkan kasus DBD sendiri yang ditangani Puskesmas hingga rumah sakit baik Soedarso maupun Antonius mencapai 1.500 kasus.
Itu khusus pasien yang dari Kota Pontianak saja, belum termasuk pasien dari luar kota termasuk kiriman dari daerah kabupaten.
Sebetulnya seperti diungkapkan Kadis Kesehatan Kota Pontianak, Multi Junto, pihaknya sudah melakukan berbagai upaya pencegahan.
Seperti menanggung biaya pengobatan bagi pasien dari keluarga miskin hingga fogging massal.
Tetapi kasus DBD selalu ada, karena memang Kalbar dikenal sebagai daerah endemik DBD.
Namun demikian, upaya penanggulangan DBD ini harus didukung masyarakat. Termasuk mempersilakan petugas melakukan fogging di rumah maupun lingkungannya.
Melihat jumlah korban tewas akibat DBD itu, maka mau tidak mau masyarakat harus punya kesadaran tinggi, bahwa membiarkan tempat penampungan air bersihnya terbuka sama saja membiarkan nyamuk Aedes Aegypti bertelur dan bersarang di situ.
Memang disatu sisi, kita sulit mengubur tempat penampungan air, karena umumnya masyarakat Kota Pontianak menggunakan air hujan sebagai air bersih. Namun celakanya, nyamuk Aedes Aegypti justru senang bertelur di air yang jernih dan teduh itu.
Agar tidak terjadi korban yang lebih banyak, kepada kita semua mau tidak mau dan suka tidak suka, kita harus membiasakan diri untuk selalu menutup tempat penampungan air bersih. Kita selalu mengubur tempat atau kaleng-kaleng yang bisa menampung air hujan di sekitar kita, di lingkungan kita.
Bila itu bisa kita lakukan, sedikit banyak kita sudah membantu mengurangi penyebaran nyamuk Aedes Aegypti itu. Atau kalau perlu kita menghilangkan merk daerah endemik DBD. Semoga saja.

Baca Selengkapnya..

Gaji Pertama Buat Gempa

Oleh TY

Sejak awal, orang mengenal Partai Keadilan Sejahtera (PKS) sebagai partai yang penuh dengan sensasi dan kejutan. Tentu sensasi yang mereka bangun bukan asal-asal, tapi yang bermanfaat bagi orang banyak, terlebih bagi yang tertimpa musibah.
Dan itu bukan rahasia lagi bagi PKS yang dari awal membangun citranya sebagai partai yang peduli dengan masalah-masalah sosial kemasyarakatan, termasuk terhadap masyarakat yang tertimpa bencara seperti korban gempa bumi di Sumatera Barat.

Seperti dilakukan Anggota DPRD Provinsi Kalimantan Barat dari PKS yang berkomitmen menyumbangkan gaji pertama mereka untuk membantu korban gempa di Sumatera Barat.
Menyumbangkan gaji pertama itu sudah menjadi komitmen PKS mulai dari pusat hingga provinsi.
Seperti dikatakan dikatakan Ketua DPW PKS Kalimantan Barat, Fatahillah Abrar sebagaimana dikutif Antara, komitmen itu harus diwujudkan. Kemudian untuk kabupaten/kota Fatahillah mengatakan akan disosialisasi pada acara halal bi halal partai berbasis masa Islam tersebut.
Karena itu juga, mereka berkomitmen dan tidak merasa kesulitan untuk membantu saudara-saudara kita yang sedang dalam kesulitan akibat gempa.
Sebagaimana kita ketahui bahwa gempa yang meluluhlantakan Sumatera Barat itu telah menimbulkan kerugian yang tidak sedikit. Bahkan menurut data Pemerintah Kota Pariaman memperkirakan sementara ini jumlah kerugian materil yang dialami Kota Pariaman saja mencapai Rp 1 trilun lebih menyusul rusaknya puluhan ribu bangunan di wilayah itu.
Taksiran itu belum termasuk di daerah lain di Ranah Minang tersebut.
Walikota menyebutkan puluhan ribu bangunan yang terdiri dari fasilitas umum, rumah ibadah, perkantoran, sekolah dan rumah penduduk di wilayah itu mengalami kerusakan. Kategori pun beragam. Ada yang rusak ringan, rusak sedang hingga rusak berat.
Belum lagi fasilitas lainnya seperti jaringan listrik, komunikasi,dan air bersih masih mengalami kendala hingga belum dapat digunakan.
Untuk meringankan bebas saudara kita yang tertimpa musibah, bukan banyak bantuan logistik yang mengelir ke sana, tapi juga sejumlah relawan baik dalam negeri maupun luar negeri bahu membahu menuju Kota Padang sebagai daerah terparah karena gempa.
Sebagai sesama anak bangsa, kita berharap tidak hanya PKS dan kadernya yang bisa mengulurkan tangan, tapi juga partai maupun pihak lain agar tergugah hatinya membantu meringankan beban para korban.
Keiklasan dan kebaikan kita semua yang disalurkan dengan benar akan membawa berkah bagi kita semua. Berkah itu tidak langsung dibalas ketika itu juga, tapi dengan cara lain Tuhan membalasnya. Semoga.

Baca Selengkapnya..

Setia pada Profesi

Oleh TY

Kita sering mendengar orang mengucapkan kata setia pada pasangan, setia pada pekerjaan, dan setia pada janji yang pernah diikrarkan.
Namun pada kesempatan ini saya ingin mengulas sedikit tentang pekerjaan yang kadang membosankan, namun tak jarang mengasyikkan karena penuh tantangan.
Yakni pekerjaan sebagai jurnalis. Ya pekerjaan jurnalis adalah pekerjaan profesi (walau kadang masuk kelompok buruh). Maka tak jarang teman yang kebetulan jurnalis ketika ditanya apa aktivitas atau pekerjaan sekarang? jawabannya; masih setia pada profesi.

