BERPEGANGLAH PADA DIDIKAN, JANGANLAH MELEPASKANNYA, PELIHARALAH DIA, KARENA DIALAH HIDUPMU...Amsal 4:13

Tuesday, October 27, 2009

Gebyar Sumpah Pemuda

Oleh TY

Momentum peringatan hari Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 di Kota Pontianak bakal semarak. 81 tahun Sumpah Pemuda bakal diisi dengan berbagai kegaitan adan agenda yang bernafaskan kepemudaan.
Pemerintah Kota Pontianak dan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat akan terbantu oleh salah satu organisasi pemuda, yakni Taruna Merah Putih yang akan mengeber kemeriahkan dengan Gebyar Sumpah Pemuda Taruna Merah Putih Persembahan untuk Negeri dengan menghadirkan Group Band yang tengah naik daun di blantika musik tanah air, yakni Kangen Band.

DPD TMP Kalbar selaku event organizer kegiatan akan menghadirkan Kangen Band untuk menghibur pemuda Kota Pontianak pada 31 Oktober di Stadion Sultan Syarif Abdurrahman (SSA).
Gebyar Sumpah Pemuda ini dikemas bersamaan dengan peringatan hari ulang tahun DPD TMP Kalbar yang pertama. Demikian kata Sekretaris DPD TMP Provinsi Kalbar, Maskendari kepada pers.
Namanya juga gebyar, banyak kegiatan kepemudaan yang bakal disuguhkan oleh TPM, diantaranya, pembacaan Sumpah Pemuda, festival band pelajar, vocal group, tarian tradisioal daerah Kalbar.
Tentu tujuan dari kegiatan tersebut, tidak lain adalah untuk menanamkan kembali rasa nasionalisme di kalangan para pelajar dan pemuda melalui berbagai pertunjukan dan musik tersebut.
Sebagai bagian dari pemuda, tentu kita sangat senang dan mendukung gebyar pemuda tersebut, terutama dukungan moril kepada TMP yang telah menyiapkan 7.000 tiket masuk bagi para pelajar. Setiap tiket berharga Rp 5.000. Para pelajar yang ingin mendapatkan tiket dapat menghubungi OSIS di sekolah mereka masing-masing.
Seakan tak mau kalah dengan TMP, Dinas Pemuda dan Olahraga Kalbar juga mempersiapkan acara khusus untuk pemuda dalam rangka peringatan Sumpah Pemuda tersebut.
Berbagai kegiatan yang disiapkan itu diantaranya, upacara peringatan Sumpah Pemuda yang akan dilangsungkan di PCC sekaligus gelar karya pemuda, Dialog Pemuda yang akan dilaksanakan November dengan tema Pemuda Mandiri, Indonesia Maju dan Bersatu.
Terhadap semua ini, tentu kita berharap semoga para pemuda di daerah ini tidak hanya sekedar mengikuti dan menikmati acaranya semata, tapi bagaimana mereka mengambil manfaat dari setiap event kepemudaan yang mereka ikuti.
Setiaknya, dengan gebyar atau apa pun namanya, para pemuda diajak untuk merenungkan kembali perjuangan yang pernah dirintis Bung Tomo pada 28 Oktober 1928 silam.
Semangat berkobar-kobar tersebut, kini layak diingatkan kembali terutama para generasi yang kini mulai lupa dengan sejarah atau memang kurang peduli dengan nilai-nilai kejuangan yang pernah digelorakan para pemuda terdahulu.
Setidaknya sekarang kita bisa meningkatkan peran kita sebagai pemuda dengan berbagai keberhasilan di dunia masing-masing. Tak terkecuali mereka-mereka yang sudah menorah prestasi dan menyabet berbagai penghargan dibidang kepemudaan.
Sekali lagi sebagai warga, kita patut bersyukur dan mendukung langkah-langkah yang telah dirintis pendahulu kita, dan sekarang coba diingat-ingatkan kembali oleh TMP yang dikomandani Karolin Margret Natasa—anggota DPR-RI asal Kalbar.
Akhirnya, kita mengucapkan selamat memperingati Hari Sumpah Pemuda ke- 81 tanggal 28 Oktober 2009.

Baca Selengkapnya..

Cap Wartawan

Oleh TY

Hampir sepuluh tahun lebih saya bekerja sebagai wartawan, saya cukup banyak mendengar cap negatif seorang wartawan.
Mulai dari wartawan bodrek (bisa bikin sakit kepala) WTS (wartawan tanpa surat kabar), wartawan CNN (cuma nengok-nengok) wartawan tempo (tempo-tempo terbit, tempo-tempo tidak) wartawan gadungan, wartawan bodong, dan wartawan amplop.

