BERPEGANGLAH PADA DIDIKAN, JANGANLAH MELEPASKANNYA, PELIHARALAH DIA, KARENA DIALAH HIDUPMU...Amsal 4:13

Friday, September 25, 2009

Facebook


Oleh TY

Kecanggihan teknologi informasi telah membawa kemajuan pesat bagi kehidupan kita. Khususnya di dunia maya.
Berapa banyak kawan lama yang kembali bertemu berkat situs jejaring rekaan Mark Zuckerberg bernama Facebook. Berapa banyak bisnis yang berkembang berkat distribusi dan jaringan melalui internet yang bertebaran di dunia maya.

Namun dibalik manfaat kecanggihan internet itu tidak sedikit pula mudharat yang bakal menimpa penggunanya. Dari hal sepele, seperti menyantumkan status ’single’ di Facebook bisa bikin berantam dengan istri, dll.
Tidak sedikit juga pengguna internet menjadi tidak produktif karena waktunya habis terbuang hanya untuk memperhatikan perkembangan Facebooknya.
Jika Facebook dan produk internet lainnya telah melalaikan dan menurunkan produktivitas kita, maka sebagai penguna kita wajib waspadainya.
Sebab sesungguhnya, kita adalah “manusia produktif”, sehingga alangkah ruginya bila waktu habis hanya gara-gara dimanjakan internet dengan sebagai fasilitasnya.
Jejaringan di internet tidak melulu Fabebook, tapi banyak lagi, seperti Friendster, Blogspot, email dan banyaknya lagi.
Tapi alangkah baiknya, bila kita bisa memanfaatkan Facebook dan produk internet lainnya itu sebagai sarana atau media yang memberikan kemudahan kepada kita untuk meningkatkan produktivitas kita.
Meningkatkan kinerja kita sesuai bidang masing-masing. Bukan malah sebaliknya, menjadi sarana yang menjerumuskan kita kepada kesia-siaan belaka, waktu yang terbuang dan berbagai kemudharatan lainnya.
Singkat kata, teknologi canggih diciptakan untuk membantu kita mengatasi berbagai kesulitan. Membantu memecahkan berbagai persoalan jarak, waktu dan ruang. Dengan teknologi macam internet, maka kita tidak lagi dipisahkan oleh jarak, ruang dan waktu itu. Jadi kita jangan menjadi manusia yang diperbudak Facebook. Tapi jadikanlah Facebook itu sebagai media yang bisa meningkatkan silaturahmi kita, meningkatkan produktivitas kita dan meningkatkan derajat kita. Semoga!

Baca Selengkapnya..

Menghargai Lingkungan


Oleh TY

Sebagai kota berkembang, Pontianak tidak lepas dari masalah sampah. Perhari sampah bisa mencapai puluhan ton.
Karena jumlahnya semakin bertambah, Pemerintah Kota termasuk kita warganya, semakin dibuat pusing dengan masalah sampah ini.
Padahal barang itu sepele kalau saja kita punya mental dan budaya hidup bersih. Tapi itu kembali ke orangnya, yang dengan serampangan dan seenaknya membuang sampah dimana saja.

