BERPEGANGLAH PADA DIDIKAN, JANGANLAH MELEPASKANNYA, PELIHARALAH DIA, KARENA DIALAH HIDUPMU...Amsal 4:13

Thursday, November 19, 2009

Komisi Ilegal

Oleh TY

Kerja komisi ilegal. Kedengarannya asing di kuping kita. karena kita di Kalbar ini belum pernah mengalaminya.
Tapi kalau soal TKI/TKW ilegal sering dengar, bahkan sering saksikan. Demikian juga dengan penyeludupan barang yang berbau ilegal, sering kali kita baca di koran. Itu maklum saja, karena kita ini daerah yang berbatasan darat langsung dengan negera lain, Malaysia dan Brunai Darussalam. Tentu banyak jalan tikus di sepanjang perbatasan.

Belum lagi soal pertambangan ilegal, atau pembalakan hutan secara liar atau bahasa polisinya illegal longging. Dua, tiga tahun lalu operasinya menjadi momok yang menakutkan bagi masyarakat, terutama di daerah pedalaman—yang masih memiliki hutan rimba.
Nah, kembali ke kerja komisi ilegal tadi, itu terkait dengan pimpinan DPRD Provinsi hingga kini masih sementara. Sementara komisi dan badan sudah terbentuk, namun mereka tidak bisa bekerja, karena apabila ngoyo kerja, apa pun yang mereka kerjakan itu ilegal, karena komisi, badan atau apa pun namanya yang menunjang tugas kedewanan harus disahkan oleh pimpinan definitif.
Soal kerja komisi ilegal ini sebetulnya keluar dari mulut Ketua Fraksi PKS, Fatahillah Abrar yang bersama rekan-rekan melakukan konsultasi ke Depdagri terkait Partai Golkar yang hingga deadline belum juga menyodorkan nama unsur pimpinan.
Sementara tiga partai lainnya, yakni PDIP, Demokrat dan PPP sudah memasukkan nama untuk unsur pimpinan. Nah, bagaimana komisi-komisi yang sudah dibentuk itu bisa bekerja, sementara pimpinan definitif belum tebentuk?
Itulah, hal ikwal mengapa muncul istilah kerja komisi ilegal.

Baca Selengkapnya..

Soal Kenaikan Tunjangan PNS

Oleh TY

Hari ini di media nasional kita baca, untuk profesional tidak mesti menaikkan gaji. Itu apa artinya?
Artinya, orang yang profesional bukan ditentukan oleh besar kecilnya gaji, tapi profesional karena memang dia ahli di bidangnya, atau menguasai bidang pekerjaannya.