Lalu sekarang berkembang pula julukan wartawan copy paste dari humas baik pemerintah maupun organisasi atau perusahaan tertentu. Parah lagi ada istilah wartawan kloning.
Begitu pun dengan fotografer. Ada istilah yang cukup ngetren, fotografer bingkai dot.com. setelah jepret sana sini, lalu menjual foto tersebut kepada pengusaha atau pejabat yang terekam dalam foto tersebut.
Bukan hanya cap wartawan yang marak, organisasi wartawan pun tak kalah maraknya. Sebelumnya hanya ada Persatuan Wartawan Indonesia sebagai wadah tunggal, setelah reformasi, muncul lebih 40 organisasi wartawan. Orang bebas bikin koran dan membentuk organisasi wartawan. Namun sejak tahun 2006, hanya tiga organisasi yang lolos verifikasi Dewan Pers, yakni PWI, AJI dan IJTI.
Cap wartawan itu muncul karena ada beberapa alasan. Ada karena korannya tutup, tapi masih punya kartu pers, ya tetap wartawan. Ada yang dulunya loper, agen, preman, bahkan supir, ngakunya wartawan. Modalnya, kartu pers dan kartu nama. Kadang dilengkapi dengan surat tugas. Kalau ada berita kasus, mereka datang ”menggarapnya”.
Dengan modal gertak, datang ramai-ramai, mereka bisa dapat uang dengan mudah dari narasumber yang terkena kasus. Parahnya lagi, wartawan yang punya media ”ikut-ikutan”. Pendek kata, ada wartawan baik, tapi bekerja di media yang tidak jelas. Ada media yang mapan, tapi mental wartawannya bobrok. Ya, sama sajalah.
Akibatnya, sekarang cap wartawan negatif itu bisa disandang siapa saja. Alasan klasik minta uang, mau pulang kampung, istri melahirkan, bikin buku, proposal kegiatan, atau menagih uang dari berita dengan koran yang lusuh karena dibawa ke mana-mana.
Begitu pun dengan wartawan yang ditangkap aparat Poltabes dua hari lalu, mungkin dia ingin menggunakan alasan klasik itu, sehingga seenaknya menelpon narasumber. Bagi narasumber yang keberatan, sah-sah saja bila melalor ke Polisi.
Menjadi wartawan dapat banyak kemudahan, gampang dapat uang atau amplop, dan bisa dekat dengan pejabat atau pengusaha. Wartawan dikenal punya ’kekuatan’ dalam hal-hal tertentu.
Jujur saja, saya sedih dengan berbagai julukan miring terhadap wartawan itu. Harusnya wartawan dihormati dan disegani, karena wartawan memberikan pencerahan dengan menyebarluaskan informasi yang benar. Orang yang serba tahu dengan berbagai persoalan masyarakat. Kita berharap, masyarakat bisa memilih dan memilah, mana wartawan yang benar, dan mana yang hanya sekedar cap wartawan.
Mereka tidak sadar, wartawan itu sebuah profesi. Karena pekerjaan profesi, maka tidak semua orang bisa menjadi wartawan, kecuali hanya sekedar mengaku wartawan.
Karenanya, wartawan adalah pekerjaan yang paling mulia. Saya tidak bisa membayangkan, apa jadinya dunia bila tidak ada wartawan. Barangkali dunia ini gelap, kita tidak tahu apa yang terjadi di belahan dunia lain. Tapi karena wartawanlah, kita bisa menguasai dunia, tahu kejadian dan perkembangan di dunia lain.
Dan yang paling menderita di dunia ini adalah kalangan menengah keatas, sebab mereka sangat tergantung dengan informasi yang disajikan baik lewat media elektronik (televisi, radion, internet) maupun lewat media cetak seperti koran, majalah, tabloid dan lain-lain. Sebab bagi kalangan menengah keatas, sarapan utama mereka setiap pagi adalah baca koran. Dan juru masak utamanya adalah wartawan.

Baca Selengkapnya..

Selamat Datang ‘Indonesia Baru’

Oleh TY

Pelantikan presiden dan wakil presiden RI telah usai digelar, kini wajah-wajah Kabinet SBY-Boediono akan mengisi pemerintahan Indonesia pada lima tahun yang akan datang.
Meski diwarnai dengan wajah-wajah baru, namun Kabinet SBY-Boediono kali ini tetap menggiring wajah-wajah lama, sebagai bentuk penyelesaian PR penting yang tertunda. Dari pidato yang disampaikan SBY pada pelantikan beberapa waktu lalu, terselip beberapa program yang mengedepankan pada kestabilan negara Indonesia. Saat ini, bagi rakyat bukan persoalan program ataupun janji yang pernah diutarakan sebelumnya, namun bagaimana kesejahteraan rakyat itu dapat terpenuhi tanpa adanya intimidasi semata.