Bila saya yang tanya, tentu langsung paham, pastilah itu jurnalis. Tapi bagi orang awam, taksirannya bisa macam-macam. Sebab profesi juga berlaku bagi dokter, pengacara, notaris, apoteker, psikolog, akuntan, desainer, arsitektur, dll.
Menurut Wikipedia, profesi adalah pekerjaan yang membutuhkan pelatihan dan penguasaan terhadap suatu pengetahuan khusus. Suatu profesi biasanya memiliki asosiasi profesi, kode etik, serta proses sertifikasi dan lisensi yang khusus untuk bidang profesi tersebut.
Seseorang yang memiliki suatu profesi tertentu, disebut profesional. Walaupun begitu, istilah profesional juga digunakan untuk suatu aktivitas yang menerima bayaran, sebagai lawan kata dari amatir.
Contohnya, pemain sepakbola profesional menerima bayaran mengguirkan dari klubnya, sementara sepakbola sendiri umumnya tidak dianggap sebagai suatu profesi.
Berapa banyak pekerja yang menjalani profesi tak sesuai dengan ilmu yang didapat di kuliahan. Memangnya kalau lulusan fakultas hukum harus jadi jaksa, hakim, pengacara, notaris atau kerja di bagian legal perusahaan? Tentu juga tidak. Termasuk para jurnalis, adalah profesi yang tidak sejalan dengan apa yang didapat di bangku kuliah. Walau ada juga jurnalis yang lulus dari fakultas komunikasi jurusan jurnalistik.
Tapi kebanyakan jurnalis yang ada, justru bukan jebolan sekolahnya. Tapi karena kecintaan mereka pada profesinya. Dan kecitaan itu pula yang membentuk karakternya sehingga menjadi idealisme.
Jurnalis idealisme itulah yang dapat melahirkan karya-karya baik. Tulisannya bisa membuka cakrawala berpikir orang. Tidak asal kutif, tapi betul-betul analitis dan mendidik.
Kecintaan pada profesi itulah yang kadang-kadang membuat dirinya rela berkorban apa saja. Pasang badan untuk setiap kasus yang ditulisnya. Termasuk tindak tanduknya di masyarakat. Tak jarang ia cenderung melawan arus.
Kita sadar perbuatan melawan arus itu benar setelah beberapa tahun kedepan. Mereka umumnya tidak mementingkan kekayaan, tapi kepuasan karena karyanya bisa mengubah dunia. Karyanya bisa membentuk karakter seseorang. Tulisannya bisa mempengaruhi pikiran dan tindakan orang yang membacanya. Dan itu hanya bisa dilakukan oleh profesional. Itulah jurnalis, yang karya-karyanya bisa menghebohkan.
Mudah-mudahan kita semua, tidak hanya setia pada pasangan, tetapi juga pada profesi? Saya sendiri masih belajar apakah bisa setia pada profesi? Kalau pasangan sudah pasti harga mati.

Baca Selengkapnya..

PNS Semakin Diminati

Oleh TY

Setelah beberapa media memberitakan akan ada rekrutmen calon pegawai negeri sipil (CPNS) tahun ini, khususnya di Kalimantan Barat benar-benar membawa angin segar bagi para pencari kerja.
Memang setiap tahun angkatan kerja selalu bertambah jumlahnya. Sementara lapangan kerja yang tersedia tidak memadai.

Maka kita maklum saja, ketika ada rekrutman CPNS seperti ini langsung diserbu para pencari kerja yang rata-rata baru tamat dari pendidikan mereka.
Seperti yang diungkapkan Kabid Tenaga Kerja Dinas Sosial dan Tenaga Kerja (Dinsosnaker) Kota Pontianak, Kusyadhi, bahwa sejak awal September ini jumlah pembuat kartu kuning meningkat tajam.
Kartu kuning digunakan sebagai salah satu syarat untuk dapat melamar sebagai CPNS di semua tingkatan.
Padahal menurut catatan kantor yang khusus mengeluarkan kartu kuning, atau kartu pencari kerja itu dari Januari-Agustus dalam satu bulannya hanya sekitar 100 orang saja yang membuat kartu kuning.
Namun bila dibandingkan dengan awal September ini dalam satu hari bisa mencapai 100-200 orang pembuat kartu kuning.
Meningkatnya jumlah pembuat kartu kuning ini karena di beberapa media sudah mengabarkan akan dibukanya lowongan kerja pada sejumlah dinas maupun instansi pemerintah.
Bahkan di media elektronik sudah mengumumkan lowongan kerja tersebut termasuk kriteria yang dibutuhkan di dinas instasni pemerintahan.
Sejauh ini, Dinsosnaker Kota Pontianak sudah melayani pembuatan kartu kuning sejak Kamis (24/9) lalu seusainya libur bersama.
Dari pukul 07.15 wib sudah memberikan pelayanan hingga pukul 15.15 wib, sedangkan pukul 12.00 wib kami istirahat siang tapi formulir tetap kami terima namun belum dibawa ke pencatatan.
Selama meningkatnya jumlah pembuat kartu kuning ini, Dinsosnaker tidak menambah petugas untuk pelayanan.
Dalam pelayanan pembuatan kartu kuning tersebut, Dinsosnaker tidak memungut biaya.
Karena blanko AK 1 tersebut sudah ditanggung dalam anggaran APBD Kota Pontianak. Sepanjang warga kota yang memiliki KTP Kota Pontianak gratis buat kartu kuning.
Sejauh ini memang belum ada keluhan para calon pelamar yang membuat kartu kuning di Dinsosnaker. Semuanya mengaku terlayani dengan baik.
Tingginya minat orang membuat kartu kuning ini menandakan pekerjaan sebagai PNS itu masih sangat menjanjikan.
Kondisi ini kembali pada masa lalu dimana pekerjaan sebagai pegawai pemerintah menjadi tujuan utama orang menempuh pendidikan.
Dengan harapan setelah tamat bisa bekerja sebagai PNS.
Nah, apakah PNS sekarang beda dengan yang dulu? Yang jelas setiap penerimaan PNS tidak lepas dari KKN. Mudah-mudahan penerima kali ini benar-benar murni dan terjaring orang-orang yang betul-betul memiliki keterampilan dan punya kapasitasan itu pekerjaan sebagai PNS.

Baca Selengkapnya..

Friday, September 25, 2009

Facebook


Oleh TY

Kecanggihan teknologi informasi telah membawa kemajuan pesat bagi kehidupan kita. Khususnya di dunia maya.
Berapa banyak kawan lama yang kembali bertemu berkat situs jejaring rekaan Mark Zuckerberg bernama Facebook. Berapa banyak bisnis yang berkembang berkat distribusi dan jaringan melalui internet yang bertebaran di dunia maya.