Bagi sebagian masyarakat sampah mungkin sebagai sumber penghasilan, tapi mayoritas kita risih dengan sampah yang menumpuk atau bahkan berserakan di mana-mana itu.
Melihat sampah yang awut-awutan itu, Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) mengimbau masyarakat untuk menaati jadwal pembuangan sampah. Himbauan itu terkait dengan misi Kota Pontianak yang bersih, sehat dan indah.
Untuk itu, kepada warga kota DKP telah memberikan jadwal pembuangan sampah pada jam-jam tertentu, yakni Pukul 06:00 hinga Pukul18:00 WIB.
Hal tersebut dilakukan agar menghindari tumpukan sampah di Tempat pembuangan Sampah (TPS) yang akan mengganggu keindahan dan kenyamanan masyarakat, semua itu juga diutamakan untuk TPS-TPS yang terletak di tepi jalan raya utama.
Penetapan jadwal itu tidak lain adalah upaya maksimal dari pemerintah untuk menciptakan suasana nyaman dan bersih bagi masyarakat.
Nah, sekarang tinggal masyarakat lagi, apakah mau peduli dengan program pemerintah atau tetap dengan kondisi bau tak sedap dan sampah berserakan dimana-mana itu?
Demi menjaga kebersihan tersebut, DKP juga sudah memberi bantuan gerobak sampah ke setiap RT (Rukun Tentangga) yang ada. Upaya tersebut diharapkan masyarakat dapat mengumpulkan sampahnya sesuai jam yang telah ditentukan tadi.
Selain itu, masyarakat diajak untuk berprilaku hidup bersih, terutama tidak membuang sampah sembarangan di jalan maupun lingkungan tempat tinggalnya.
Sebab lazim kita temukan, para pengguna jalan seperti pengendara kendaraan roda dua , roda empat maupun pejalan kaki seenaknya membuang sampah makanan ringan maupun buah-buahnya di sepanjang jalan.
Jika ingin berperilaku hidup sehat, maka mulai sekarang biasakanlah diri kita masing-masing untuk membuang sampah pada tempat dan sesuai jadwal yang sudah ditentukan DKP tersebut.
Bila itu bisa kita praktikan, maka perilaku hidup bersih dan sopan terhadap lingkungan ini secara tidak langsung akan menular kepada anak-anak kita maupun keluarga yang lainnya. Itulah bentuk penghargaan kita terhadap lingkungan sekitar. Selamat mencoba.

Baca Selengkapnya..

Thursday, September 17, 2009

Selamat Idul Fitri


Oleh TY

Besok malam, dengan sedikit perbedaan waktu, umat Islam di seluruh dunia akan merayakan malam takbiran untuk menyambut hari kemenangan setelah sebulan menahan diri dari lapar, dahaga dan kegiatan lain yang dilarang dilakukan selama bulan Ramadan.

Pada saat itu akan terdengar gema kalimat-kalimat Takbir yang dikumandangkan dengan penuh rasa ikhlas. Itulah ritual yang sudah mentradisi dalam menyambut Idul Fitri yang membahagiakan bagi Umat Islam.
Walau tidak merayakan Idul Fitri, saya bisa merasakan nikmatnya teman-teman di kantor saat berbuka puasa. Mereka menikmati saat berbuka walau hanya dengan sepotong kue dan segelas air dingin.
Dari wajahnya perpancar kepuasan, meraka telah melewatkan puasa pada hari itu. Bagi yang sukses menunaikan ibadah puasa, tentu akan menyambut nikmat hari Raya Idul Fitri ini dengan penuh sukacita. Sebab itulah hari kemenangan baginya.
Kemenangan dari hawa nafsu. Dan sudah pasti merupakan sesuatu yang menyenangkan untuk dirayakan. Itulah nikmatnya. Kegembiraan terpancar dari setiap orang, setiap rumah. Orang saling berkunjung dan saling berucap salam dan bermaaf-maafan.
Kemudian ada tradisi khas di masyarakat kita, mudik ke kampung halaman. Merayakan Idul Fitri di tengah keluarga punya arti tersendiri. Kita bisa saling mengunjungi sanak saudara bahkan tetangga atau teman sejawat, atasan dan bawahan.
Untuk alasan itu, orang berbondong-bondong mudik, bepergian jauh hanya sekedar menjumpai orang tua atau sanak famili. Sekedar menjumpainya dan bersilaturahmi, menyegarkan ikatan kekerabatan, menyambung dan mempererat tali persaudaraan.
Kesempatan Idul Fitri tidak akan dijumpai pada momen lain. Untuk itu harus dimanfaatkan sebaik-baiknya. Bagi yang masih punya masalah dengan sanak saudaranya, kesempatan ini sangat cocok untuk saling bermaafan. Kepada mereka yang sudah mulai renggang, kesempatan ini sangat baik untuk merapatkan kembali. Kepada yang sudah akrab dan dekat, kesempatan ini tetap lebih baik untuk memupuk tali persaudaraan.
Akhirnya, kepada teman-teman kantor, sahabat maupun relasi yang merayakan Idul Fitri, dari lubuh hati yang terdalam saya dan keluarga mengucapkan selamat Hari Raya Idul Fitri, 1 Syawal 1430 H. Minal Aidin Wal Faizin. Mohon maaf lahir dan batin. Semoga Tuhan Beserta Kita!