Pelantikan yang telah memakan dana hingga ratusan juta rupiah itu, kini lenyap sudah, namun dampak dari pelantikan tersebut haruslah mengacu pada nasib rakyat, siapapun orangnya bagi rakyat tidak penting, tapi karya dan usaha yang kini masih dinantikan.
Pidato presiden yang disampaikan beberapa waktu lalu di Gedung MPR/DPR RI telah menunjukkan keoptimisan dan penghormatan pada pendahulu. Dalam pidatonya tersebut, SBY menunjukkan bahwa ia sangat optimis dengan pertumbuhan bangsa, yakni dari segi perekonomian Indonesia yang mampu bertengger di peringkat tiga besar, meskipun ungkapannya ini telah menuai kritik pedas dari beberapa element, karena menganggap fatal dan bohong.
Sehingga ada banyak catatan yang dapat diambil dalam pelantikan SBY-Boediono kemarin. Akankah ada harapan, keprihatinan yang berkembang di depan masyarakat untuk bisa lebih maju atau sebaliknya.
Masyarakat menaruh harapan besar kepada SBY-Boediono dan kabinetnya untuk bisa bekerja lebih keras membangun citra dan kemandirian bangsa Indonesia. Mudah-mudahan saja pelantikan Presiden SBY periode kedua ini membawa perubahan dan mempertegas arah baru perkembangan pembangunan Indonesia bisa lebih maju dan meningkatkan di semua bidang, termasuk pendidikan, ekonomi, politik, demokrasi, dan kesejahteraan rakyat.
Harus diakui bahwa SBY telah mengukir prestasi bersama pasangan sebelumnya (Jusuf Kalla). Kali ini, pasangan barunya Boediono diharapkan dapat meneruskan program kerja yang sudah baik dan memperbaiki program yang belum berjalan, atau masih bermasalah, seperti di sektor ekonomi (riil).
Sejak adanya kabinet baru, cita-cita demokrasi pun terbentuk, dengan demikian harapan penuh agar janji kepada rakyat itu benar-benar dijalankan sehingga memberikan harapan kepada dunia.

Baca Selengkapnya..

Menanti Komitmen Pemerintah Baru

Oleh TY

Selasa, 20 Oktober 2009 hari ini, adalah babak baru bagi Pemerintah Republik Indonesia. Dimana presiden dan wakil presiden terpilih pada pilpres lalu resmi dilantik untuk masa bhakti 2009-2014.
Tentu pelantikan ini menandakan dimulainya suatu era baru sebuah pemerintahan negara. Dan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mencatatkan dirinya dalam sejarah Repulik ini sebagai presiden periode keduanya.

Sehari setelah pelantikan, Presiden sebagai kepela negara sekaligus kepala pemerintahan dalam sistem Presidensil langsung mengumumkan dan melantik para menteri sebagai pembantu-pembantunya dalam menjalankan roda pemerintahan.
Dengan dilantiknya Kabinet Indonesia Bersatu jilid II ini, tentu banyak harapan masyarakat yang ditujukkan kepada mereka. Teruma bagi kita di Provinsi Kalimantan Barat.
Jelas sebagai orang daerah, kita sangat menanti komitmen pemerintahan baru di bawah pimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakilnya Boediono dalam menangani masalah-masalah di daerah, termasuk perbatasan yang selama ini terkesan terabaikan.
Nah, kedepan kita berharap ada komitmen kuat dari pemerintah yang baru ini dalam membangun kawasan perbatasan. Sebab selama ini perbatasan terkesan tidak diurus, padahal idealnya perbatasan itu justru menjadi beranda terdepan Republik ini, bukan seperti kondisi saat sekarang.
Kita orang daerah, seperti Kalbar ini terntu masih banyak program nasional yang belum dilaksanakan di daerah ini, seperti Jalan Trans Kalimantan yang belum rampung. Selanjutnya rencana pembangunan jalan kereta api yang menghubungkan provinsi-provinsi di Kalimantan.
Nah, bila tidak ada komitmen kuat pemerintah yang baru kelak, maka semua rencana atau pun program seperti Jalan Trans Kalimantan maupun rel kereta api yang menghubungkan provinsi-provinsi di daerah ini, tetap akan menjadi mimpi yang tidak pernah ada kenyataannya.
Namun demikian, kita juga tidak boleh apriori. Tapi sebagai rakyat kita bisa menunggu janji maupun program nasional tersebut terlaksana di daerah ini.
Apalagi Kalbar mempunyai daerah darat paling panjang yang berbatasan langsung dengan Malaysia, yakni sekitar 900 kilometer.
Dengan panjangnya perbatasan tersebut, kita berharap bisa tersentuh pembangunan sehingga pelayanan publik seperti jalan, pendidikan dan kesehatan bisa dirasakan masyarakat sepanjang perbatasan.
Dan yang lebih penting lagi, kedepan tidak ada lagi kesenjangan antara masyarakat Indonesia yang tinggal dan hidup di perbatasan dengan saudara-saudaranya yang kebetulan warga Negara Malaysia.
Artinya, dalam selaga sendi kehidupan masyarakat kita di perbatasan bisa berdiri sama tinggi dan duduk sama rendah dengan warga Negara Malaysia. Nah, komitmen pemerintah untuk mendorong pembangunan di daerahlah yang kita tunggu, termasuk kawasan perbatasan.