Nah, bila dia menguasai bidangnya, berapa pun gaji yang diterimanya, dia akan tetap bekerja profesional. Karena memang itu profesinya dan profesi itu wajib dijaga.
Tapi di negeri ini, profesional sering diukur dengan upah yang diterimanya. Besar upah, besar pula tenaga dan pikiran yang harus dikeluarkannya. Bila budaya itu dipertahankan terus, sampai kapan kita bisa maju dan betul-betul profesinal?
Kita berahap, rencana Pemprov Kalbar yang kini tengah mengkaji kenaikan tunjangan bagi PNS di lingkungan Pemprov tidak diukur dengan keinginan mereka meningkatkan profesionalitasnya.
Kita ingin mereka tidak terpengaruh dengan rencana kenaikan tunjangan itu baru mau bekerja keras. Sebagai abdi negara, abdi masyarakat sudah sewajarnya mencurahkan pikiran dan meluangkan waktu untuk mengabdi bagi masyarakat dan negeri ini.
Dengan kondisi sekarang, sebagai masyarakat pun mendukung rencana Pemprov menaikkan tunjangan PNS terhitung mulai Januari 2010 nanti.
Walau kisaran kenaikannya masih belum final, tapi setidaknya, itu bisa melecut semangat PNS di Pemprov untuk lebih meningkatkan kinerjanya.
Untuk meningkatkan kinerja pegawai itu diakui sendiri oleh Kepala BKD Provinsi, Lensus Kandri. Itu salahsatu motivasi bagi pegawai dalam menjalankan tugasnya. Tentu kenaikan berdasarkan pada golongan, jabatan dan beban kerja mereka masing-masing.
Konsekuensi dari kenaikan tunjangan pegawai yang berkisar pada angka Rp600 ribu itu pastilah berimplikasi pada anggaran daerah.
Secara umum pengeluaran pemerintah lebih dari separuh untuk belanja pegawai atau gaji pegawainya. Begitu pun dengan Kalbar, APBD-nya yang diprediksi dalam kisaran Rp1,5 Triliun, dengan belanja pegawai paling besar, kenaikan tunjangan jelas berpengaruh pada pos-pos anggaran lainnya.
Sejauh tidak mengorbankan kepentingan masyarakat, kita tetap mendukung kebijakan tersebut, yang jelas dengan kenaikan tidak hanya kinerja yang meningkat tapi juga kemampunan personel harus ditingkatkan.
Jangan sampai ada kesan pegawai hanya memenuhi struktur saja, sementara keahlian tidak diutamakan. Akibatnya tak jarang masyarakat justru sering menemukan oknum pegawai yang kongkow-kongkow di warung atau kedai kopi.
Besar harapan kita dengan kenaikan tunjangan, kinerja semakin baik dan kontrol terhadap sesama pegawai juga bisa jalan, sehingga tidak ada lagi kesan pegawai hanya pada jam-jam tertentu saja, sisanya tak jelas.
Bila pelayanan penuh dedikasi yang ditunjukkan kepada masyarakat, sebetulnya masyarakat tidak pernah mempersoalkan kenaikan gaji atau tunjangan pegawai. Yang masyarakat persoalkan apabila ada isu kenaikan gaji, barang kebutuhan masyarakat di pasar sudah duluan naik. Bahkan kenaikannya justru tidak terkontrol.
Pendek kata, kita ingin PNS kita profesional dan kesejahteraannya terjamin. Dengan demikian, maka tidak ada lagi kisah pungli di sana-sini ketika masyarakat berurusan dengan mereka. Semoga.

Baca Selengkapnya..

Monday, November 16, 2009

Awas Banjir

Oleh TY

Menjelang akhir tahun, selama November, Desember hingga awal Januari curah hujan di Kalimantan Barat tinggi. Curah hujan yang tinggi itu menandakan datangnya musim penghujan.

Bila musim hujan tiba, maka siap-siaplah menyambut datangnya banjir. Segar dalam ingatan kita, hampir setiap penghujung tahun terjadi banjir besar di beberapa daerah di Kalbar ini.
Yang terparah terkena banjir biasanya di Kota Singkawang dan Sambas. Dua tahun terakhir, Singkawang dan Sambas mengalami banjir terparah, bahkan sempat beberapa hari transportasi terputus, kendaraan tidak bisa lewat, akibatnya pasokan sembako juga terhambat.
Sementara di daerah selatan banjir terparah biasa terjadi di Melawi, Sintang, Sekadau, Sanggau dan Landak. Tentu, tidak ada pengecualian untuk Kota Pontianak. Bahkan Sabtu kemarin, beberapa kawasan Kota Pontianak terendam banjir.
Banjir yang sering terjadi belakangan ini bukan hanya fenomena alam dan siklus cuaca semata, tapi ulah manusia juga turut menjadi penyebabnya.
Sumbangsih manusia sebagai penyebab banjir sangat besar. Mulai dari aktivitas pertambangan emas tanpa ijin (PETI), pembalakan hutan atau illegal logging, sampai pada pembukaan perkebunan sawit secara besar-besaran.
Nah, aktivitas manusia diatas, diyakini sebagai penyebab utama banjir di daerah ini. Hujan sedikit saja, banjir sudah menggenang beberapa kawasan rendah. Sebab tidak ada lagi pohon yang sanggup menahan laju air hujan, tidak ada lagi akar yang sanggup menyimpan air hujan, akibatnya, begitu hujan deras siap-siaplah menerima bencana banjir itu. Kadang banjir bandang yang datang.
Sekarang bencana banjir sudah menjadi momok menakutkan. Beda dengan puluhan tahun silam, banjir besar hanya terjadi dalam siklus 20-an tahun sekali.
Tapi sekarang ini banjir kapan saja bisa terjadi. Ada hujan besar pasti ada banjir, sungai gampang meluap. Itu akibat hutan kita sudah habis, gunung digunduli menjadi perkebunan kelapa sawit. Itu sama saja dengan panen sawit panen bencana.
Nah, untuk hari-hari kedepan bersiap-siaplah menerima bencana banjir itu. Sejak dini kita harus mengantisipasinya dengan sikap waspada. Ya waspada itu lebih baik menghindari korban bencana banjir!

