tag:blogger.com,1999:blog-85381211839680204422024-03-06T07:03:18.863+07:00Tanto YakobusCerita tentang aku dan lingkungankuTanto Yakobushttp://www.blogger.com/profile/15561192034065278567noreply@blogger.comBlogger322125tag:blogger.com,1999:blog-8538121183968020442.post-85050461614480707742013-04-20T11:08:00.000+07:002013-04-20T11:08:07.192+07:00Menjadi Guru Profesional<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg0-kdObISfXlmu2CIVg3u9-dUCoauJfuBSCUQke_zYCoVHOcHqysQN0fZonKvMdoQ72Yjp5MZTRTzTW_d0cteHpY3DfPdvPUEjdeK7y2RcZbluT1gMoYUhNNG6OexOGllfkpm-8lEt9h5E/s1600/IMG-20130420-00570.jpg" imageanchor="1" ><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg0-kdObISfXlmu2CIVg3u9-dUCoauJfuBSCUQke_zYCoVHOcHqysQN0fZonKvMdoQ72Yjp5MZTRTzTW_d0cteHpY3DfPdvPUEjdeK7y2RcZbluT1gMoYUhNNG6OexOGllfkpm-8lEt9h5E/s320/IMG-20130420-00570.jpg" /></a>
PUSAT DAMAI—Sebanyak seratusan orang guru mengikuti retret guru profesional yang digelar oleh Forum Guru Katolik di Kabupaten Sanggau, yang acaranya digelar di Wisma Tabor, Pusat Damai, Sabtu 20 April 2013.
<span class="fullpost">
Retret tersebut menghadirkan narasumber yang sangat kredibel di bidang pendidikan, yakni Dr. Edy Tangdililing, M.Pd dan Dr. Piet Herman Abik. Kedua pratisi pendidikan tersebut menawarkan solusi baru dalam hal menuju guru profesional.
Banyak kiat jitu yang disampaikan bagaimana seorang guru bisa menjadikan seorang guru walau pun yang bertugas nun jauh di pedalaman, tetap menjadi guru profesional.
Peserta yang rata-rata dari kalangan pendidik mulai dari pendidikan dasar hingga guru SMA itu mengikuti dengan serius setiap sesi yang disampaikan oleh kedua narasumber tersebut. Yang paling menarik adalah sesi bagaimana cara mendapatkan “titel” sertifikasi yang menjadi impian semua guru saat ini.
Guru sertifikasi telah menjadi semangat dan roh baru bagi dunia pendidikan. Dengan sertifikasi itu, maka cerita “Oemar Bakri” selamat tinggal sekarang ini. Karena dengan sertifikasi, kesejahteraan guru yang dulunya morak marik dalam rumah tangga, sekarang sudah sejajar dengan pegawai lain.
</span>Tanto Yakobushttp://www.blogger.com/profile/15561192034065278567noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-8538121183968020442.post-10674003988603606762013-02-25T10:43:00.002+07:002013-02-25T10:43:51.116+07:00Meng--Update--kan Blog Kembali Setelah sekian lama ribet dengan hiruk pikul dan seabrek aktivitas di lapangan, maka hari-hari kedepan mudah-mudahan banyak waktu untuk meng-aktif-kan kembali blog yang sudah cukup lama aku tinggalkan ini. Semoga informasi, terutama yang berkaitan dengan rekam jejak dan langkah ku di pedalaman Kalbar bisa tersajikan dengan baik di blog ini.<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjySkBkKRUAfhbM_-GPe7o4aKtPvXK9v2LNjdNc7XUU9phIyF75Z4-Zbve7hMHiHUEIhh4DNjSnruJxd7BHi8pq9mYuhVknyvUe2LBb3Hmmf_0vPIHl-00PR_6Hs-HiAp_X5k1G2cKfVZxi/s1600/pastor+daud.jpg" imageanchor="1" ><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjySkBkKRUAfhbM_-GPe7o4aKtPvXK9v2LNjdNc7XUU9phIyF75Z4-Zbve7hMHiHUEIhh4DNjSnruJxd7BHi8pq9mYuhVknyvUe2LBb3Hmmf_0vPIHl-00PR_6Hs-HiAp_X5k1G2cKfVZxi/s320/pastor+daud.jpg" /></a> Foto Bersama Pastor Donatus Daud, CP dan paman Apunt di Sekadau
<span class="fullpost">
</span>Tanto Yakobushttp://www.blogger.com/profile/15561192034065278567noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8538121183968020442.post-40901645532898410362012-10-31T12:35:00.000+07:002012-10-31T12:35:04.798+07:00Lagi Gemar Melebar JalanHampir semua ruas jalan di Kota Pontianak mengalami pelebaran. Proyek pencitraan atau kebutuhan sebagai kota berkembang dan maju? Yang jelas parit semakin sempit.