Baca Selengkapnya..

Dari Polyester ke Film

Oleh TY

Satu bulan terakhir, ada yang berubah dari wajah koran provinsi yang kita cintai ini. Terutama dari tampilan fisik korannya, dimana sebelumnya warna terlihat agak kusam dan kurang menarik.
Namun bila dicermati dengan seksama, ada perubahan mencolok pada tampilan fisik koran terutama pada perwarnaan. Sekarang warnanya lebih terang. Lebih segar dan enak dipandang.

Perubahan penampilan warna itu tidak lain, adalah upaya kami untuk memberikan kepuasan kepada pembaca, pelanggan maupun relasi sekalian.
Pada kesempatan yang baik ini, kami sedikit berbagai cerita seputar dapur kami kepada pembaca, bahwa selama ini untuk menghasilkan sebuah koran yang bernama Borneo Tribune ini hanya mengandalkan mesin printer dan kertas jenis polyester.
Dengan kualitas printer dan polyester yang baik sekalipun, wajah koran belum bisa dikatakan standar apalagi ideal. Terutama soal pewarnaannya.
Nah, seiring perjalanan waktu, dan tentunya kesetiaan pembaca dan pelanggan maupun relasi sedikit demi sedikit, tahap demi tahap, kami terus berbenah.
Salahsatu yang kami benah adalah proses printing, yang dulunya hanya mengandalkan printer dan sangat tergantung dengan polyester, dan sekarang kami beralih ke film.
Sejak satu bulan terakhir, kami mantap menggunakan film untuk proses pembuat koran sebelum masuk plate maker.
Memang setelah kami menggunakan film, selain perubahan mencolok pada wajah terutama warna yang lebih cingklong juga banyak tanggapan maupun pujian dari pembaca soal wajah koran tersebut.
Selain mengganti printer dan polyester dengan film yang mengandalkan mesin Prepress Panther, kami juga menambah kekuatan plate maker yang dulunya hanya satu unit, kini menjadi dua unit.
Penambahkan plate maker ini tidak lain agar proses pembuatan koran kesayangan Anda ini semakin cepat. Bila dulu proses pembakaran bisa memakan waktu cukup lama sehingga berpengaruh pada jadwal cetak dan tentunya distribusi yang selalu molor, kini proses itu bisa terpotong. Dulu cetak bisa memakan waktu hampir dua jam, kini tidak lagi. Semua proses berjalan begitu cepat sesuai harapan kami.
Pembaca budiman, semua itu kami lakukan semata-mata untuk memanjakan Anda sekalian. Tak enak juga rasanya bila setiap pagi ada saja protes via telepon tentang wajah dan kualitas koran yang kurang bagus.
Kini telepon aduan seperti itu tidak kami dengarkan lagi. Mudah-mudahan kedepan kami bisa meningkatan bukan hanya kualitas korannya, tapi juga isi yang disajikan kepada pembaca sekalian. Terima kasih untuk semuanya. Tuhan beserta kita.

Baca Selengkapnya..

Nuklir dari Kalan

Oleh TY

Dua pertanyaan besar kini menggelantung di benak saya: akan kaya raya atau malah tertimpa malapetaka?
Pertanyaan itu mengemuka dan menghantui saya menyusul kabar akan dieksplorasinya tambang uranium di Desa Karangankora, Kecamatan Ella Hilir, Kabupaten Melawi.
Kita semua tahu, bahwa uranium adalah bahan baku nuklir dan merupakan asset strategis dan sumber energi masa depan. Tapi, kalau ceroboh, maut siap mengintai. Misal, terkena radiasi atau malah diembargo negara maju?