Baca Selengkapnya..

Menyoal Parsel


Oleh TY

Setelah Walikota Sutarmidji menghimbau pejabat di lingkungan Pemkot untuk tidak menerima parsel, hal sama dilakukan Gubernur Cornelis.
Gubernur menghimbau pejabat di lingkungan Pemprov untuk tidak menerima parsel, terlebih parsel itu diberikan terkait jabatannya.

Jelas himbauan ini akan membingungkan perusahaan penyedia parsel. Dimana mereka tentu berharap parsel yang hanya bisa dijual musiman itu, bakal laris manis menyambut hari raya Idul Fitri ini. Dan konsumen yang lebih dominan, tentu dari kalangan pejabat dan dunia usaha.
Parsel umumnya diberikan oleh masyarakat kepada rekan kerja dan teman sebagai ungkapan silaturahmi yang diikuti pemberian makanan yang dihias agar menarik dilihat.
Bagi orang yang memberikan parsel belum tentu bisa dikaitkan dengan indikasi suap, karena kalau suap tidak berbentuk parsel melainkan berupa uang. Dan harga parsel paling berkisar antara Rp100-500 ribu per paket parsel.
Karena itu, Sutarmidji mengatakan, walau dirinya menghimbau pejabatnya, tapi ia melihat parsel dari lebih dari sekedar seni untuk makanan yang marak menjelang lebaran sehingga tidak perlu dipermasalahkan.
Kalau suap kepada pejabat negara pasti jumlahnya besar, dan kecil kemungkinan parsel yang isinya hanya makanan dan minuman ringan dari berbagai jenis, kecuali parselnya berbentuk lain yang harganya puluhan hingga ratusan juta.
Disamping itu, pemberian parsel juga ada nilai positifnya, karena dengan membeli parsel secara tidak langsung bisa menggerakkan ekonomi masyarakat, karena bisnis parsel melibatkan banyak orang mulai dari pengrajin keranjang, pedagang buah-buahan, makanan ringan hingga jasa pengirim parsel itu sendiri.
Kita sangat memahami pelarangan penerimaan parsel di kalangan pejabat itu erat kaitannya dengan kemungkinan penyalahgunaan paket parsel ke arah yang merugikan pejabat itu sendiri.
Dengan himbauan ’bosnya’ tersebut, sebagai pejabat tentu berpikir dua kali untuk menerima parsel dari siapa pun, termasuk dari teman, karena sesuai undang-undang yang berlaku memang ada larangan pejabat menerima parsel.
Padahal maksud pemberian parsel itu sangat bagus sekali, selain membina hubungan juga bisa mempererat silaturahmi antara pemberi dan penerima.
Namun urusan yang sederhana ini bisa saja berbuntut panjang, karena bagi pejabat negara bila menerima parsel harus dilaporkan ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) karena parsel dikategorikan gratifikasi.
Aturan ini diatur pada Pasal 12B UU No 20 tahun 2001 yakni pemberian dalam arti luas meliputi pemberian uang, barang, rabat (diskon), komisi, pinjaman tanpa bunga, tiket perjalanan, fasilitas penginapan, perjalanan wisata, pengobatan cuma-cuma, dan fasilitas lainnya.
Gratifikasi tersebut baik yang diterima di dalam negeri maupun di luar negeri dan yang dilakukan dengan menggunakan sarana elektronik atau tanpa sarana elektronik. Namun dengan pengecualian, Undang-Undang No. 20 Tahun 2001, Pasal 12 C ayat (1) maka ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12B ayat (1) tidak berlaku bila penerima melaporkan gratifikasi yang diterimanya kepada KPK.
Bagi mereka yang melanggar aturan ini maka akan terkena ancaman pidana hukuman minimal satu tahun, maksimal lima tahun dan atau denda minimal Rp50 juta, maksimum Rp250 juta. Sanksinya cukup mengerikan.

Baca Selengkapnya..

Saturday, September 12, 2009

Berpikir Positif


Oleh TY

Sebagai manusia lemah, kita cenderung berpikir negatif. Kita gampang menyebut hal negatif yang melekat pada seseorang. Namun disisi lain, kita sulit menyebut hal positif dari seseorang tersebut.
Kalau dibuat tabulasi, maka daftar hal-hal yang negatif itu lebih panjang daripada yang positif.