Baca Selengkapnya..

HoB dan Renstra

Oleh TY

Kawasan Heart of Borneo (HoB) yang sebagian besar wilayahnya masuk Kalimantan Barat sangat berpeluang masuk dalam rencana pembangunan jangka menengah melalui rencana strategis (Renstra) sektor pariwisata Indonesia tahun 2010 yang tengah disiapkan Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesia.

Tentu itu kabar baik bagi kita, utamanya Kalimantan dan lebih khusus lagi Kalimantan Barat.
Sebab bila itu benar masuk Renstra, maka peluang kita maju lebih terbuka, terlebih daerah ini berbatasan darat langsung dengan dua negara tetangga, yakni Malaysia dan Brunai Darussalam yang juga masuk kerjasama strategis HoB.
Sebagai orang yang berada di daerah kawasan HoB, tentu kita berharap empat provinsi di Kalimantan ini sepakat dan mendukung HoB masuk dalam rencana strategis dimaksud.
Sebab kedepan kita berharap ada perkembangan di daerah ini, apalagi HoB itu merupakan daya tarik wisata tersendiri bagi para turis, utamanya turis dari manca negara.
Bila HoB tersebut tidak masuk dalam paket Renstra Departemen Pariwisata, maka tidak ada ada perubahan dan HoB yang selama ini kita kenal bukanlah menjadi daerah tujuan wisata.
Dan agar bisa menjadi daerah tujuan, suatu obyek wisata harus mempunyai akses yang baik, terutama fasilitas pendukung harus memadai serta masyarakat yang memahami kepariwisataan.
Itu artinya, HoB merupakan produk baru yang bisa dijual ke masyarakat internasional.
Tentu sebelum dipasarkan, kesiapan kita perlu diperhatikan. Terutama masalah infrastruktur tadi, termasuk mental masyarakatnya.
Mental masyarakat ini penting, mengingat daerah kita masih sangat awam dengan dunia pariwisata, terutama perlakuan terhadap orang asing atau turis yang akan berkunjung ke daerah ini.
Tentu tantangan terbesar adalah masalah sosial, terutama menyangkut budaya dan norma yang berlaku di masyarakat lokal atau setempat. Ini tentu menjadi pekerjaan rumah yang tidak ringan.
Bolehlah HoB masuk Renstra departeman, tapi apakah masyarakat kita siap mendukungnya?
Pertanyaan besar yang masih terus diupayakan memberi jawaban positif demi mendukung visit Kalbar 2010 mendatang.
HoB sendiri merupakan sebuah inisiatif yang dirancang sebagai program pemanfaatan berkelanjutan dan konservasi yang bertujuan mempertahankan keberlanjutan manfaat salah satu hutan terbaik yang masih tersisa di Borneo bagi kesejahteraan generasi sekarang dan mendatang.
Dan dunia sangat berkepentingan dengan hutan Borneo tersebut. Saking pentingnya, sampai-sampai Gubernur Cornelis diundang Gubernur California, Arnold untuk membahas hijaunya hutan Borneo tersebut.
Nah, bila dikaitkan dengan paket wisata, maka masyarakat dunia akan semakin penasaran dan mau berkunjung ke kawasan HoB tersebut.
Sebagaimana diketahuo, cakupan wilayah HoB membentang pada rangkaian dataran tinggi Borneo yang terhubung secara langsung dengan dataran rendah di bawahnya. Wilayah kerja ini melintasi Brunei Darussalam, Indonesia dan Malaysia.
Di Indonesia, kawasan HoB mencakup tiga provinsi yaitu Kaltim, Kalbar, dan Kalteng.

Baca Selengkapnya..