Kekhawatiran terkena radiasi itu karena, kegiatan pengeboran yang sudah melampaui tahap eksplorasi itu berlangsung sangat tertutup, bahkan bagi masyarakat sekitar Karangankora, di daerah sungai Kalan.
Dari catatan Badan Tenaga Atom Nasional (Batan), penggalian deposit sudah dimulai sejak Tahun 1963.
Namun aktivitas itu praktis tidak terendus oleh instansi terkait baik di tingkat provinsi maupun di Melawi sekalipun. Maklum, lokasinya agak terpencil dan terisolir. Bahkan, ada radius terlarang yang kabarnya dijaga pasukan Kopassus.
Tahun 2002, aktivitasnya sempat terungkap ke publik ketika Advokasi Tambang Adat (ATA) melakukan investigasi bersama Jaringan Advokasi Tambang (Jatam). Mereka melansir tambang di atas lahan seluas 20 kilometer persegi itu sangat potensial.
Setelah enam tahun melakukan penggalian rintisan, Batan menindaklanjuti dengan melakukan kontrak kerja sama dengan French Atomic Energy (CEA), Prancis, pada 3 Agustus 1969.
Kolaborasi CEA-Batan akhirnya menemukan cebakan uranium di Karangankora tadi. Kerja sama berakhir pada 1979, dan Batan meneruskan pengalian dengan ongkos dari pemerintah.
Penggalian dimulai dengan membangun terowongan tembus dan silang sepanjang 760 meter. Dengan tingkat ketelitian terukur, dilakukan pengeboran hingga kedalaman 24.800 meter. Setelah dilakukan penelitian komprehensif hasilnya, di daerah tersebut ditemukan cadangan uranium ditaksir mencapai lebih 10.000 ton.
Ketertutupan aktivitas eksplorasi itulah yang membuat kecurigaan kita. Dari pengalaman Iran atau Korea Utara misalnya, pertambangan uranium sangat rentan menyebarkan radiasi, yang setiap saat mengintai keselamatan warga sekitar. Karena itu, bila benar dilakukan eksploitasi, maka harus ada sosialisasi mendalam sejauhmana jangkauan radiasi dimaksud.
Tentu sebagai warga, kita tidak ingin kasus tambang emas di Timika dan Freeport terulang di Kalbar.
Apalagi bila melihat referensi tentang uranium, di dunia ini hanya dikenal dua jenis uranium, yakni 235 dan 238. Uranium 235 usianya lebih tua dan kandungannya murni, sehingga bisa digunakan membuat bom atom dahsyat, seperti yang dipakai untuk mengebom kota Hiroshima dan Nagasaki di Jepang pada Perang Dunia II. Sedangkan uranium 238 usianya lebih muda dan kadar pakainya sekitar 99%.
Uranium ini bisa digunakan sebagai reaktor pembangkit listrik. Dan hemat saya, itu bisa mengatasi krisis listrik yang sudah lama terjadi. Bila diseriusi, maka uranium itulah jawaban atas krisis listrik sekarang ini. Bagaimana pemerintah?

Baca Selengkapnya..

Hari Mencuci Tangan

Oleh TY

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah menetapkan tanggal 15 Oktober lusa sebagai hari cuci tangan pakai sabun atau hand washing day.
Penetapan hari mencuci tangan dengan sabun sedunia pada 15 Oktober itu dilakukan pada pertemuan tahunan air sedunia (Annual World Water Week) yang berlangsung 17 hingga 23 Agustus 2008 lalu di Stockholm, Swedia.

Dan di Indonesia, peringatan hari cuci tangan itu dipusatkan di Kota Pontianak.
Ini suatu kebanggan bagi kita, dan kesempatan itu kiranya dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya oleh setiap stakeholder untuk memperkenalan daerah ini kepada siapa saja yang datang, termasuk kepada sejumlah media yang akan meliput acara tersebut.
Momen-momen besar seperti ini kiranya tidak hanya menjadi momen seremonial belaka atau hanya sekedar menjalankan kalender nasional yang kegiatannya di daerah ini. Tapi bagaimana memaksimalkan momen tersebut dengan memperkenalkan berbagai produk dan potensi Kalbar umumnya dan Kota Pontianak khususnya.
Kepastian Kota Pontianak sebagai pusat kegiatan mencuci tangan pakai sabun tersebut dibenarkan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat, M Subuh.
Sebelumnya peringatan mencuci tangan pakai sabun itu akan dipusatkan di Ngabang, ibukota Kabupaten Landak. Mungkun berbagai pertimbangan termasuk jarak tempuh terkait agenda Gubernur Cornelis yang padat, akhirnya kegiatan dipindahkan ke Kota Pontianak.
Sebagai warga kota, kita berharap, momen tersebut selain mengenalkan potensi daerah, juga bisa menumbuhkembangkan kesadaran masyarakat Kota Pontianak untuk berprilaku hidup bersih. Sehingga masyarakat kota itu terhindar dari penyakit kulit maupun demam berdarah dengue (DBD) yang saat ini sudah ditetapkan kejadian luar biasa (KLB) oleh Pemerintah Provinsi Kalbar.
Tujuan ditetapkannya setiap 15 Oktober sebagai hari mencuci tangan sedunia, diharapkan memperbaiki praktek-praktek kesehatan dan prilaku sehat sebagai upaya untuk menurunkan tingkat kematian balita dan pencegahan terhadap penyakit yang dapat berdampak pada penurunan kualitas hidup manusia.
Meningkatkan kebiasaan hidup bersih dan sehat bagi setiap orang adalah keharusan.
Gerakan ini sepertinya sangat sederhana, namun cukup sulit untuk diterapkan. Ini terkait dengan kebiasan hidup masyarakat kita yang kurang memperhatikan kesehatan pribadi maupun lingkungannya.
Walau demikian, tentu kita berharap dengan gerakan sederhana ini nanti bisa memberikan pemahaman terhadap masyarakat akan pentingnya cuci tangan pakai sabun. Banyak manfaat dari mencuci tangan terserbut, setidaknya kita bisa menghindari penyakit yang rentan di sekitar kita seperti diare dan gatal-gatal.
Berdasarkan data WHO dengan cuci tangan yang benar bisa mencegah penyakit diare 85 persen mencegah kecacingan 70 persen, mencegah H1N1 (flu babi) 90 persen. Artinya, kita perlu sosialisasi dan budayakan cuci tangan itu. Dan yang paling penting mencuci tangan sebelum menyentuh makanan.