<span class="fullpost">
Bila Anda berjalan mengitari kawasan Kota Pontianak, Anda akan disuguhkan dengan pemandangan lain bila dibandingkan kondisi tiga atau empat tahun lalu. Dimana, hampir setiap ruang jalan yang ada di Kota Pontianak mengalami pelebaran.
Banyak memang masyarakat yang melihat upaya pelebaran jalan sebagai suatu kemajuan. Setidaknya dari segi kemacetan yang mulai menghampiri kehidupan masyarakat Kota Pontianak, sedikit demi sedikit bisa diatasi dengan pelebaran jalan yang dulunya sekitar 6 hingga 12 meter, sekarang menjadi 16 hingga 20 meter.
Lihat saja luas jalan protokol di sepanjang A Yani I. Mungkin total lebar jalan dua jalur tersebut bisa mencapai 40 meter. Itu belum termasuk kawasan tertentu yang dibuat perlakuan khusus dengan pelebaran ekstra.
Lalu jajan-jalan utama di Kota Pontianak seperti Kom Yos Sudarso, Purnama, Prof. Dr. M Yamin, Danau Sentarum, P. Natakusuma, Jendral Urif dan banyak lagi ruas jalan yang mengalami pelebaran.
Kita berharap upaya pelebaran jalan ini betul-betul kebutuhan masyarakat, karena beban manusia dan kendaraan yang cenderung bertambah setiap harinya. Belum lagi mobilitas kebutuhan masyarakat yang terus meningkat seiring dengan kemajuan daerah ini.
Yang kita tidak inginkan, jangan sampai semangat melebarkan jalan itu justru buat pencitraan pemimpin daerah yang erat kaitnya dengan pencalonannya kembali sebagai pemimpin 5 tahun mendatang.
Kalau motivasi itu yang melatarbelakangi upaya pelebaran jalan, itu tidak ubahnya seperti proyek pencitraan semata. Proyek pencitraan seperti itu tidak tahan lama, biasanya setelah lima tahun program macet dan jalan pun jelek lagi.
Itu belum termasuk bahaya banjir yang memang rentan terjadi di Kota Pontianak, yang sewaktu-waktu bisa saja terjadi.
Apalagi sekarang sudah memasuki musim penghujan, dan daerah-daerah tertentu siap-siap saja "karam" karena banjir di musim hujan. Yah, besar harapan kita upaya pelebaran jalan itu seiring dengan upaya memperbaiki drainase juga sehingga solusi empati datang dari masyarakat luas di Kota Pontianak tercinta ini.