Lihat saja di sekitar kita, mulai dari keluarga, lingkungan tempat tinggal, komplek, kantor atau pun mitra kerja. Kita gampang menilai hal negatif pada mereka.
Memang sebagai manusia kita diciptakan tidaklah sempurna. Tetapi itu tidak berarti kita menyerah pada pikiran negatif. Tapi bagaimana kita harus membatasi pikiran negatif itu.
Memang kadang pikiran negatif tidak selamanya buruk. Artinya, kita bisa mewaspadai sesuatu sebelum betul-betul terjadi. Misalnya soal perselingkuhan, korupsi, dan banyak lagi yang bisa muncul di pikiran terutama menyangkut pekerjaan.
Pikiran seperti itu dalam takaran tertentu baik. Kita bisa membantu mencegah agar sesuatu itu tidak terjadi. Misalnya tadi seperti perselingkuhan, korupsi dan lain-lain.
Kecurigaan itu boleh-boleh saja sebagai upaya berjaga-jaga. Tapi harus diingat, kita mesti bisa membatasi pikiran negatif itu. Kita tidak boleh curiga tanpa bukti yang jelas. Jangan membiarkan pikiran negatif itu meracuni diri kita baik dalam keluarga, lingkungan maupun dalam pekerjaan. Bila pikiran negatif itu dikembangkan, akibatnya bisa fatal.
Kita harus bisa mengendalikan pikiran negatif itu. Kita harus membiasakan diri dengan berpikir rasional. Mankala pikiran negatif muncul, kita harus melatih diri kita untuk berpikir rasional, berpikir jernih, menimbang dan mencoba mencari bukti atau penjelasan yang logis. Terutama tentang hal yang mendorong terjadinya hal negatif tadi.
Kita mesti sadari bahwa banyak hal di dunia ini memiliki sisi positif dan negatif, ada kelebihan dan ada kekurangan. Penyadaran tentang dua sisi ini dapat membantu agar tidak berat sebelah. Tidak terlalu memuji atau mengagungkan sesuatu, dan tidak terlalu merendahkan atau meremehkan sesuatu.
Menyadari kedua sisi secara utuh dapat mempersiapkan kita memutuskan dengan bijak dan menerima risiko. Artinya, kita tidak hanya asal curiga, tapi harus mawas diri (mengevaluasi diri).
Berpikir positif berarti menggunakan cara pandang yang positif. Misalnya, belajar dari pengalaman. Hikmah apa yang bisa diambil dari pengalaman itu. Dengan berpikir positif, kita tidak lagi terpaku pada kekuatiran, kesedihan, kedukaan atau bahkan kehancuran yang kita alami. Tetapi kita dapat melihat hal-hal yang lebih berarti, yaitu pelajaran hidup yang dapat mengembangkan atau mengubah kehidupan kita.
Nah, pendek kata, siapa pun kita, kapan dan di manapun berada, ketika pikiran negatif mulai muncul, bersiaplah membatasinya dengan pikiran yang rasional, yakni pikiran positif!

Baca Selengkapnya..

Jangan Bohongi Rakyat Lagi


Oleh TY

Senin (7/9) kemarin, 35 orang caleg terpilih di Kabupaten Sintang dan 45 caleg terpilih di Kabupaten Sambas yang berasal dari berbagai partai politik resmi dilantik sebagai Anggota DPRD masa bhakti 2009-2014.
Namun yang perlu dicatat, pelantikan tersebut bukanlah akhir dari perjuangan mereka sebagai wakil rakyat, tapi itu baru awal dari perjuangan mereka menyalurkan dan memperjuangkan keinginan rakyat yang telah memilih mereka pada pemilu legislatif 9 April 2009 lalu.