Baca Selengkapnya..

Daerah Endemik DBD

Oleh TY

Kalimantan Barat umumnya lebih khusus Kota Pontianak, adalah daerah yang dikategorikan endemik demam berdarah dengue (DBD).
Harusnya, sudah tahu sebagai daerah endemik DBD, semua pihak utamanya Dinas Kesehatan sudah mengantisipasi penyakit yang memang endemik tersebut.
Bila tidak ada antisipasi dan pencegahkan dini, dikhawatirkan endemik akan berubah menjadi kasus luar biasa (KLB) DBD.

Antipasi dini itu tidak cukup dengan fogging (pengasapan) semata, tapi bagaimana upaya pencegahan dengan melibatkan semua komponen, kalau perlu ada petugas khusus atau penyuluh lapangan yang setiap saat keliling mengingatkan masyarakat agar melakukan pencegahan.
Dia tidak hanya mengingatkan menutup tong air, atau mengubur barang-barang yang bisa menampung air, tapi juga memberi pemahaman bagaimana upaya pencegahan itu bisa dilakukan setiap orang.
Kalau dari data yang disajikan Dinas Kesehatan Kota Pontianak, sejak Januari hingga Oktober 2009 sebanyak 51 orang meninggal karena DBD. Sedangkan kasus DBD sendiri yang ditangani Puskesmas hingga rumah sakit baik Soedarso maupun Antonius mencapai 1.500 kasus.
Itu khusus pasien yang dari Kota Pontianak saja, belum termasuk pasien dari luar kota termasuk kiriman dari daerah kabupaten.
Sebetulnya seperti diungkapkan Kadis Kesehatan Kota Pontianak, Multi Junto, pihaknya sudah melakukan berbagai upaya pencegahan.
Seperti menanggung biaya pengobatan bagi pasien dari keluarga miskin hingga fogging massal.
Tetapi kasus DBD selalu ada, karena memang Kalbar dikenal sebagai daerah endemik DBD.
Namun demikian, upaya penanggulangan DBD ini harus didukung masyarakat. Termasuk mempersilakan petugas melakukan fogging di rumah maupun lingkungannya.
Melihat jumlah korban tewas akibat DBD itu, maka mau tidak mau masyarakat harus punya kesadaran tinggi, bahwa membiarkan tempat penampungan air bersihnya terbuka sama saja membiarkan nyamuk Aedes Aegypti bertelur dan bersarang di situ.
Memang disatu sisi, kita sulit mengubur tempat penampungan air, karena umumnya masyarakat Kota Pontianak menggunakan air hujan sebagai air bersih. Namun celakanya, nyamuk Aedes Aegypti justru senang bertelur di air yang jernih dan teduh itu.
Agar tidak terjadi korban yang lebih banyak, kepada kita semua mau tidak mau dan suka tidak suka, kita harus membiasakan diri untuk selalu menutup tempat penampungan air bersih. Kita selalu mengubur tempat atau kaleng-kaleng yang bisa menampung air hujan di sekitar kita, di lingkungan kita.
Bila itu bisa kita lakukan, sedikit banyak kita sudah membantu mengurangi penyebaran nyamuk Aedes Aegypti itu. Atau kalau perlu kita menghilangkan merk daerah endemik DBD. Semoga saja.

Baca Selengkapnya..

Gaji Pertama Buat Gempa

Oleh TY

Sejak awal, orang mengenal Partai Keadilan Sejahtera (PKS) sebagai partai yang penuh dengan sensasi dan kejutan. Tentu sensasi yang mereka bangun bukan asal-asal, tapi yang bermanfaat bagi orang banyak, terlebih bagi yang tertimpa musibah.
Dan itu bukan rahasia lagi bagi PKS yang dari awal membangun citranya sebagai partai yang peduli dengan masalah-masalah sosial kemasyarakatan, termasuk terhadap masyarakat yang tertimpa bencara seperti korban gempa bumi di Sumatera Barat.