</span>Tanto Yakobushttp://www.blogger.com/profile/15561192034065278567noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8538121183968020442.post-74247287280216775132011-06-22T15:44:00.000+07:002011-06-22T15:44:32.718+07:00Andai Itu Bukan MimpiOleh Tanto Yakobus<br />
<br />
Sebagai warga Kalimantan Barat yang tinggal di kota Pontianak, saya melihat perkembangan kota Pontianak tidak ideal. <br />
<span class="fullpost"> <br />
Lihat saja jalan-jalan protokol di kota Pontianak sangat kecil. Bila dilebarkan, harus mengorbankan parit. Akibat parit yang semakin sempit itu, bila hujan sebentar saja pastilah banjir menggenangi jalan-jalan di kota Pontianak.<br />
Itu belum lagi soal bangunan rumah penduduknya, maupun ruko yang tidak lagi memakai aturan. Yang harusnya jarak bangunan dari jalan 15 hingga 20 meter, faktanya teras rumah orang rata-rata menyentuh bibir jalan. <br />
Itu fakta yang terjadi sekarang ini. Bagaimana perkembangan 10 atau 20 tahun kedepan? Di bayangan saya, Pontianak bila tidak membuat penataan yang lebih elegan, pastilah menjadi kota kumuh. Tanda-tanda itu tadi, terlihat dari penataan jalan, rumah dan kawasan yang tidak mengedepankan estetika sebagai calon kota modern. <br />
Bila ingin berbuat, sebetulnya kita belum terlamat. Masih ada waktu untuk merealiasi mimpi-mimpi itu. Masih bisa menjadikan semua kitu bukan mimpi. Asal ada kemauan dan dukungan masyarakat saja. Itu tugas semua stakeholder yang memegang kebijakan.<br />
Kalau perlu pemimpin daerah ini harus berani bikin kebijakan yang keluar dari mainstream kebijakan secara umum. Misal soal penataan kawasan dan perencana pembangunan kedepan.<br />
Saya berandai-andai pusat kota dipindah ke jalan Trans Kalimantan. Bila anda pernah melintasi jalan Trans Kalimantan dari Tayan ke Pontianak atau sebaliknya. Di sepanjang jalan masih terhampar luas tanah kosong. <br />
Dengan kondisi seperti itu, saya membayangkan alangkah indahnya kalau di jalan Trans Kalimantan khususnya jalur Ambawang-Tayan dibangun bandar udara (Bandara) Internasional. Dengan Bandara Internasional di Tayan/ Ambawang maka semua daerah kabupaten mempunyai akses ke situ. Misal dari Sambas-Singkawang bila hendak ke bandara itu, bangun saja jalan tembus dari Sungai Pinyuh ke jalan Trans Kalimantan. Begitu juga dari Bengkayang-Landak bila hendak mencapai Bandara Internasional itu, tinggal bikin jalan tembus juga. <br />
Butuh biaya memang. Tapi kalau direncanakan dengan matang, maka 10-20 tahun kedepan, orang akan menikmatinya. Dengan kawasan yang masih terbuka seperti itu, maka akses jalan dan pemukiman dibangun standar. Jangan bikin sempit seperti di kota Pontianak. <br />
Begitu juga dengan kebijakan di bidang pemerintahan. Kalau perlu kantor Gubernur juga dipindahkan ke kawasan tersebut. Dengan demikian, maka isolasi daerah semakin terbuka. Dengan Bandara Internasional dan pusat pemerintahan di Ambawang-Tayan, maka rasanya masyarakat bagian timur Kalbar tidak perlu lagi membuat Provinsi Kapuas Raya. Karena letak ibukota provinsi sudah di tengah-tengah. <br />