Jujur dan Sumpah

Oleh TY

Hari-hari terakhir ini kita saksikan berita di televisi maupun koran atau majalah, fokus utamanya adalah pemberitaan seputar perseteruan Kepolisian dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Secara kasat mata kita masyarakat melihat ada yang aneh dan janggal dari perseteruan dua lembaga penegak hukum itu. Dan secara kasat mata pula pertanyaan masyarakat seakan sengaja tidak dijawab.
Padahal kalau mau jujur, jawabannya sudah jelas terang benderang. Masyarakat kini hanya menunggu jawaban resmi saja.
Dan saya yakin masyarakat sudah bisa menyimpulkan sendiri dari benang kusut yang sudah lebih sepekan ini di pertontonkan ke publik itu.
Satu kalimat klasik layak dikedepannya. Yakni jujur. Jujur adalah sebuah ungkapan yang acap kali kita dengar dan menjadi pembicaraan masyarakat. Akan tetapi bisa jadi kata tersebut hanya mencakup sisi luarnya saja dan belum menyentuh pembahasan inti dari makna jujur itu sendiri. Apalagi perkara kejujuran merupakan perkara yang berkaitan dengan banyak masalah di sekitar kita, yaitu menyangkut moral maupun akhlak seseorang.
Dan jujur itu erat kaitnya dengan jual-beli, utang-piutang, sumpah, dan termasuk menjernihkan persoalan KPK-Polri tersebut.
Hemat saya, jujur merupakan sifat yang terpuji. Sebab jujur itu tidak mesti dengan sesama manusia saja, tapi juga kepada Tuhan.
Bila saja ada kejujuran diantara Kepolisian, Kejaksaan dan KPK sendjri, maka akan ada keselarasan antara berita dengan kenyataan yang ada. Jadi, kalau suatu berita sesuai dengan keadaan yang ada, maka dikatakan benar/jujur, tetapi kalau tidak, maka dikatakan dusta.
Kejujuran itu ada pada ucapan, juga ada pada perbuatan, sebagaimana seorang yang melakukan suatu perbuatan, tentu sesuai dengan yang ada pada batinnya.
Sebab tidak mungkin seorang yang munafik bisa dikatakan sebagai seorang yang jujur walau dia menampakkan dirinya sebagai ’orang baik’. Yang jelas, kejujuran merupakan sifat seorang yang beriman, sedangkan lawannya, dusta, merupakan sifat orang yang munafik.
Nah, pertanyaan kita sebagai masyarakat apakah kejujuran itu bisa hilang diantara dusta yang ada? Apakah harus bersumpah agar kejujuran itu bisa muncul ke permukaan?
Dalam perseteruan Polri-KPK ini, kita juga menyaksikan sumpah. Sumpah yang dilakukan petinggi Polri, KPK maupun mereka-mereka yang terlibat di dalamnya.
Apakah dengan sumpah semuanya bisa tuntas? Belum tentu! Sebab sekali lagi kunci dari semuanya itu adalah kejujuran. Ya jujur itu panglimanya.

Baca Selengkapnya..

Mengambil Jentik

Oleh TY

Mengambil jentik. Ya kedengarannya sangat sederhana. Dan memang sederhana. Cukup keliling dari rumah ke rumah dan membuka tempayan atau tempat penampungan air lalu mencedok jentik nyamuk dengan jaringan yang dibuat khusus.

Kegiatan mengambil jentik itu sering dilakukan anak-anak tanggung untuk makanan ikan peliharaannya. Ikan saumang, kaloi dan sejenisnya yang biasa di pelihara anak-anak dalam kaleng atau botol kecil.
Cara kerja sederhana anak-anak mencari jentik nyamuk, ternyata sangat ampuh diterapkan untuk memerangi demam berdarah dengue (DBD)yang sekarang sudah menjadi kejadian luar biasa (KLB) di Kalbar, utamanya di Kota Pontianak.
Bahkan Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Kalbar, Frederika Cornelis langsung sosialisasi rumah bebas jentik itu dengan memberikan bantuan alat penangkap jentik dan sejumlah abate.
Fogging yang selama ini gencar dilakukan pemerintah, khususnya dinas kesehatan ternyata kurang manjur dalam memerangi DBD tersebut, sebab nyamuk yang notabene bisa terbang itu ketika fogging dilakukan segera terbang melarikan diri ke tempat yang tidak kena fogging atau pengasapan.
Dengan demikian, maka DBD pun bergeser sesuai pergeseran nyamuk yang sudah kena virus DBD tersebut.
Selain sederhana, cara basmi dengan mengambil langsung jentik juga biasanya murah meriah. Cukup membeli kelambu dan kawat sebagai bahan dasar membuat alat pencedok jentik dimaksud.
Bila itu dilakukan serentak oleh masyarakat Kota Pontianak, maka pembasmian jentik DBD jauh lebih terarah. Setiap keluarga cukup menjaga tempayan atau tempat penampungan airnya masing-masing, lalu mencedok jentiknya setiap hari atau dua hari sekali.
Dengan demikian, maka jentik segera akan terbasmi segera. Termasuk pembuangan kulkas, tempat minum burung dan kaleng-kaleng bekas yang ada di sekitar tempat tigngal, perlu diperhatikan dan diusakan dikumpul lalu dibakar.
Itu merupakan cara-cara tradisional dalam memerangi nyamuk khsusunya DBD yang sangat menakutkan masyarakat itu. Apalagi sekarang ada jenis yang ganas, bila tidak punya kekebalan tubuh, maka penderita langsung drof dan bisa vatal akibatnya.
Nah, kita berharap gerakan rumah bebas jentik nyamuk yang dipelopori TP PKK provinsi dan didukung penuh pemerintah itu bisa menjadi altenatif mengatasi penyebaran DBD di daerah ini. Semoga masyarakat juga dengan kesadaran tinggi bisa mengambil jentik di tempayannya sendiri. Mari mencoba.