Seperti dilakukan Anggota DPRD Provinsi Kalimantan Barat dari PKS yang berkomitmen menyumbangkan gaji pertama mereka untuk membantu korban gempa di Sumatera Barat.
Menyumbangkan gaji pertama itu sudah menjadi komitmen PKS mulai dari pusat hingga provinsi.
Seperti dikatakan dikatakan Ketua DPW PKS Kalimantan Barat, Fatahillah Abrar sebagaimana dikutif Antara, komitmen itu harus diwujudkan. Kemudian untuk kabupaten/kota Fatahillah mengatakan akan disosialisasi pada acara halal bi halal partai berbasis masa Islam tersebut.
Karena itu juga, mereka berkomitmen dan tidak merasa kesulitan untuk membantu saudara-saudara kita yang sedang dalam kesulitan akibat gempa.
Sebagaimana kita ketahui bahwa gempa yang meluluhlantakan Sumatera Barat itu telah menimbulkan kerugian yang tidak sedikit. Bahkan menurut data Pemerintah Kota Pariaman memperkirakan sementara ini jumlah kerugian materil yang dialami Kota Pariaman saja mencapai Rp 1 trilun lebih menyusul rusaknya puluhan ribu bangunan di wilayah itu.
Taksiran itu belum termasuk di daerah lain di Ranah Minang tersebut.
Walikota menyebutkan puluhan ribu bangunan yang terdiri dari fasilitas umum, rumah ibadah, perkantoran, sekolah dan rumah penduduk di wilayah itu mengalami kerusakan. Kategori pun beragam. Ada yang rusak ringan, rusak sedang hingga rusak berat.
Belum lagi fasilitas lainnya seperti jaringan listrik, komunikasi,dan air bersih masih mengalami kendala hingga belum dapat digunakan.
Untuk meringankan bebas saudara kita yang tertimpa musibah, bukan banyak bantuan logistik yang mengelir ke sana, tapi juga sejumlah relawan baik dalam negeri maupun luar negeri bahu membahu menuju Kota Padang sebagai daerah terparah karena gempa.
Sebagai sesama anak bangsa, kita berharap tidak hanya PKS dan kadernya yang bisa mengulurkan tangan, tapi juga partai maupun pihak lain agar tergugah hatinya membantu meringankan beban para korban.
Keiklasan dan kebaikan kita semua yang disalurkan dengan benar akan membawa berkah bagi kita semua. Berkah itu tidak langsung dibalas ketika itu juga, tapi dengan cara lain Tuhan membalasnya. Semoga.

Baca Selengkapnya..

Setia pada Profesi

Oleh TY

Kita sering mendengar orang mengucapkan kata setia pada pasangan, setia pada pekerjaan, dan setia pada janji yang pernah diikrarkan.
Namun pada kesempatan ini saya ingin mengulas sedikit tentang pekerjaan yang kadang membosankan, namun tak jarang mengasyikkan karena penuh tantangan.
Yakni pekerjaan sebagai jurnalis. Ya pekerjaan jurnalis adalah pekerjaan profesi (walau kadang masuk kelompok buruh). Maka tak jarang teman yang kebetulan jurnalis ketika ditanya apa aktivitas atau pekerjaan sekarang? jawabannya; masih setia pada profesi.

Bila saya yang tanya, tentu langsung paham, pastilah itu jurnalis. Tapi bagi orang awam, taksirannya bisa macam-macam. Sebab profesi juga berlaku bagi dokter, pengacara, notaris, apoteker, psikolog, akuntan, desainer, arsitektur, dll.
Menurut Wikipedia, profesi adalah pekerjaan yang membutuhkan pelatihan dan penguasaan terhadap suatu pengetahuan khusus. Suatu profesi biasanya memiliki asosiasi profesi, kode etik, serta proses sertifikasi dan lisensi yang khusus untuk bidang profesi tersebut.
Seseorang yang memiliki suatu profesi tertentu, disebut profesional. Walaupun begitu, istilah profesional juga digunakan untuk suatu aktivitas yang menerima bayaran, sebagai lawan kata dari amatir.
Contohnya, pemain sepakbola profesional menerima bayaran mengguirkan dari klubnya, sementara sepakbola sendiri umumnya tidak dianggap sebagai suatu profesi.
Berapa banyak pekerja yang menjalani profesi tak sesuai dengan ilmu yang didapat di kuliahan. Memangnya kalau lulusan fakultas hukum harus jadi jaksa, hakim, pengacara, notaris atau kerja di bagian legal perusahaan? Tentu juga tidak. Termasuk para jurnalis, adalah profesi yang tidak sejalan dengan apa yang didapat di bangku kuliah. Walau ada juga jurnalis yang lulus dari fakultas komunikasi jurusan jurnalistik.
Tapi kebanyakan jurnalis yang ada, justru bukan jebolan sekolahnya. Tapi karena kecintaan mereka pada profesinya. Dan kecitaan itu pula yang membentuk karakternya sehingga menjadi idealisme.
Jurnalis idealisme itulah yang dapat melahirkan karya-karya baik. Tulisannya bisa membuka cakrawala berpikir orang. Tidak asal kutif, tapi betul-betul analitis dan mendidik.
Kecintaan pada profesi itulah yang kadang-kadang membuat dirinya rela berkorban apa saja. Pasang badan untuk setiap kasus yang ditulisnya. Termasuk tindak tanduknya di masyarakat. Tak jarang ia cenderung melawan arus.
Kita sadar perbuatan melawan arus itu benar setelah beberapa tahun kedepan. Mereka umumnya tidak mementingkan kekayaan, tapi kepuasan karena karyanya bisa mengubah dunia. Karyanya bisa membentuk karakter seseorang. Tulisannya bisa mempengaruhi pikiran dan tindakan orang yang membacanya. Dan itu hanya bisa dilakukan oleh profesional. Itulah jurnalis, yang karya-karyanya bisa menghebohkan.
Mudah-mudahan kita semua, tidak hanya setia pada pasangan, tetapi juga pada profesi? Saya sendiri masih belajar apakah bisa setia pada profesi? Kalau pasangan sudah pasti harga mati.