Lalu bagaimana dengan Bandara Supadio? Cukup belajar dari pengembangan Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Dimana Bandara Halim Perdanakusuma diserahkan ke militer. Bila Bandara Internasional di trans Kalimantan itu jadi, maka Supadio diserahkan untuk pangkalan militer saja. Pemanfaatannya bisa saja sama dengan Lanud Halim Perdanakusuma di Jakarta itu. Sedangkan komersial semua dipusatkan di trans Kalimantan. Soal nama bandaranya terserah saja. Boleh Bandara Oevaang Oeray atau Bandara Cornelis! Tapi itu sekedar inspirasi yang hanya sebatas mimpi saja. <br />
</span>Tanto Yakobushttp://www.blogger.com/profile/15561192034065278567noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-8538121183968020442.post-38316809765320695292011-06-22T15:36:00.003+07:002011-06-22T15:48:13.948+07:00Demokrasi Warung KopiOleh Tanto Yakobus<br />
<br />
Dua hari ini saya ada kesempatan kongkow-kongkow di warung kopi. Beberapa tahun silam saya sudah nongkrong di warung kopi, namun karena kesibukan, kebiasaan itu terhenti. Tapi kemarin saya kembali menjumpai ’teman-teman’ lama warung kopi di kawasan Nusa Indah, Merapi hingga Hijas.<br />
<span class="fullpost"> <br />
Karena teman-teman warung kopi itu berasal dari beragam latar belakang, mulai dari politik, bisnis, pedagang hingga tukang jual oborolan, maka topik bicara pun loncat sana loncat sini. Itu biasalah di warung kopi.<br />
Tidak ada bahasan pasti. Semua mengalir begitu saja sesuai tema yang terjadi pagi itu. Tema yang dibicarakan pastilah bersumber dari koran yang dijual beberapa pengasong di warung kopi tersebut. Kebetulan pagi itu, topiknya pemilukada Landak, dimana Adrianus keluar sebagai pemenangnya. So pasti tema obrolan pun pemilukada Landak dan Adrianus. <br />
Namanya juga warung kopi. Siapa pun di situ bebas bicara. Semua bebas membuat analisa. Ada yang memuji, ada yang mengkritik. Kadang juga mencela. Tapi tidak ada yang tersinggung, apalagi marah dengan oboral yang intonasinya tinggi rendah itu.<br />
Bak pengamat politik sungguhan, mereka pintar bicara, pintar menganalisa. Kemenangan Adrianus yang diusung PDIP tak lain, karena itu kandangnya banteng. Analisa mereka terus berkembang hingga tak terasa hari beranjak siang. <br />
Saya jadi terbayang, andai saja demokrasi ala warung kopi itu dipraktikkan dalam kehidupan perpolitikan sesungguhnya (di parlemen misalnya). Sebab mereka bebas bicara bahkan mencela, tapi tidak ada yang tersinggung. Mereka bebas mengekspresikan ketidaksukaan terhadap seseorang, kadang saking kerasnya bicara sehingga mengundang perhatian orang sekitar. Tapi itu tadi, tidak ada yang harus marah.<br />
Ini barangkali sudah menjadi tatakerama tersendiri di warung kopi. Bicara bebas tentang apa saja, habis kopi semua sepi. Habis kopi semua kembali ke tempat masing-masing. Lain halnya bagi pebisnis, habis kopi lanjut bicara bisnis di kantor. <br />
Memang warung kopi di kota Pontianak sudah multi fungsi. Tapi azas demokrasi warung kopi benar-benar terpuji. Saya salut dengan orang-orang yang bicara blak-blakan, tapi habis di warung kopi. <br />
Padahal mereka berasal dari berbagai latar belakang, tapi satu di warung kopi. Nah, itulah indahnya demokrasi warung kopi. Tidak seperti demokrasi di parlemen, bisa-bisa kena lempar kursi. Bila Anda ingin mempraktikan demokrasi sesungguhnya, ya ke warung kopi saja, pasti lebih seru dan aman tentunya. Sekali lagi, itulah uniknya demokrasi warung kopi. Selamat mencoba!<br />