Baca Selengkapnya..

Memahami Fase Negatif Anak

Oleh TY

Selain banyak membaca buku tentang keluarga dan anak, selebihnya saya banyak belajar dari perilaku kedua anak saya dalam kehidupan hari-harinya di rumah.
Anak pertama laki-laki berusia hampir sembilan tahun dan anak kedua perempuan berumur hampir tujuh tahun. Keduanya menunjukkan sifat yang cenderung berbeda. Si sulung lebih mandiri dan agak malas, sedangkan si bungsu manja dan cenderung melawan alias mengatur.

Namun yang ingin saya bagikan dengan pengalaman saya mengamati perkembangan kedua anak itu, bahwa setiap anak akan mengalami fase negativisme yang ditunjukkan dengan perilaku penolakan dan pembangkangan.
Sebagai orangtua kita perlu memahami fase negativisme itu agar tidak berlanjut hingga dewasa kelak.
Ingat, semakin anak dilarang, perilaku negatifnya akan semakin menjadi-jadi. Nah, agar hal tersebut tidak terjadi, berikut beberapa hal yang perlu perhatikan orangtua:
Hindari terlalu banyak menggunakan kata ”tidak” atau ”jangan”. Untuk melarang anak sebaiknya pilih kata positif. Misalnya, "Sayang, kita main air di kamar mandi yuk sekalian mandi sore", ketimbang, "Mama kan sudah bilang, jangan main air kran. Basah semua deh."
Beri kesempatan pada anak untuk melakukan apa yang diinginkannya--tentu saja sejauh tidak membahayakan--tapi tetap dengan pendampingan. Misal, anak ingin membantu menyiram tanaman, sediakan gayung kecil, lalu ajari anak bagaimana menyiram tanaman dengan air secukupnya.
Biasakan mengajak anak berdialog sejak kecil, meski perkembangan bahasanya masih terbatas. Umpama, anak menolak permintaan orangtua, tanyakan mengapa ia tidak mau, pancing jawabannya lalu coba arahkan bagaimana seharusnya. Terlebih di usia prasekolah, umumnya penolakan anak disertai dengan alasan. "Aku enggak mau makan. Sayurnya pahit", ”tak enak makanannya”.
Ini karena kemampuan kognitif dan bahasa anak sudah semakin berkembang, demikian juga kemampuan sosialnya. Pada usia ini anak semakin menyadari bahwa mereka dapat bertindak secara mandiri, sesuai keinginannya. Dengan kata lain anak mulai menyadari bahwa mereka memiliki kekuatan untuk bertindak sesuai kehendaknya.
Berikan pilihan terbatas. Misal, anak tidak mau segera tidur, orangtua bisa menggunakan kata, "Adek mau gosok gigi dulu atau ganti baju dulu baru tidur?" Dengan begitu anak merasa dilibatkan saat pengambilan keputusan.
Dan yang paling penting, hindari kata-kata cancaman atau paksaan. Bila kita sering menggunakan ancaman atau paksaan, justru membuatnya penolakan anak semakin menjadi-jadi. Ingat anak bisa belajar bahwa segala hal bisa diselesaikan dengan ancaman atau paksaan bukan dengan dialog dan saling mendengarkan.