Baca Selengkapnya..

PNS Semakin Diminati

Oleh TY

Setelah beberapa media memberitakan akan ada rekrutmen calon pegawai negeri sipil (CPNS) tahun ini, khususnya di Kalimantan Barat benar-benar membawa angin segar bagi para pencari kerja.
Memang setiap tahun angkatan kerja selalu bertambah jumlahnya. Sementara lapangan kerja yang tersedia tidak memadai.

Maka kita maklum saja, ketika ada rekrutman CPNS seperti ini langsung diserbu para pencari kerja yang rata-rata baru tamat dari pendidikan mereka.
Seperti yang diungkapkan Kabid Tenaga Kerja Dinas Sosial dan Tenaga Kerja (Dinsosnaker) Kota Pontianak, Kusyadhi, bahwa sejak awal September ini jumlah pembuat kartu kuning meningkat tajam.
Kartu kuning digunakan sebagai salah satu syarat untuk dapat melamar sebagai CPNS di semua tingkatan.
Padahal menurut catatan kantor yang khusus mengeluarkan kartu kuning, atau kartu pencari kerja itu dari Januari-Agustus dalam satu bulannya hanya sekitar 100 orang saja yang membuat kartu kuning.
Namun bila dibandingkan dengan awal September ini dalam satu hari bisa mencapai 100-200 orang pembuat kartu kuning.
Meningkatnya jumlah pembuat kartu kuning ini karena di beberapa media sudah mengabarkan akan dibukanya lowongan kerja pada sejumlah dinas maupun instansi pemerintah.
Bahkan di media elektronik sudah mengumumkan lowongan kerja tersebut termasuk kriteria yang dibutuhkan di dinas instasni pemerintahan.
Sejauh ini, Dinsosnaker Kota Pontianak sudah melayani pembuatan kartu kuning sejak Kamis (24/9) lalu seusainya libur bersama.
Dari pukul 07.15 wib sudah memberikan pelayanan hingga pukul 15.15 wib, sedangkan pukul 12.00 wib kami istirahat siang tapi formulir tetap kami terima namun belum dibawa ke pencatatan.
Selama meningkatnya jumlah pembuat kartu kuning ini, Dinsosnaker tidak menambah petugas untuk pelayanan.
Dalam pelayanan pembuatan kartu kuning tersebut, Dinsosnaker tidak memungut biaya.
Karena blanko AK 1 tersebut sudah ditanggung dalam anggaran APBD Kota Pontianak. Sepanjang warga kota yang memiliki KTP Kota Pontianak gratis buat kartu kuning.
Sejauh ini memang belum ada keluhan para calon pelamar yang membuat kartu kuning di Dinsosnaker. Semuanya mengaku terlayani dengan baik.
Tingginya minat orang membuat kartu kuning ini menandakan pekerjaan sebagai PNS itu masih sangat menjanjikan.
Kondisi ini kembali pada masa lalu dimana pekerjaan sebagai pegawai pemerintah menjadi tujuan utama orang menempuh pendidikan.
Dengan harapan setelah tamat bisa bekerja sebagai PNS.
Nah, apakah PNS sekarang beda dengan yang dulu? Yang jelas setiap penerimaan PNS tidak lepas dari KKN. Mudah-mudahan penerima kali ini benar-benar murni dan terjaring orang-orang yang betul-betul memiliki keterampilan dan punya kapasitasan itu pekerjaan sebagai PNS.

Baca Selengkapnya..