</span>Tanto Yakobushttp://www.blogger.com/profile/15561192034065278567noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8538121183968020442.post-55446387769975608022010-07-08T13:27:00.000+07:002010-07-08T13:28:19.820+07:00Hari Berkabung Daerah KalbarOleh TY<br /><br />Hari ini, tanggal 28 Juni 2010, masyarakat Kalimantan Barat dihimbau memasang bendera setengah tiang. <br />Pemasangan bendera setengah tiang itu sebagai tanda berkabung atas peristiwa pembantian tokoh-tokoh pergerakan dan ribuan masyarakat Kalimantan Barat yang tewas di bantai tentara Jepang di Desa Kopyang Kecamantan Mandor Kabupaten Landak, yang terjadi pada tanggal 28 Juni 1944 silam.<br /><span class="fullpost"><br />66 tahun silam, satu generasi anak bangsa yang tewas di Mandor, yang kini dijadikan sebagai tempat Makam Juang Mandor. Dan setiap tahun, pada tanggal 28 Juni diperingati sebagai Hari Berkabung Daerah yang diperkuat dengan Peraturan Daerah nomor 5 Tahun 2007 tentang Hari Berkabung Daerah (HBD).<br />Para korban yang dibunuh pada rentang waktu Tahun 1942-1945 jumlahnya diperkirakan mencapai 21.037 orang. <br />Mereka dimakamkan tersebar di beberapa lokasi. Biasanya, setelah upacara, dilanjutkan dengan ziarah ke kompleks Makam Mandor. <br />Sebelum peristiwa pembantaian itu, masyarakat Kalbar sebetulnya menyambut baik kehadiran facisme Jepang di bumi Borneo Barat ini. Terlebih karena Jepang berhasil menyingkirkan Hindia Belanda yang sudah tiga setengah abad menjajah Indonesia, termasuk Kalbar.<br />Namun setelah pasukan Rikugun (Angkatan Darat) ditarik mundur dan digantikan pasukan Angkatan Laut (Kaigun) dalam jumlah yang lebih besar maka janji-janji Jepang yang akan membantu rakyat mulai diragukan.<br />Kesan saudara tua dan pemimpin Asia yang bermaksud membebaskan rakyat dari belenggu penjajahan Barat tidak tanpak dalam tindak tanduk tentara Jepang. <br />Mulai terjadi penculikan dan pembantaian dimana-mana. Dan puncaknya, pembantaian ribuan orang di dareah Desa Kopyang Kecamatan Mandor, Kabupaten Landak.<br />Untuk mengenang para korban pembantaian itu, maka Pemerintah Provinsi Kalbar pada tahun 2007 lalu menetapkan tanggal 28 Juni sebagai hari berkabung daerah. Sebab pembantian yang dilakukan secara besar-besaran dilakukan tentara Jepang pada tanggal 28 Juni itu. <br />Para korban sebelum dibantai, mereka mengalami penyiksaan. Bahkan saat dilakukan eksekusi, kepala mereka disungkup (ditutup) dengan kain, setelah itu baru ditembak hingga mati. <br />Setiap tahun Pemprov Kalbar menghimbau masyarakat untuk memasang bendera setengah tiang sebagai tanda untuk memperingati Hari Berkabung Daerah. Dan hari ini, Senin (28/6) tepat 66 tahun lalu kita kembali diingatkan pada peristiwa keji ala Angkatan Laut Jepang itu.<br />Semoga dengan peristiwa ini bukan menjadikan kita untuk balas dendam, tapi bagaimana semangat kejuangan para tokoh dan masyarakat Kalbar itu menyemangati nilai persatuan dan kesatuan bangsa, sehingga kebersamaan kita bisa terwujud dalam membangun Kalbar yang juah lebih baik lagi.<br /></span>Tanto Yakobushttp://www.blogger.com/profile/15561192034065278567noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-8538121183968020442.post-17083418526417241692010-07-08T13:25:00.000+07:002010-07-08T13:26:24.587+07:00Blunder TifatulOleh TY<br /><br />Ditengah upaya penyelesaian kasus video mesum mirip artis Ariel, Luna Maya dan Cut Tari, Menkominfo Tifatul Sembiring justru buat blunder. <br />Ucapannya dengan menganalogikan pandangan Islam dan Kristen tentang peristiwa penyalibkan Nabi Isa terkait kebenaran kasus Ariel ’mesum’ menuai kecaman banyak pihak.