Baca Selengkapnya..

Memanfaatkan Momentum

Oleh TY

Perencanaan matang, kadang hasilnya tidaklah matang bahkan tak jarang mendatangkan kekecewaan. Tapi bukan berarti perencanaan itu tidak penting, perencanaan penting untuk mengukur kesiapan menghadapi sesuatu yang akan di hadapi di hari depan. Bahkan dengan perencanaan matang sesuatu bisa diukur sejauhmana tingkat keberhasilan atau pun kegagalannya dalam perjalanan kelak. Dan itu rutin dilakukan para pebisnis atau pengusaha.

Namun ada juga sesuatu tanpa perencanaan matang, justru bisa mendatangkan sukses. Bahkan bukan hanya sukses, tapi juga bisa berkembang dan berkembang tanpa bisa diprediksi hingga sejauhmana.
Tentu sukses yang tidak direncanakan itu tidak lepas dari kepandaian memanfaatkan momentum. Ya momentum adalah peristiwa lain yang terjadi atau yang direncanakan pihak lain, tapi kita bisa masuk ke kegiatan tersebut dengan cara berkolaborasi yang saling menguntungkan.
Itulah yang kami lakukan dengan Borneo Metro—koran kriminal yang kami lahirkan awal bulan ini. Tanpa banyak perencanaan, namun bisa jalan. Kami hanya melihat masih ada sisi lain dari kriminal yang belum tergarap di Kota Pontiank ini.
Dan untuk mengenalkan koran baru tersebut kepada masyarakat, kami menggunakan momentum Gebyar Sumpah Pemuda yang digagas oleh Taruna Merah Putih. Dan hasilnya wah, ribuan penonton yang memadati konser Kangen Band di stadion Sultan Syarif Abdurrahman, langsung mengenal Borneo Metro yang diluncurkan tanggal 31 Oktober 2009 malam itu.
Sejak peluncuran yang dilakukan Dirut PT Borneo Tribune Press, W. Suwito dan Pemred Borneo Tribune, H Nur Iskandar di acara Gebyar Sumpah Pemuda TMP itu, hingga hari ini kami tetap hadir setiap pagi di hadapan Anda sekalian.
Kami tidak hanya ingin hadir begitu saja atau hanya sekedar menambah alternatif bacaan koran kriminal, tapi kami memikiki keinginan yang kuat untuk tumbuh dan berkembang.
Ya ibarat seorang buta ia memiliki keinginan kuat untuk bisa melihat, begitu pun dengan kami yang semuanya anak muda, tentu kami memiliki keingin kuat untuk tumbuh dan berkembang. Sehingga suatu saat kelak kami benar-benar besar di tengah-tengah masyarakat Kalbar. Itulah keinginan kuat kami. Dan dukungan Anda yang melecutkan semangat kami.

Baca Selengkapnya..

Ganyang Mafia

Oleh TY

Pekan ini hukum kita berada di titik nadir. Institusi penegak hukum, Kejaksaan, Polri dan KPK mempertontonkan drama yang memilukan. Dan itu jelas mencoreng keperkasaan hukum yang selama ini menjadi dewa tempat mencari keadilan.