Namun dibalik manfaat kecanggihan internet itu tidak sedikit pula mudharat yang bakal menimpa penggunanya. Dari hal sepele, seperti menyantumkan status ’single’ di Facebook bisa bikin berantam dengan istri, dll.
Tidak sedikit juga pengguna internet menjadi tidak produktif karena waktunya habis terbuang hanya untuk memperhatikan perkembangan Facebooknya.
Jika Facebook dan produk internet lainnya telah melalaikan dan menurunkan produktivitas kita, maka sebagai penguna kita wajib waspadainya.
Sebab sesungguhnya, kita adalah “manusia produktif”, sehingga alangkah ruginya bila waktu habis hanya gara-gara dimanjakan internet dengan sebagai fasilitasnya.
Jejaringan di internet tidak melulu Fabebook, tapi banyak lagi, seperti Friendster, Blogspot, email dan banyaknya lagi.
Tapi alangkah baiknya, bila kita bisa memanfaatkan Facebook dan produk internet lainnya itu sebagai sarana atau media yang memberikan kemudahan kepada kita untuk meningkatkan produktivitas kita.
Meningkatkan kinerja kita sesuai bidang masing-masing. Bukan malah sebaliknya, menjadi sarana yang menjerumuskan kita kepada kesia-siaan belaka, waktu yang terbuang dan berbagai kemudharatan lainnya.
Singkat kata, teknologi canggih diciptakan untuk membantu kita mengatasi berbagai kesulitan. Membantu memecahkan berbagai persoalan jarak, waktu dan ruang. Dengan teknologi macam internet, maka kita tidak lagi dipisahkan oleh jarak, ruang dan waktu itu. Jadi kita jangan menjadi manusia yang diperbudak Facebook. Tapi jadikanlah Facebook itu sebagai media yang bisa meningkatkan silaturahmi kita, meningkatkan produktivitas kita dan meningkatkan derajat kita. Semoga!

Baca Selengkapnya..

Menghargai Lingkungan


Oleh TY

Sebagai kota berkembang, Pontianak tidak lepas dari masalah sampah. Perhari sampah bisa mencapai puluhan ton.
Karena jumlahnya semakin bertambah, Pemerintah Kota termasuk kita warganya, semakin dibuat pusing dengan masalah sampah ini.
Padahal barang itu sepele kalau saja kita punya mental dan budaya hidup bersih. Tapi itu kembali ke orangnya, yang dengan serampangan dan seenaknya membuang sampah dimana saja.

Bagi sebagian masyarakat sampah mungkin sebagai sumber penghasilan, tapi mayoritas kita risih dengan sampah yang menumpuk atau bahkan berserakan di mana-mana itu.
Melihat sampah yang awut-awutan itu, Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) mengimbau masyarakat untuk menaati jadwal pembuangan sampah. Himbauan itu terkait dengan misi Kota Pontianak yang bersih, sehat dan indah.
Untuk itu, kepada warga kota DKP telah memberikan jadwal pembuangan sampah pada jam-jam tertentu, yakni Pukul 06:00 hinga Pukul18:00 WIB.
Hal tersebut dilakukan agar menghindari tumpukan sampah di Tempat pembuangan Sampah (TPS) yang akan mengganggu keindahan dan kenyamanan masyarakat, semua itu juga diutamakan untuk TPS-TPS yang terletak di tepi jalan raya utama.
Penetapan jadwal itu tidak lain adalah upaya maksimal dari pemerintah untuk menciptakan suasana nyaman dan bersih bagi masyarakat.
Nah, sekarang tinggal masyarakat lagi, apakah mau peduli dengan program pemerintah atau tetap dengan kondisi bau tak sedap dan sampah berserakan dimana-mana itu?
Demi menjaga kebersihan tersebut, DKP juga sudah memberi bantuan gerobak sampah ke setiap RT (Rukun Tentangga) yang ada. Upaya tersebut diharapkan masyarakat dapat mengumpulkan sampahnya sesuai jam yang telah ditentukan tadi.
Selain itu, masyarakat diajak untuk berprilaku hidup bersih, terutama tidak membuang sampah sembarangan di jalan maupun lingkungan tempat tinggalnya.
Sebab lazim kita temukan, para pengguna jalan seperti pengendara kendaraan roda dua , roda empat maupun pejalan kaki seenaknya membuang sampah makanan ringan maupun buah-buahnya di sepanjang jalan.
Jika ingin berperilaku hidup sehat, maka mulai sekarang biasakanlah diri kita masing-masing untuk membuang sampah pada tempat dan sesuai jadwal yang sudah ditentukan DKP tersebut.
Bila itu bisa kita praktikan, maka perilaku hidup bersih dan sopan terhadap lingkungan ini secara tidak langsung akan menular kepada anak-anak kita maupun keluarga yang lainnya. Itulah bentuk penghargaan kita terhadap lingkungan sekitar. Selamat mencoba.

Baca Selengkapnya..

Thursday, September 17, 2009

Selamat Idul Fitri


Oleh TY

Besok malam, dengan sedikit perbedaan waktu, umat Islam di seluruh dunia akan merayakan malam takbiran untuk menyambut hari kemenangan setelah sebulan menahan diri dari lapar, dahaga dan kegiatan lain yang dilarang dilakukan selama bulan Ramadan.

Pada saat itu akan terdengar gema kalimat-kalimat Takbir yang dikumandangkan dengan penuh rasa ikhlas. Itulah ritual yang sudah mentradisi dalam menyambut Idul Fitri yang membahagiakan bagi Umat Islam.
Walau tidak merayakan Idul Fitri, saya bisa merasakan nikmatnya teman-teman di kantor saat berbuka puasa. Mereka menikmati saat berbuka walau hanya dengan sepotong kue dan segelas air dingin.
Dari wajahnya perpancar kepuasan, meraka telah melewatkan puasa pada hari itu. Bagi yang sukses menunaikan ibadah puasa, tentu akan menyambut nikmat hari Raya Idul Fitri ini dengan penuh sukacita. Sebab itulah hari kemenangan baginya.
Kemenangan dari hawa nafsu. Dan sudah pasti merupakan sesuatu yang menyenangkan untuk dirayakan. Itulah nikmatnya. Kegembiraan terpancar dari setiap orang, setiap rumah. Orang saling berkunjung dan saling berucap salam dan bermaaf-maafan.
Kemudian ada tradisi khas di masyarakat kita, mudik ke kampung halaman. Merayakan Idul Fitri di tengah keluarga punya arti tersendiri. Kita bisa saling mengunjungi sanak saudara bahkan tetangga atau teman sejawat, atasan dan bawahan.
Untuk alasan itu, orang berbondong-bondong mudik, bepergian jauh hanya sekedar menjumpai orang tua atau sanak famili. Sekedar menjumpainya dan bersilaturahmi, menyegarkan ikatan kekerabatan, menyambung dan mempererat tali persaudaraan.
Kesempatan Idul Fitri tidak akan dijumpai pada momen lain. Untuk itu harus dimanfaatkan sebaik-baiknya. Bagi yang masih punya masalah dengan sanak saudaranya, kesempatan ini sangat cocok untuk saling bermaafan. Kepada mereka yang sudah mulai renggang, kesempatan ini sangat baik untuk merapatkan kembali. Kepada yang sudah akrab dan dekat, kesempatan ini tetap lebih baik untuk memupuk tali persaudaraan.
Akhirnya, kepada teman-teman kantor, sahabat maupun relasi yang merayakan Idul Fitri, dari lubuh hati yang terdalam saya dan keluarga mengucapkan selamat Hari Raya Idul Fitri, 1 Syawal 1430 H. Minal Aidin Wal Faizin. Mohon maaf lahir dan batin. Semoga Tuhan Beserta Kita!