<br /><span class="fullpost"><br />Kontan saja, ucapan dari seorang Tifatul Sembiring yang tak lain pejabat negara dan publik figur itu menyulut kontroversial baru. Ucapannya jelas melukai perasaan umat Kristiani dan umat lainnya di Indonesia.<br />Sebagai pejabat negara, hasusnya Tifatul bijak bila harus menganalogikan sesuatu, sebab banyak contoh lain yang justru lebih mengena. <br />Menyikapi itu pula, Senin (28/6) kemarin, ratusan massa dari puluhan ormas keagamaan baik Katolik maupun PW Ansor Kalbar menuntut Presiden Susilo Bambang Yudhoyoni mencopot Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Tifatul Sembiring dari jabatannya. Ratusan massa melakukan long march menuju Gedung DPRD sambil membawa poster yang berisi kecaman atas pernyataan Tifatul. Pengunjuk rasa menganggap pernyataan Tifatul Sembiring pada 18 Juni lalu melecehkan dan menodai ajaran agama. <br />Para pengunjuk rasa juga menilai Tifatul telah dengan seenaknya membuat analogi yang tidak etis dan melukai hati umat Kristiani dengan peristiwa penyaliban Nabi Isa tersebut.<br />Pencopotan seperti disuarakan oleh Ketua PMKRI Kalbar, Lidya Natalia Sartono. Hal sama disampaikan Deputi Administratur Sekretariat Bersama Kesenian Dayak (Sekberkesda) Kalbar, Yosef Odillo Oendoen menegaskan.<br />Bahkan pria juga seniman itu akan menyampaikan langsung tuntutan pencopotan Tifatul ke Presiden SBY bersama DPRD Kalbar. <br />Romawi Martin Ketua PW Ansor Kalbar dalam dialog dengan DPRD menyayangkan sikap ceroboh dari Tifatul, mantan Presiden PKS itu, karena sudah mencederai nilai kebangsaan dan keberagaman dan kebehinekaan.<br />Tifatul telah mengusik ketentraman umat yang selama ini sudah terjalin baik. Harusnya, nilai itu dapat disimpan dalam hati masing-masing, sehingga kedamaian abadi tetaplah abadi selama ini, tanpa harus diusik dengan ucapan yang tidak pada tempatnya. <br />Kita berharap kasus Tifatul ini menjadi pengalaman dan cermin bagi para pejabat publik di negeri ini. Kita juga mencatat, beberapa waktu lalu Walikota Singkawang, Hasan Karman membuat makalah yang kalimatnya juga menyinggung puak Melayu di Kalbar, tapi bisa diselesaikan secara elegan oleh Hasan Karman sendiri. Bagaimana dengan Tifatul? Entahlah! <br /></span>Tanto Yakobushttp://www.blogger.com/profile/15561192034065278567noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-8538121183968020442.post-35848155381301833822010-07-08T13:17:00.001+07:002010-07-08T13:20:20.735+07:00Kodam XII Tanjungpura<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEimPqvu7cWplhAsSs5aXTvTQLGPveeVyTiZLjn1-KjHR4Yvj3Yd7U1SwuZrkAmMGsiQoKWsVjDRj-IAhVx7RNi7KktSo3azbjF4LpWrTPBEjhnK7Z4E4wibkMfYBbTVNt9fCufuRwD3hR65/s1600/Markas+Komando+Daerah+Militer+XII+Tanjungpura+yang+merupakan+bekas+Markas+Komando+Resort+Militer+121+ABW+yang+kini+pindah+ke+Sintang,+KODAM+XII+Tanjungpura+akan+diresmikan+2+Juli+mendatang+FOTO+Hentakun.JPG"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 200px; height: 