Namun di tengah hiruk pikuk masyarakat membicarakan rekayasa dan yang melahirkan kata kriminalisasi, gara-gara perseteruan cicak dan buaya, pemerintah justru bertekat memerangi mafia hukum.
Saya sendiri agak geli dengan tekad tersebut. Bila ingin memerang mafia peradilan itu, jelas sikat saja jangan melihat aspek ini itu lah, masyarakat sudah terang benderang melihatnya.
Yang menjadi pertanyaan kita, apakah pemerintah sanggup memberantas mafia hukum yang justru ada di berbagai lembaga pemerintah itu sendiri.
Program 100 hari pemerintah yang diemban Kabinet Indonesia Bersetu kedua dibawah komando Presiden SBY, bertekad memerangi mafia hukum, mafia peradilan, termasuk Kejaksaan, Kepolisian. Apakah sanggup? Sementara sikap ktia sebagai masyarakat jelas, kita ingin semua itu tuntas sehingga keraguan masyarakat dua tiga hari ini pulih kembali.
Walau demikian, sebagai masyarakat yang sudah terlanjur hidup di negeri ini kita lihat saja program konkret dari pemberantasan mafia hukum itu antara lain pemerintah, dalam hal ini Polri menerima laporan dari masyarakat, dan melakukan proses yang transparan dalam penyidikan, serta segera melakukan tindakan bila ada laporan.
Bahkan Presiden SBY sendiri menetapkan program utama pemberantasan mafia hukum dengan tema GM atau Ganyang Mafia. Itu masuk dalam 100 hari program kabinetnya. Bahkan masyarakat bisa mengirim SMS ke nomor 9949 dengan kode GM.
Mafia hukum yang perlu diganyang seperti makelar kasus, suap menyuap, pemerasan, jual beli perkara, mengancam saksi, mengancam pihak-pihak lain, serta pungutan yang tidak semestinya.
Dan mafia hukum itu sangat dekat dengan institusi seperti Kepolisian, Kejaksaan, Pengadilan, KPK, departemen-departemen, pajak, Bea Cukai, termasuk daerah-daerah di Republik ini. Berhasilkan GM itu? Kita lihat saja.

Baca Selengkapnya..

Thursday, November 5, 2009

Penerimaan CPNS di Bawah Bayangan Calo

Oleh TY

Calo seakan sudah menjadi ritual setiap penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS). Cerita percaloan ini hampir terjadi setiap ada rekrutmen CPNS. Di mana pun di Republik ini.
Seperti Pemerintah Provinsi Kalimanatan Barat, sejak Senin (2/11) kemarin sudah mulai menerima berkas CPNS untuk seluruh formasi yang tersedia.

Penerimaan berkas itu langsung diserahka ole pelamar ke Badan Kepegawaian Daerah (BKD) yang berada di kompleks Kantor Gubernur Jalan A Yani, Pontianak.
Dan penerimaan berkas itu akan berakhir hingga Senin (16/11) pekan depan.
Mengapa penyerahan berkas itu langsung dilakukan oleh si pelamar? Kepala BKD Kalbar, Lensus Kandri kepada pers menjelaskan pihaknya memang tidak menerima lamaran lewat kantor pos maupun jasa pengiriman lainnya. Itu dimaksudkan agar para pelamar dapat segera memperbaiki persyaratan jika terdapat kekurangan.
Sebab nanti pelamar bisa melihat langsung kelengkapan persyaratan bersama petugas yang ditunjuk. Apabila ada kekurangan, maka pelamar bisa secepatnya memberbaiki atau menambah kekurangan tersebut.
Dan tentu semua persyaratan gratis. Kecuali materai dan foto yang langsung dibawa sendiri oleh calon pelamar.
Nah, seperti tahun yang sudah-sudah, maka setiap penerimaan CPNS, selalu ada peluang untuk melakukan praktik percaloan.
Dan itu sudah berlangsung dari tahun ke tahun, seakan sudah menjadi ritual rekrutmen calon abdin negara dan abdi masyarakat tersebut.
Peluang calo tetap memungkinkan, apalagi melihat minat masyarakat untuk menjadi pegawai negeri sangat tinggi. Itu terlihat dari pembuatan kartu kuning sebagai salah satu persyaratan.
Sebagaimana dikatakan Lensus, pihaknya tidak akan memberi peluang percaloan tersebut, termasuk terhadap oknum pegawainya.
Bila netralitas itu bisa terjaga, maka autput-nya juga akan baik. Kita sebagai warga tentu berharap, kedepan dapat terjaring calon pegawai yang betul-betul profesional dan ahli di bidangnya masing-masing, tentu dengan kualifikasi pendidikan yang sesuai kebutuhan.
Dengan demikian, maka praktik percalonan tidak akan mendapat tempat, baik di masyarakat maupun lembaga atau instansi pemerintah yang punya hajat rekrutmen tersebut.
Kita betul-betul berharap kedepan jangan ada lagi orang yang menawarkan jasa atau mengiming-imingkan kelulusan kepada calon pelamar. Sebab selain bertentangan dengan semangat reformasi—anti kolusi, juga akan menjadikan lembaga pemerintahan tidak profesional.
Sebab yang lulus lewat praktik percaloan dijamin pasti tidak profesional. Orang yang hanya mengejar status dan tidak punya keahlian tertentu sesuai kebutuhan.
Itulah yang menjadi penyakit mengapa pemerintah kita selama ini lamban menjabar agenda reformasi maupun kebijakan lainnya, karena itu tadi, sumber daya manusia pas-pasan. Mengapa bisa pas-pasan, karena masuk lewat calo.
Kedepan jangan ada lagi penerimaan dibawah bayang-bayang praktik percaloan tersebut. Semoga!