Disinilah kepemimpinan mereka sesungguhnya diuji. Apakah mereka mengejar kursi empuk itu karena demi harta kekayaan atau memperkaya diri? Atau hanya sekedar mengejar kekuasaan atau kedudukan?
Memang sangat manusiawi, kekayaan dan kekuasaan itu melekat pada jabatan atau posisi yang dikejar tersebut. Tapi ada yang lebih penting, yakni hak-hak rakyat kecil yang selama ini terabaikan. Dan hak itu ada di pundak mereka sebagai wakil rakyat. Hak itu senantiasa melekat pada jatidiri mereka baik secara individu maupun lembaga yang mereka wakilkan.
Namanya juga wakil rakyat, mesti memahami ensensi fungsi dan tugas yang akan diembannya tersebut. Jangan seperti pepatah kacang lupa akan kulitnya.
Ketika membutuhkan suara, apapun diserahkan dengan rakyat, namun pada gilirannya, rakyat membutuhkan mereka sebagai penyambung lidah, mereka justru tidak berpihak kepada rakyat.
Dan itu fakta yang terus menerus terulang selama ini. Wakil rakyat tidak berpihak kepada rakyatnya. Mereka lebih memihak penguasa daripada mengkoreksinya. Mereka lebih membela penguasa daripada rakyatnya yang telah menghantarkan mereka meraih kursi empuk tersebut.
Nah, momen seremonial pelantikan itu sudah seharusnya menjadi awal untuk terus menerus memperjuangkan kepentingan rakyat, kepentingan orang banyak. Bukan kepentingan pribadi, kepentingan kelompok atau kepentingan partainya.
Tapi bagaimana mereka bisa berlaku adil baik bagi diri sendiri, kelompok, partai maupun masyarakat banyak. Itu penting dilakukan demi percepatan kesejahteraan rakyat. Sebab bila tidak melaksanakan tugas dan fungsinya dengan baik, apa hebatnya mengemban cap sebagai wakil rakyat?!
Apalagi saat kampanye lalu, banyak sudah janji yang ditebarkan untuk memikat hati rakyat. Dan rakyat sekarang tidak bodoh lagi. Tidak seperti dulu yang hanya mendukung, tapi sekarang selain mendukung, rakyat sudah bisa mengontrol dan mengkoreksi wakil mereka sendiri.
Intinya, selama dipercaya memegang amanah rakyat, bekerjalah sesuai amanah yang dititipkan selama lima tahun itu. Jangan pernah sekali-kali menyakiti hati rakyat. Jangan pernah sekali-kali membohongi rakyat. Sebab bila itu terjadi, maka nama Anda akan dicatat dengan baik oleh rakyat. Ingat lima tahun kemudian Anda akan butuh rakyat kembali untuk mempertahankan kursi Anda.
Nah, itu artinya, investasi Anda bukan pada kekuasaan atau memperkaya diri, tapi investasi Anda ada pada rakyat. Sebab merekalah sesungguhnya menentukan masa depan politik Anda.
Mulai sekarang perlakukanlah masyarakat itu sebagai investasi. Caranya dengan berteriak dengan lantang dalam memperjuangkan pentingan rakyat banyak. Jangan jadi macan ompong di tengah padang gurun. Tapi jadilah macan yang siap mengaung setiap saat. Setiap rakyat membutuhkan pertolongan Anda. Akhirnya kami ucapkan selamat bekerja.

Baca Selengkapnya..

Derita Kadaluarsa

Oleh TY

Tindakan yang diambil Komnas HAM Perwakilan Kalbar menindaklanjuti pengaduan masyarakat Desa Semunying Jaya, Kabupaten Bengkayang dan Walhi Kalbar, sehingga fungsi pemantauan berdasar pasal 89 ayat (3) Undang-Undang No. 39/1999 tentang HAM atas dugaan pelanggaran HAM khususnya hak-hak masyarakat adat Desa Semunying Jaya terkait pembangunan perkebunan Kelapa Sawit oleh PT Ledo Lestari (Grup Duta Palma) bolehlah diberi aspresiasi.