Baca Selengkapnya..

Menyoal Parsel


Oleh TY

Setelah Walikota Sutarmidji menghimbau pejabat di lingkungan Pemkot untuk tidak menerima parsel, hal sama dilakukan Gubernur Cornelis.
Gubernur menghimbau pejabat di lingkungan Pemprov untuk tidak menerima parsel, terlebih parsel itu diberikan terkait jabatannya.

Jelas himbauan ini akan membingungkan perusahaan penyedia parsel. Dimana mereka tentu berharap parsel yang hanya bisa dijual musiman itu, bakal laris manis menyambut hari raya Idul Fitri ini. Dan konsumen yang lebih dominan, tentu dari kalangan pejabat dan dunia usaha.
Parsel umumnya diberikan oleh masyarakat kepada rekan kerja dan teman sebagai ungkapan silaturahmi yang diikuti pemberian makanan yang dihias agar menarik dilihat.
Bagi orang yang memberikan parsel belum tentu bisa dikaitkan dengan indikasi suap, karena kalau suap tidak berbentuk parsel melainkan berupa uang. Dan harga parsel paling berkisar antara Rp100-500 ribu per paket parsel.
Karena itu, Sutarmidji mengatakan, walau dirinya menghimbau pejabatnya, tapi ia melihat parsel dari lebih dari sekedar seni untuk makanan yang marak menjelang lebaran sehingga tidak perlu dipermasalahkan.
Kalau suap kepada pejabat negara pasti jumlahnya besar, dan kecil kemungkinan parsel yang isinya hanya makanan dan minuman ringan dari berbagai jenis, kecuali parselnya berbentuk lain yang harganya puluhan hingga ratusan juta.
Disamping itu, pemberian parsel juga ada nilai positifnya, karena dengan membeli parsel secara tidak langsung bisa menggerakkan ekonomi masyarakat, karena bisnis parsel melibatkan banyak orang mulai dari pengrajin keranjang, pedagang buah-buahan, makanan ringan hingga jasa pengirim parsel itu sendiri.
Kita sangat memahami pelarangan penerimaan parsel di kalangan pejabat itu erat kaitannya dengan kemungkinan penyalahgunaan paket parsel ke arah yang merugikan pejabat itu sendiri.
Dengan himbauan ’bosnya’ tersebut, sebagai pejabat tentu berpikir dua kali untuk menerima parsel dari siapa pun, termasuk dari teman, karena sesuai undang-undang yang berlaku memang ada larangan pejabat menerima parsel.
Padahal maksud pemberian parsel itu sangat bagus sekali, selain membina hubungan juga bisa mempererat silaturahmi antara pemberi dan penerima.
Namun urusan yang sederhana ini bisa saja berbuntut panjang, karena bagi pejabat negara bila menerima parsel harus dilaporkan ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) karena parsel dikategorikan gratifikasi.
Aturan ini diatur pada Pasal 12B UU No 20 tahun 2001 yakni pemberian dalam arti luas meliputi pemberian uang, barang, rabat (diskon), komisi, pinjaman tanpa bunga, tiket perjalanan, fasilitas penginapan, perjalanan wisata, pengobatan cuma-cuma, dan fasilitas lainnya.
Gratifikasi tersebut baik yang diterima di dalam negeri maupun di luar negeri dan yang dilakukan dengan menggunakan sarana elektronik atau tanpa sarana elektronik. Namun dengan pengecualian, Undang-Undang No. 20 Tahun 2001, Pasal 12 C ayat (1) maka ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12B ayat (1) tidak berlaku bila penerima melaporkan gratifikasi yang diterimanya kepada KPK.
Bagi mereka yang melanggar aturan ini maka akan terkena ancaman pidana hukuman minimal satu tahun, maksimal lima tahun dan atau denda minimal Rp50 juta, maksimum Rp250 juta. Sanksinya cukup mengerikan.

Baca Selengkapnya..

Saturday, September 12, 2009

Berpikir Positif


Oleh TY

Sebagai manusia lemah, kita cenderung berpikir negatif. Kita gampang menyebut hal negatif yang melekat pada seseorang. Namun disisi lain, kita sulit menyebut hal positif dari seseorang tersebut.
Kalau dibuat tabulasi, maka daftar hal-hal yang negatif itu lebih panjang daripada yang positif.

Lihat saja di sekitar kita, mulai dari keluarga, lingkungan tempat tinggal, komplek, kantor atau pun mitra kerja. Kita gampang menilai hal negatif pada mereka.
Memang sebagai manusia kita diciptakan tidaklah sempurna. Tetapi itu tidak berarti kita menyerah pada pikiran negatif. Tapi bagaimana kita harus membatasi pikiran negatif itu.
Memang kadang pikiran negatif tidak selamanya buruk. Artinya, kita bisa mewaspadai sesuatu sebelum betul-betul terjadi. Misalnya soal perselingkuhan, korupsi, dan banyak lagi yang bisa muncul di pikiran terutama menyangkut pekerjaan.
Pikiran seperti itu dalam takaran tertentu baik. Kita bisa membantu mencegah agar sesuatu itu tidak terjadi. Misalnya tadi seperti perselingkuhan, korupsi dan lain-lain.
Kecurigaan itu boleh-boleh saja sebagai upaya berjaga-jaga. Tapi harus diingat, kita mesti bisa membatasi pikiran negatif itu. Kita tidak boleh curiga tanpa bukti yang jelas. Jangan membiarkan pikiran negatif itu meracuni diri kita baik dalam keluarga, lingkungan maupun dalam pekerjaan. Bila pikiran negatif itu dikembangkan, akibatnya bisa fatal.
Kita harus bisa mengendalikan pikiran negatif itu. Kita harus membiasakan diri dengan berpikir rasional. Mankala pikiran negatif muncul, kita harus melatih diri kita untuk berpikir rasional, berpikir jernih, menimbang dan mencoba mencari bukti atau penjelasan yang logis. Terutama tentang hal yang mendorong terjadinya hal negatif tadi.
Kita mesti sadari bahwa banyak hal di dunia ini memiliki sisi positif dan negatif, ada kelebihan dan ada kekurangan. Penyadaran tentang dua sisi ini dapat membantu agar tidak berat sebelah. Tidak terlalu memuji atau mengagungkan sesuatu, dan tidak terlalu merendahkan atau meremehkan sesuatu.
Menyadari kedua sisi secara utuh dapat mempersiapkan kita memutuskan dengan bijak dan menerima risiko. Artinya, kita tidak hanya asal curiga, tapi harus mawas diri (mengevaluasi diri).
Berpikir positif berarti menggunakan cara pandang yang positif. Misalnya, belajar dari pengalaman. Hikmah apa yang bisa diambil dari pengalaman itu. Dengan berpikir positif, kita tidak lagi terpaku pada kekuatiran, kesedihan, kedukaan atau bahkan kehancuran yang kita alami. Tetapi kita dapat melihat hal-hal yang lebih berarti, yaitu pelajaran hidup yang dapat mengembangkan atau mengubah kehidupan kita.
Nah, pendek kata, siapa pun kita, kapan dan di manapun berada, ketika pikiran negatif mulai muncul, bersiaplah membatasinya dengan pikiran yang rasional, yakni pikiran positif!