Baca Selengkapnya..

Lahir dan Tumbuh

Oleh TY

Terbit sejak 19 Mei 2007. Harian Borneo Tribune sudah menjadi media alternatif di Pontianak, Kalimantan Barat. Alternatif karena menyuguhkan berita-berita yang lebih menonjolkan pendidikan ketimbang mengumbar sensasi yang bombastis tanpa isi.
Tampilan, juga beda. Selanjutnya tanggung jawab wartawan ditunjukan dengan keberanian memakai byline. Wartawan tampil di depan berita. Selama ini wartawan selalu bersembunyi di bawah berita. Ya itulah bentuk tanggung jawab wartawan Borneo Tribune.

Kami tidak perlu menyembunyikan identitas wartawan dengan menuliskan kode namanya, tapi langsung nama lengkap si wartawannya. Itu sesuai dengan prinsip byline yang kami anut selama ini.
Kebiasaan kita, byline lebih banyak digunakan wartawan untuk menulis opini atau berita jenis feature. Namun menurut Bill Kovach di Amerika byline digunakan oleh seluruh wartawan dalam bentuk tulisan apapun, hard news ataupun soft news.
Banyak manfaat positif bila media cetak menggunakan byline. Selain memberi tanggungjawab dan kejujuran kepada wartawan, juga memudahkan narasumber mengenal wartawan sekaligus media tempatnya bekerja.
Jadi byline yang dalam hal ini adalah sebuah identitas penulis sama dengan id card bagi wartawan, bahwa segala hal yang dilakukan pemilik identitas tersebut (wartawan atau penulis berita) menjadi tanggung jawabnya sendiri. Nah kalau ada byline, berita yang ditulis itu menjadi tanggung jawab penulis, redaksi media hanya sebagai fasilitator ketika ada komplain. Dari situ pula redaksi dapat menilai mana wartawan yang beritanya direspon positif atau negatif oleh pembaca. Yang yang lebih penting wartawan lebih bertanggungjawab dengan byline.
Dan tanggung jawab itu sudah kami tanamkan sejak lahir 2,5 tahun lalu. Kami yakin dengan kepercayaan dan tanggung jawab, kami bisa tumbuh dan berkembang menjadi lebih besar lagi.
Sebagai buktinya, hari ini 1 November 2009, kami yang rasanya baru lahir kemarin ternyata sudah bisa melahirkan koran baru lagi yang bernama Borneo Metro.
Borneo Metro mengambil nama induknya, Borneo Tribune. Borneo adalah pulau ketiga terbesar di dunia setelah Green Land di Amerika dan Papua di wilayah Timur Indonesia.
Dengan nama Borneo, ada semangat yang sama. Bahwa Borneo tidak hanya besar pulaunya. Tetapi juga harus besar pula medianya.
Borneo Metro lahir sebagai jawaban atas kegundahan hati publik, bahwa mereka membutuhkan koran populis yang meletakkan dasar-dasarnya dari sisi edukasi atau pendidikan.
Borneo Tribune sebagai koran pendidikan dan koran publik berusaha memberikan jawaban itu. Jika Borneo Tribune sisi edukatif, maka Borneo Metro masuk wilayah populis seperti hukum dan kriminalitas. Walau masuk ranah ”merah” kami tetap gunakan byline. Karena itu bentuk tanggung jawab kami.
Nah, mulai hari ini, ada dua koran asli daerah Kalbar, yakni Borneo Tribune dan Borneo Metro. Keduanya lahir dan dibesarkan oleh anak-anak Kalbar sendiri tanpa bantuan orang luar. Semoga ini bisa menjadi kebanggaan kita bersama. Terima kasih, karena Anda kami bisa lahir dan tumbuh. Begitulah seterusnya...

Baca Selengkapnya..