Artinya, Komnas HAM masih ada kepedulian terhadap penderitaan rakyat. Setidaknya mereka masih peka terhadap informasi, data dan fakta baik yang disampaikan masyarakat maupun pihak lain.
Buktinya, mereka turun langsung ke lapangan bersama Bupati Bengkayang melihat langsung fakta lapangan serta kehidupan masyarakat yang jauh dari layak.
Secara ekonomi, sosial dan budaya mereka sangat tertindas. Adalah sangat manusiawi bila Komnas HAM bersikap keras terhadap kasus tersebut.
Bahkan ada yang mencengangkan dari penelisikan lapangan tersebut, yakni menyangkut ijin lokasi PT. Ledo Lestari yang berlaku tiga tahun telah habis tanggal 20 Desember 2007 dan belum ada pengajuan perpanjangan ijin lokasi atas nama PT. Ledo Lestari. Itu artinya, ijin PT Ledo Lestari sudah kadaluarsa.
Berangkat dari kasus ijin yang kadaluarsa itulah yang menjadi awal penderitaan masyarakat. Saat pembukaan lahan dan penanaman sawit terus berlangsung, namun masyarakat sekitar makin tertekan. Akibatnya, masyarakat hilang kesabaranya dan terjadilah penyitaan alat bersar berupa dua buldoser dan enam unit gergaji mesin (chain saw).
Penahanan alat berat tersebut sangat jelas penyebabnya, masyarakat merasa kebutuhan mereka tidak diperhatikan, bahkan cenderung tertindas di tanah sendiri. Sebagai masyarakat adat, indentitas budaya mereka juga tergerus begitu saja, sehingga muncullah perubatan melawan hukum itu.
Permintaan masyarakat sebetulnya sangat sederhana sekali, mulai dari ganti rugi tanam tumbuh dan areal persawahan dan sumber air, fasilitas pendidikan, kesehatan hingga penerangan.
Nah, hal-hal demikian disepelekan pihak perusahaan. Seharusnya itu tidak perlu terjadi, harusnya kehadiran perusahaan memberi kehidupan yang lebih baik bagi masyarakat sekitar, bukan malah sebaliknya menyengsarakan masyarakat. Seakan lagu lama diputar kembali, ijin perkebunan hanya sebagai kedok mencuri kayu di sekitar areal dan dijual ke cukong, terlebih itu daerah perbatasan, bisa saja kayu-kayu hasil pembersihan lahan itu dijual ke Jiran, Malaysia.
Nah, akibatnya masyarakat menjadi korban, sudahlah perusahaan ijinnya kadalursa, masyarakatnya semakin sengsara. Hahaha, itulah derita kadaluarsa.

Baca Selengkapnya..

Tiga Hal dalam Hidup

Oleh TY

Beberapa hari lalu saya berselancar di rumah paman Google. Di situ saya temukan sebuah artikel menarik dalam bentuk pdf. Ada tiga hal penting di dalam hidup kita yang perlu perhatikan. Nah, berikut artikelnya, semoga bermanfaat.