Baca Selengkapnya..

Jangan Bohongi Rakyat Lagi


Oleh TY

Senin (7/9) kemarin, 35 orang caleg terpilih di Kabupaten Sintang dan 45 caleg terpilih di Kabupaten Sambas yang berasal dari berbagai partai politik resmi dilantik sebagai Anggota DPRD masa bhakti 2009-2014.
Namun yang perlu dicatat, pelantikan tersebut bukanlah akhir dari perjuangan mereka sebagai wakil rakyat, tapi itu baru awal dari perjuangan mereka menyalurkan dan memperjuangkan keinginan rakyat yang telah memilih mereka pada pemilu legislatif 9 April 2009 lalu.

Disinilah kepemimpinan mereka sesungguhnya diuji. Apakah mereka mengejar kursi empuk itu karena demi harta kekayaan atau memperkaya diri? Atau hanya sekedar mengejar kekuasaan atau kedudukan?
Memang sangat manusiawi, kekayaan dan kekuasaan itu melekat pada jabatan atau posisi yang dikejar tersebut. Tapi ada yang lebih penting, yakni hak-hak rakyat kecil yang selama ini terabaikan. Dan hak itu ada di pundak mereka sebagai wakil rakyat. Hak itu senantiasa melekat pada jatidiri mereka baik secara individu maupun lembaga yang mereka wakilkan.
Namanya juga wakil rakyat, mesti memahami ensensi fungsi dan tugas yang akan diembannya tersebut. Jangan seperti pepatah kacang lupa akan kulitnya.
Ketika membutuhkan suara, apapun diserahkan dengan rakyat, namun pada gilirannya, rakyat membutuhkan mereka sebagai penyambung lidah, mereka justru tidak berpihak kepada rakyat.
Dan itu fakta yang terus menerus terulang selama ini. Wakil rakyat tidak berpihak kepada rakyatnya. Mereka lebih memihak penguasa daripada mengkoreksinya. Mereka lebih membela penguasa daripada rakyatnya yang telah menghantarkan mereka meraih kursi empuk tersebut.
Nah, momen seremonial pelantikan itu sudah seharusnya menjadi awal untuk terus menerus memperjuangkan kepentingan rakyat, kepentingan orang banyak. Bukan kepentingan pribadi, kepentingan kelompok atau kepentingan partainya.
Tapi bagaimana mereka bisa berlaku adil baik bagi diri sendiri, kelompok, partai maupun masyarakat banyak. Itu penting dilakukan demi percepatan kesejahteraan rakyat. Sebab bila tidak melaksanakan tugas dan fungsinya dengan baik, apa hebatnya mengemban cap sebagai wakil rakyat?!
Apalagi saat kampanye lalu, banyak sudah janji yang ditebarkan untuk memikat hati rakyat. Dan rakyat sekarang tidak bodoh lagi. Tidak seperti dulu yang hanya mendukung, tapi sekarang selain mendukung, rakyat sudah bisa mengontrol dan mengkoreksi wakil mereka sendiri.
Intinya, selama dipercaya memegang amanah rakyat, bekerjalah sesuai amanah yang dititipkan selama lima tahun itu. Jangan pernah sekali-kali menyakiti hati rakyat. Jangan pernah sekali-kali membohongi rakyat. Sebab bila itu terjadi, maka nama Anda akan dicatat dengan baik oleh rakyat. Ingat lima tahun kemudian Anda akan butuh rakyat kembali untuk mempertahankan kursi Anda.
Nah, itu artinya, investasi Anda bukan pada kekuasaan atau memperkaya diri, tapi investasi Anda ada pada rakyat. Sebab merekalah sesungguhnya menentukan masa depan politik Anda.
Mulai sekarang perlakukanlah masyarakat itu sebagai investasi. Caranya dengan berteriak dengan lantang dalam memperjuangkan pentingan rakyat banyak. Jangan jadi macan ompong di tengah padang gurun. Tapi jadilah macan yang siap mengaung setiap saat. Setiap rakyat membutuhkan pertolongan Anda. Akhirnya kami ucapkan selamat bekerja.

Baca Selengkapnya..

Derita Kadaluarsa

Oleh TY

Tindakan yang diambil Komnas HAM Perwakilan Kalbar menindaklanjuti pengaduan masyarakat Desa Semunying Jaya, Kabupaten Bengkayang dan Walhi Kalbar, sehingga fungsi pemantauan berdasar pasal 89 ayat (3) Undang-Undang No. 39/1999 tentang HAM atas dugaan pelanggaran HAM khususnya hak-hak masyarakat adat Desa Semunying Jaya terkait pembangunan perkebunan Kelapa Sawit oleh PT Ledo Lestari (Grup Duta Palma) bolehlah diberi aspresiasi.