Tiga hal (three things) di dalam hidup yang, jika hilang, tidak akan pernah kembali: waktu, kata-kata dan kesempatan.
Seberapa banyak waktu terbuang yang kita sesali sekarang. Seorang bapak berkata bahwa dia menyesal ketika tidak bisa bermainmain dengan anak-anaknya ketika mereka masih kecil. Kini mereka tidak lagi dekat dengannya. Kata-kata seperti anak panah yang, sekali melesat, tidak mungkin kita tarik kembali dan jika menembus hati seseorang, bisa saja kita cabut, tetapi terlanjur membuat hati orang berdarah.
Kesempatan juga jarang datang untuk kedua kalinya. Oleh sebab itu, kita harus menangkapnya saat dia menghampiri kita.
Tiga hal di dalam hidup yang akan menghancurkan seseorang: amarah, kesombongan dan tidak bisa mengampuni. Orang marah tidak bisa berpikir dalam bertindak, setelah semuanya hancur lebur baru datang penyesalan. Dan itu tidak bisa kembali seperti semula. Demikian juga orang yang sombong, baru berhenti menyombongkan dirinya saat kepalanya pecah karena terlalu besar atau karena membentur atap di atas kepalanya. Orang yang tidak bisa mengampuni mengalami kerugian besar karena tidak akan diampuni oleh Tuhan.
Tiga hal di dalam hidup yang jangan pernah hilang di dalam hidup kita: harapan, kedamaian dan kejujuran. Para tahanan Nazi yang tidak punya harapan cepat mati. Sebaliknya, mereka yang punya harapan hidup tetap survive meskipun mengalami siksaan yang berat. Di samping itu, kita jangan sampai pernah kehilangan rasa damai, walaupun sikon tidak memungkinkan untuk itu. Sedangkan kejujuran yang hilang di dalam kehidupan kita membuat kita tidak bisa merasakan sukacita yang sejati.
Tiga hal di dalam hidup yang paling penting: kasih, keluarga & sahabat, dan kebaikan. Firman Tuhan katakan: ”Demikianlah tinggal ketiga hal ini, yaitu iman, pengharapan dan kasih, dan yang paling besar di antaranya ialah kasih” (1 Korintus 13:13).
”Seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu, dan menjadi seorang saudara dalam kesukaran” (Amsal 17:17). ”Hendaklah kebaikan hatimu diketahui semua orang. Tuhan sudah dekat!” (Filipi 4:5).
Tiga hal di dalam hidup yang tidak pernah pasti: keuntungan, keberhasilan, dan mimpi. Firman Tuhan mengatakan bahwa orang yang membuat rencana untuk pergi ke kota anu untuk mendapatkan untung bisa saja mati sebelum keinginannya berhasil. Demikian juga kesuksesan belum tentu menghampiri kita, kadang kita kerja pun malah lari. Apalagi mimpi.
Seorang ibu suatu kali berkata kepada suaminya bahwa semalam dia bermimpin mendapat kalung berlian dari suaminya. Ternyata oleh suaminya dia dibelikan buku tafsir mimpi.
Tiga hal yang membuat seorang menjadi manusia seutuhnya: komitmen, ketulusan, dan kerja keras. Lewat komitmen yang tanpa kompromi, ketulusan hati yang takut akan Tuhan dan kerja keras yang tidak jemu-jemunyalah yang membuat kita sukses.
Tiga hal yang selalu konstan: Bapa-Putra-Roh Kudus. Amin!

Baca Selengkapnya..

Operasi Pasar


Oleh TY

Sejak memasuki bulan Ramadan ini, barang kebutuhan pokok satu persatu merangkak naik. Kenaikan harga itu dipicu permintaan yang tinggi di tingkat konsumen.
Barang yang mengalami kenaikan itu mulai dari beras, gula, kopi, minyak goreng, tepung terigu, telur dan banyak lagi kebutuhan pokok lainnya, termasuk daging dan sayur- mayur.
Bila tidak ada upaya pengendalian harga kebutuhan pokok tersebut, dikhawatirkan masyarakat menjerit menghadapi hari raya Idul Fitri mendatang. Kondisi itu diperburuk lagi dengan masih rendahnya daya beli masyarakat akibat sisa-sisa krisis lalu.

Salah satu upaya mengerem laju kenaikan harga kebutuhan pokok tersebut, perlu dipikirkan untuk melakukan operasi pasar.
Operasi pasar mesti dilakukan untuk menahan laju kenaikan harga menjelang Idul Fitri mendatang. Sekarang saja masyarakat sudah mengeluhkan tingginya harga sejumlah kebutuhan pokok. Apalagi menjelang hari H lebaran nanti, bila tidak ada upaya pengendalian harga, maka harga di pasaran semakin melambung dan masyarakat bakal menjerit karena tidak mampu memenuhi kebutuhan hari-hari maupun hari rayanya.
Dan kondisi itu bisa mengancam stabilitas pasar yang selama ini sudah cukup baik. Namun sayang para pelaku pasar tidak berpihak kepada konsumen. Mereka seenaknya menaikan harga barang dengan berbagai alasan, mulai dari tingginya biaya angkutan atau transportasi, hingga pada mahalnya biaya produksi sehingga mereka terpaksa menjual harga jauh diatas kemampuan daya beli masyarakat.
Untuk menghadapi puasa ini saja, ibu-ibu rumah tangga sudah mengeluhkan tingginya harga kebutuhan pokok di pasaran, apalagi menjelang Idul Fitri nanti, permintaan semakin tinggi, dan pedagang dengan semaunya menaikan harga barang. Itu jelas tidak menguntungkan masyarakat konsumen. Untuk mengantisipasi hal tersebut, pihak pemerintah, dalam hal ini instansi atau dinas terkait mesti peka dengan kondisi masyarakat saat ini.
Walau kita termasuk satu dari tiga negara yang dapat bertahan dari dampak krisis keuangan global, bukan berarti daya beli masyarakat kita meningkat. Justru sekarang pemerintah kita perlu memikirkan bagaimana mempertahankan harga agar terjangkau masyarakat.
Dan operasi pasar itu adalah salahsatu upaya menekan lajunya kenaikan harga barang kebutuhan hari-hari masyarakat di pasaran. Operasi pasar itu bisa dilakukan menyeluruh terhadap semua kebutuhan pokok masyarakat. Terlebih kebutuhan menyambut hari-hari besar keagamaan.
Perlu ada koordinasi pemerintah dan para pelaku usaha bagaimana menstabilkan harga barang di pasar tersebut. Kalau perlu pemerintah melakukan sidak terhadap sejumlah pasar baik tradisional maupun modern. Bila ditemukan pelaku usaha yang sengaja menjual barang terlampau jauh, maka si pedagang tersebut langsung saja ditegur bahkan kalau perlu dikenakan sanksi.
Bila itu dilakukan, maka itulah hakekat pemerintah yang berpihak kepada rakyatnya. Pemerintah yang melindungi rakyatnya. Sebab sesungguhnya pemerintah jugalah yang berwenang melakukan intervensi baik terhadap pelaku pasar maupun produsennya, demi untuk menstabilkan harga jual di pasaran. Dengan demikian, maka barang-barang kebutuhan pokok itu tetap terjangkau oleh kocek masyarakatnya.
Kita berharap satu dua minggu kedepan, dilakukan operasi pasar, setidaknya bisa menstabilkan harga menjelang Idul Fitri ini. Sebab biasanya setiap jenis barang bisa naik namun tidak bisa turun. Dan itu mesti diperhatikan aparat terkait, terutama dinas yang berurusan dengan perdaganan dan pangan masyarakat.

Baca Selengkapnya..

Mawas Diri


Oleh TY

Coba amati berbagai peristiwa yang terjadi sekarang ini di sekitar kita. Mulai wabah virus flu burung, flu babi, demam berdarah, gizi buruk, kecelakaan hingga bencana alam yang meluluh lantakkan Jawa Barat dan sekitarnya, Rabu kemarin.
Kita miris dan takut dengan rentetan peristiwa alam itu. Memang semuanya sudah rencana Tuhan yang murka dengan umatnya. Tapi, peristiwa itu kadang juga membuat kita bersikap acuh saja. Kita tidak peduli, karena jauh dari tempat tinggal kita.

Sebaiknya buang jauh-jauh sikap acuh tak acuh itu. Saya khawatir bila sikap itu dikembangkan, kita menjadi bangsa yang tidak saling kenal. Tolong-menolong tinggal cerita. Lalu bagaimana pada suatu saat kita dihadapkan pada satu keadaan yang menakutkan, entah itu bencana alam hebat, atau pergolakan masyarakat. Bagaimana kita dapat selamat, karena tidak ada yang mempedulikan kita?
Saling tolong dan hidup tentram sudah menjadi dambaan kita. Dan itulah yang kita harapkan, tentu campur tangan Tuhan sangat besar dalam mewujudkan hidup seperti itu, asal kita mau mensyukirinya.
Mensyukurinya cukup dengan memperhatikan sesama. Janganlah seperti orang bebal, tapi berbuatlah arif dan bijaksana dalam hidup. Artinya, dalam kita harus bisa menjaukan diri dari hal-hal jahat.
Sebab begitu banyaknya ajaran-ajaran yang menyesatkan sampai orang rela mengobankan nyawanya demi membunuh orang lain dengan bom bunuh diriu misalnya. Dan itu jelas tidak masuk akal sehat kita. Dan wajar kadang Tuhan kejam, dengan mengirim bencana seperti gempa dan sebagainya itu.
Karenanya, kita harus mawas diri. Kita harus menjaga hati, jangan kotorkan dengan kebiasaan pesta pora dan mabuk-mabukan. Itu hanya kepentingan duniawi semata. Maka berjaga-jagalah sambil berdoa supaya kita luput dari berbagai godaan hidup itu.
Mawas diri juga kita bisa menghindari godaan yang maha dahsyat, yakni harta, tahta dan wanita. Semoga!

Baca Selengkapnya..