Artinya, Komnas HAM masih ada kepedulian terhadap penderitaan rakyat. Setidaknya mereka masih peka terhadap informasi, data dan fakta baik yang disampaikan masyarakat maupun pihak lain.
Buktinya, mereka turun langsung ke lapangan bersama Bupati Bengkayang melihat langsung fakta lapangan serta kehidupan masyarakat yang jauh dari layak.
Secara ekonomi, sosial dan budaya mereka sangat tertindas. Adalah sangat manusiawi bila Komnas HAM bersikap keras terhadap kasus tersebut.
Bahkan ada yang mencengangkan dari penelisikan lapangan tersebut, yakni menyangkut ijin lokasi PT. Ledo Lestari yang berlaku tiga tahun telah habis tanggal 20 Desember 2007 dan belum ada pengajuan perpanjangan ijin lokasi atas nama PT. Ledo Lestari. Itu artinya, ijin PT Ledo Lestari sudah kadaluarsa.
Berangkat dari kasus ijin yang kadaluarsa itulah yang menjadi awal penderitaan masyarakat. Saat pembukaan lahan dan penanaman sawit terus berlangsung, namun masyarakat sekitar makin tertekan. Akibatnya, masyarakat hilang kesabaranya dan terjadilah penyitaan alat bersar berupa dua buldoser dan enam unit gergaji mesin (chain saw).
Penahanan alat berat tersebut sangat jelas penyebabnya, masyarakat merasa kebutuhan mereka tidak diperhatikan, bahkan cenderung tertindas di tanah sendiri. Sebagai masyarakat adat, indentitas budaya mereka juga tergerus begitu saja, sehingga muncullah perubatan melawan hukum itu.
Permintaan masyarakat sebetulnya sangat sederhana sekali, mulai dari ganti rugi tanam tumbuh dan areal persawahan dan sumber air, fasilitas pendidikan, kesehatan hingga penerangan.
Nah, hal-hal demikian disepelekan pihak perusahaan. Seharusnya itu tidak perlu terjadi, harusnya kehadiran perusahaan memberi kehidupan yang lebih baik bagi masyarakat sekitar, bukan malah sebaliknya menyengsarakan masyarakat. Seakan lagu lama diputar kembali, ijin perkebunan hanya sebagai kedok mencuri kayu di sekitar areal dan dijual ke cukong, terlebih itu daerah perbatasan, bisa saja kayu-kayu hasil pembersihan lahan itu dijual ke Jiran, Malaysia.
Nah, akibatnya masyarakat menjadi korban, sudahlah perusahaan ijinnya kadalursa, masyarakatnya semakin sengsara. Hahaha, itulah derita kadaluarsa.

Baca Selengkapnya..

Tiga Hal dalam Hidup

Oleh TY

Beberapa hari lalu saya berselancar di rumah paman Google. Di situ saya temukan sebuah artikel menarik dalam bentuk pdf. Ada tiga hal penting di dalam hidup kita yang perlu perhatikan. Nah, berikut artikelnya, semoga bermanfaat.

Tiga hal (three things) di dalam hidup yang, jika hilang, tidak akan pernah kembali: waktu, kata-kata dan kesempatan.
Seberapa banyak waktu terbuang yang kita sesali sekarang. Seorang bapak berkata bahwa dia menyesal ketika tidak bisa bermainmain dengan anak-anaknya ketika mereka masih kecil. Kini mereka tidak lagi dekat dengannya. Kata-kata seperti anak panah yang, sekali melesat, tidak mungkin kita tarik kembali dan jika menembus hati seseorang, bisa saja kita cabut, tetapi terlanjur membuat hati orang berdarah.
Kesempatan juga jarang datang untuk kedua kalinya. Oleh sebab itu, kita harus menangkapnya saat dia menghampiri kita.
Tiga hal di dalam hidup yang akan menghancurkan seseorang: amarah, kesombongan dan tidak bisa mengampuni. Orang marah tidak bisa berpikir dalam bertindak, setelah semuanya hancur lebur baru datang penyesalan. Dan itu tidak bisa kembali seperti semula. Demikian juga orang yang sombong, baru berhenti menyombongkan dirinya saat kepalanya pecah karena terlalu besar atau karena membentur atap di atas kepalanya. Orang yang tidak bisa mengampuni mengalami kerugian besar karena tidak akan diampuni oleh Tuhan.
Tiga hal di dalam hidup yang jangan pernah hilang di dalam hidup kita: harapan, kedamaian dan kejujuran. Para tahanan Nazi yang tidak punya harapan cepat mati. Sebaliknya, mereka yang punya harapan hidup tetap survive meskipun mengalami siksaan yang berat. Di samping itu, kita jangan sampai pernah kehilangan rasa damai, walaupun sikon tidak memungkinkan untuk itu. Sedangkan kejujuran yang hilang di dalam kehidupan kita membuat kita tidak bisa merasakan sukacita yang sejati.
Tiga hal di dalam hidup yang paling penting: kasih, keluarga & sahabat, dan kebaikan. Firman Tuhan katakan: ”Demikianlah tinggal ketiga hal ini, yaitu iman, pengharapan dan kasih, dan yang paling besar di antaranya ialah kasih” (1 Korintus 13:13).
”Seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu, dan menjadi seorang saudara dalam kesukaran” (Amsal 17:17). ”Hendaklah kebaikan hatimu diketahui semua orang. Tuhan sudah dekat!” (Filipi 4:5).
Tiga hal di dalam hidup yang tidak pernah pasti: keuntungan, keberhasilan, dan mimpi. Firman Tuhan mengatakan bahwa orang yang membuat rencana untuk pergi ke kota anu untuk mendapatkan untung bisa saja mati sebelum keinginannya berhasil. Demikian juga kesuksesan belum tentu menghampiri kita, kadang kita kerja pun malah lari. Apalagi mimpi.
Seorang ibu suatu kali berkata kepada suaminya bahwa semalam dia bermimpin mendapat kalung berlian dari suaminya. Ternyata oleh suaminya dia dibelikan buku tafsir mimpi.
Tiga hal yang membuat seorang menjadi manusia seutuhnya: komitmen, ketulusan, dan kerja keras. Lewat komitmen yang tanpa kompromi, ketulusan hati yang takut akan Tuhan dan kerja keras yang tidak jemu-jemunyalah yang membuat kita sukses.
Tiga hal yang selalu konstan: Bapa-Putra-Roh Kudus. Amin!

Baca Selengkapnya..

Operasi Pasar


Oleh TY

Sejak memasuki bulan Ramadan ini, barang kebutuhan pokok satu persatu merangkak naik. Kenaikan harga itu dipicu permintaan yang tinggi di tingkat konsumen.
Barang yang mengalami kenaikan itu mulai dari beras, gula, kopi, minyak goreng, tepung terigu, telur dan banyak lagi kebutuhan pokok lainnya, termasuk daging dan sayur- mayur.
Bila tidak ada upaya pengendalian harga kebutuhan pokok tersebut, dikhawatirkan masyarakat menjerit menghadapi hari raya Idul Fitri mendatang. Kondisi itu diperburuk lagi dengan masih rendahnya daya beli masyarakat akibat sisa-sisa krisis lalu.

Salah satu upaya mengerem laju kenaikan harga kebutuhan pokok tersebut, perlu dipikirkan untuk melakukan operasi pasar.
Operasi pasar mesti dilakukan untuk menahan laju kenaikan harga menjelang Idul Fitri mendatang. Sekarang saja masyarakat sudah mengeluhkan tingginya harga sejumlah kebutuhan pokok. Apalagi menjelang hari H lebaran nanti, bila tidak ada upaya pengendalian harga, maka harga di pasaran semakin melambung dan masyarakat bakal menjerit karena tidak mampu memenuhi kebutuhan hari-hari maupun hari rayanya.
Dan kondisi itu bisa mengancam stabilitas pasar yang selama ini sudah cukup baik. Namun sayang para pelaku pasar tidak berpihak kepada konsumen. Mereka seenaknya menaikan harga barang dengan berbagai alasan, mulai dari tingginya biaya angkutan atau transportasi, hingga pada mahalnya biaya produksi sehingga mereka terpaksa menjual harga jauh diatas kemampuan daya beli masyarakat.
Untuk menghadapi puasa ini saja, ibu-ibu rumah tangga sudah mengeluhkan tingginya harga kebutuhan pokok di pasaran, apalagi menjelang Idul Fitri nanti, permintaan semakin tinggi, dan pedagang dengan semaunya menaikan harga barang. Itu jelas tidak menguntungkan masyarakat konsumen. Untuk mengantisipasi hal tersebut, pihak pemerintah, dalam hal ini instansi atau dinas terkait mesti peka dengan kondisi masyarakat saat ini.
Walau kita termasuk satu dari tiga negara yang dapat bertahan dari dampak krisis keuangan global, bukan berarti daya beli masyarakat kita meningkat. Justru sekarang pemerintah kita perlu memikirkan bagaimana mempertahankan harga agar terjangkau masyarakat.
Dan operasi pasar itu adalah salahsatu upaya menekan lajunya kenaikan harga barang kebutuhan hari-hari masyarakat di pasaran. Operasi pasar itu bisa dilakukan menyeluruh terhadap semua kebutuhan pokok masyarakat. Terlebih kebutuhan menyambut hari-hari besar keagamaan.
Perlu ada koordinasi pemerintah dan para pelaku usaha bagaimana menstabilkan harga barang di pasar tersebut. Kalau perlu pemerintah melakukan sidak terhadap sejumlah pasar baik tradisional maupun modern. Bila ditemukan pelaku usaha yang sengaja menjual barang terlampau jauh, maka si pedagang tersebut langsung saja ditegur bahkan kalau perlu dikenakan sanksi.
Bila itu dilakukan, maka itulah hakekat pemerintah yang berpihak kepada rakyatnya. Pemerintah yang melindungi rakyatnya. Sebab sesungguhnya pemerintah jugalah yang berwenang melakukan intervensi baik terhadap pelaku pasar maupun produsennya, demi untuk menstabilkan harga jual di pasaran. Dengan demikian, maka barang-barang kebutuhan pokok itu tetap terjangkau oleh kocek masyarakatnya.
Kita berharap satu dua minggu kedepan, dilakukan operasi pasar, setidaknya bisa menstabilkan harga menjelang Idul Fitri ini. Sebab biasanya setiap jenis barang bisa naik namun tidak bisa turun. Dan itu mesti diperhatikan aparat terkait, terutama dinas yang berurusan dengan perdaganan dan pangan masyarakat.

Baca Selengkapnya..

Mawas Diri


Oleh TY

Coba amati berbagai peristiwa yang terjadi sekarang ini di sekitar kita. Mulai wabah virus flu burung, flu babi, demam berdarah, gizi buruk, kecelakaan hingga bencana alam yang meluluh lantakkan Jawa Barat dan sekitarnya, Rabu kemarin.
Kita miris dan takut dengan rentetan peristiwa alam itu. Memang semuanya sudah rencana Tuhan yang murka dengan umatnya. Tapi, peristiwa itu kadang juga membuat kita bersikap acuh saja. Kita tidak peduli, karena jauh dari tempat tinggal kita.

Sebaiknya buang jauh-jauh sikap acuh tak acuh itu. Saya khawatir bila sikap itu dikembangkan, kita menjadi bangsa yang tidak saling kenal. Tolong-menolong tinggal cerita. Lalu bagaimana pada suatu saat kita dihadapkan pada satu keadaan yang menakutkan, entah itu bencana alam hebat, atau pergolakan masyarakat. Bagaimana kita dapat selamat, karena tidak ada yang mempedulikan kita?
Saling tolong dan hidup tentram sudah menjadi dambaan kita. Dan itulah yang kita harapkan, tentu campur tangan Tuhan sangat besar dalam mewujudkan hidup seperti itu, asal kita mau mensyukirinya.
Mensyukurinya cukup dengan memperhatikan sesama. Janganlah seperti orang bebal, tapi berbuatlah arif dan bijaksana dalam hidup. Artinya, dalam kita harus bisa menjaukan diri dari hal-hal jahat.
Sebab begitu banyaknya ajaran-ajaran yang menyesatkan sampai orang rela mengobankan nyawanya demi membunuh orang lain dengan bom bunuh diriu misalnya. Dan itu jelas tidak masuk akal sehat kita. Dan wajar kadang Tuhan kejam, dengan mengirim bencana seperti gempa dan sebagainya itu.
Karenanya, kita harus mawas diri. Kita harus menjaga hati, jangan kotorkan dengan kebiasaan pesta pora dan mabuk-mabukan. Itu hanya kepentingan duniawi semata. Maka berjaga-jagalah sambil berdoa supaya kita luput dari berbagai godaan hidup itu.
Mawas diri juga kita bisa menghindari godaan yang maha dahsyat, yakni harta, tahta dan wanita. Semoga!

Baca Selengkapnya..

Friday, August 21, 2009

Puasa dan Toleransi


Oleh TY

Sabtu (22/8) besok, umat Islam memasuki hari pertama puasa Ramadan. Sebagaimana tahun-tahun sebelumnya, mereka menyambut bulan suci itu dengan beragam cara; yang paling sederhana mengirim sms (pesan singkat) permintaan maaf ke sejumlah koleganya. Dan bagi pemerintah maupun organisasi keagamaan membentang spanduk dan poster yang berisi ucapan selamat atas datangnya bulan yang sarat berkah itu di tempat-tempat strategis.

Saat Ramadan ini, adalah kesempatan mengemban kewajiban menunaikan ibadah puasa. Ibadah ini sendiri melahirkan ragam tradisi di hampir semua komunitas masyarakat, diantaranya tradisi berbuka bersama, salat tarawih disambung tadarus, hingga tradisi sahur bareng-bareng. Kaum mudanya punya tradisi ngabuburit; kongkow sore-sore menungggu buka.
Demikian juga dengan kaum perempuan yang tak lazim menggunakan jilbab, mereka mengisi Ramadan dengan busana yang membalut seluruh tubuh. Sedangkan prianya memakai baju koko sehingga tampak lebih islami dan religius dari hari-hari biasanya.
Puasa Ramadan memang wajib bagi kaum muslim, namun tradisi yang mengikutinya, turut pula dilakukan oleh orang atau komunitas tertentu di lingkunganya yang non muslim, terutama untuk berbuka puasa bersama. Mulai dari lingkungan tempat tinggal, kantor hingga komunitas yang lebih luas lagi.
Begitu pun dengan kami di Harian Borneo Tribune, Ramadan bukan hal aneh bagi kami. Kami menjadikan Ramadan itu sebagai tradisi untuk membuktikan kebersamaan dalam keberagaman seperti yang tertulis di moto koran yang kami gawangi ini; Idealisme, Keberagaman dan Kebersamaan.
Kami selalu melakukannya bersama-sama, ya mungkin juga ada yang ikut-ikutan puasa. Tapi bagi kami itulah semangat toleransi yang ingin kami tunjukan baik di lingkungan kantor maupun masyarakat sekitar termasuk pembaca sekalian. Karena apa yang kami lakukan itu justru menjadi kebiasaan untuk saling menghormati dan mengembangkan sikap toleran antar sesama.
Dan sesunggunya puasa itu tidak hanya di kenal di kalangan Islam saja, tapi umat lainnya juga mengenal puasa, seperti Kristen (Katolik), Budha dan Hindu juga mengenal puasa. Artinya, ibadah puasa tak murni dari Islam, dan itu diakui dalam Al-Quaran. Sebab, sejak Nabi Nuh, Nabi Musa, hingga Yesus Kristus (Nabi Isa) sudah mempraktekkan ibadah puasa di zamannya, walau waktu dan tata caranya mungkin berbeda dengan yang dilaksanakan umat Islam sekarang ini.
Dalam Alkitab, terutama Perjanjian Baru disebutkan, “Dan apabila kamu berpuasa, janganlah muram mukamu seperti orang munafik..” (Matius, 6:16).
Itu artinya, dalam menjalankan ibadah pausa, jangan karena keterpaksaan, atau tekanan dari pihak lain, tapi betul murni dari hati dan keyakinan. Dan bagi umat Islam yang sukses menjalankan ibadah puasa adalah mereka yang kian toleran dan respek terhadap umat agama lain. Orang yang berpuasa tak akan terbakar amarahnya dan menghancurkan pihak lain. Hemat kita, Ramadan adalah titik terpenting bagi upaya peningkatan toleransi dan kerukunan antar-umat beragama.
Akhirnya, kita ingin mengucapkan selamat menunaikan ibadah puasa Ramadan kepada umat Islam yang menjalannya, mohon maaf lahir dan batin.

Baca Selengkapnya..

Introspeksi Diri


Oleh TY

Senin (17/8) kemarin, genap 64 tahun usia negeri tercinta yang bernama Republik Indonesia. Semua anak bangsa menyambutnya dengan hangat. Mulai dari acara seremonial, seperti upacara bendera, hingga berbagai permainan rakyat digelar. Itu semua sebagai ungkapan syukur perayaan hari ulang tahun kemerdekaan RI.
Acara biasanya berbentuk berbagai macam perlombaan yang diikuti oleh semua jenjang usia mulai anak-anak sampai orang tua. Di mana-mana ada permainan rakyat, mulai dari kampung, kompleks hingga gang-gang, tampah meriah. Semua merasakan suasana gegap gempita.

Lepas dari semua gegap gempita itu, lalu apakah makna sesungguhnya tanggal 17 Agustus ini bagi kita?
Dia tidak hanya sekedar upacara bendera, tanggal merah yang berarti libur nasional. Tapi tanggal 17 Agustus kita diajak kembali mengenang moment-moment bersejarah yang perlah dilakukan para pendahulu bangsa ini.
Mereka dengan kucuran keringat dan tetesan darah membebaskan bangsa dari belenggu penjajah. Dan pada tanggal 17 Agustus 1945, Soekarno-Hatta memproklamirkan kemerdekaan RI, sehingga sekarang usianya sudah 64 tahun.
64 tahun perjalanan bangsa ini, apakah kita semua hanya dimaknai sebagai kegiatan seremonial dan formalitas sesaat saja? Pernahkah kita berpikir tentang perjuangan para pahlawan perang kemerdekaan di masa lalu? Sehingga seharusnya makna 17 Agustus itu bisa lebih mendalam?
Kemerdekaan Indonesia adalah buah pengorbanan para pahlawan. Para pahlawan yang berjuang tanpa meminta balas jasa. Mereka mengorbankan apa saja bahkan nyawa mereka sendiri karena melihat penderitaan bangsa ini akibat kekejaman penjajah, terutama Belanda dan Jepang saat itu.
Perjuangan para pahlawan yang rela berkorban demi lepasnya bangsa Indonesia dari penderitaan penjajah seharusnya bisa kita teladani dan ditindaklanjuti. Saat ini memang bukan masa perang kemerdekaan, tapi perang terhadap kemiskinan dan kebodohan juga harus diperjuangkan. Kalau bukan kita yang memperjuangkan perang tersebut lalu siapa lagi? Kita tidak bisa hanya mengandalkan pemerintah yang penuh keterbatasan, tapi mari kita mulai dari diri sendiri.
HUT RI ke 64 ini, saatnya kita introspeksi diri terhadap semua hal yang telah dilakukan. Bagi pemerintah, apakah saat ini rakyat sudah merasakan keadilan dan kesejahteraan atau malah sebaliknya semakin sengsara? Bagi rakyat, apa yang telah dikorbankan bagi negeri ini, atau jangan-jangan negeri ini yang telah dikorbankan untuk kepentingan pribadi?
Introspeksi diri penting, karena kita tidak pernah mau berubah ke arah yang lebih baik. Lalu, apalagi makna 17 Agustus bagi Anda?

Baca Selengkapnya..