150px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEimPqvu7cWplhAsSs5aXTvTQLGPveeVyTiZLjn1-KjHR4Yvj3Yd7U1SwuZrkAmMGsiQoKWsVjDRj-IAhVx7RNi7KktSo3azbjF4LpWrTPBEjhnK7Z4E4wibkMfYBbTVNt9fCufuRwD3hR65/s200/Markas+Komando+Daerah+Militer+XII+Tanjungpura+yang+merupakan+bekas+Markas+Komando+Resort+Militer+121+ABW+yang+kini+pindah+ke+Sintang,+KODAM+XII+Tanjungpura+akan+diresmikan+2+Juli+mendatang+FOTO+Hentakun.JPG" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5491416281872207090" /></a><br />Oleh TY<br /><br />Panglima Komando Daerah Militer XII Tanjungpura Mayor Jenderal TNI Moeldoko dijadwalkan datang ke Kalbar guna mempersiapkan peresmian Markas Kodam di kawasan Jalan Trans Kalimantan Kabupaten Kubu Raya.<br /><span class="fullpost"><br />Dengan demikian, maka resmilah kehadiran kembali Kodam di Kalbar. Kehadiran Kodam tersebut untuk merespon kebutuhan daerah ini yang semakin komplek. Baik dari ancaman dari luar maupun internal sendiri.<br />Kita berharap kehadiran kembali Kodam di Kalbar bukan justru menghadirkan masalah baru, tapi bisa membantu memajukan daerah ini dari segala ketertinggalannya, terutama soal pembangunan.<br />Sebab kita ketahui, pandangan TNI sudah beda dengan yang dulu-dulu. Tentu pendekatannya beda, bila dulu mengedepankan pendekatan militeristis, namun sekarang lebih mengutamakan kekeluargaan, tentu dalam bingkai demokrasi.<br />Kepastian kedatangan Pangdam XII Tanjungpura itu dibenarkan Kepala Penerangan Korem 121/Alambhana Wanawai Kapten (Kav) Hendry Napitupulu di Pontianak, Selasa (29/6) sore.<br />Kehadiran Pangdam lebih awal untuk mempersiapkan peresmian Makodam XII/TPR yang rencananya akan dilakukan Jumat (2/7) mendatang. Rencananya peresmian itu akan dihadiri Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI George Toisutta.<br />Moeldoko sebelumnya menjabat sebagai Panglima Divisi I Infantri Kostrad. Lulusan terbaik Akademi Militer 1981 itu, sebelumnya menjabat sebagai Kepala Staf Kodam Jaya/Jayakarta tahun 2008. <br />Sebelumnya pernah bertugas di beberapa satuan dengan jabatan yang cukup strategis seperti Wadan Yonif 202/Tajimalela, Danyonif 201/Jaya Yudha, Dandim 0501 BS/Jakarta Pusat, Sespri Wakasad, Pabandya-3 Ops PB-IV/Sopsad. <br />Komandan Brigif-1 Pengamanan Ibu Kota, Asisten Operasi Kepala Staf Kodam VI/TPR, Dirbindiklat Pussenif, Danrindam VI/TPR, Danrem 141/TP Dam VII/WRB, Pa Ahli Kasad Bidang Ekonomi dan Dirdok Kodiklat TNI AD. <br />Moeldoko dilahirkan di Kediri, 8 Juli 1957 dengan pendidikan umum Strata 3 (S-3). Sedangkan pendidikan militer dimulai dari Akabri, Susarcab, Suslapa Inf, Seskoad, Sesko TNI, Susdanrem, Susstrat Perang Semesta dan Lemhanas RI, mempunyai seorang istri bernama Koesni Harningsih dan telah dikaruniai dua anak. <br />Sementara itu, Markas Korem 121/ABW akan dialihkan ke Sintang. Sebelumnya di Kalimantan terdapat empat Kodam yang kemudian dilebur menjadi Kodam VI Tanjungpura pada Desember 1984. <br />Kodam XII/Tanjungpura yang bermarkas di Pontianak akan mencakup dua provinsi yakni Kalbar dan Kalteng. Sedangkan Kodam VI/Mulawarman untuk wilayah Kalsel dan Kaltim.<br /></span>Tanto Yakobushttp://www.blogger.com/profile/15561192034065278567noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8538121183968020442.post-60342235436572260432010-07-08T13:12:00.000+07:002010-07-08T13:14:10.355+07:00Menjadi KreatifOleh TY<br /><br />Dalam bidang apa pun, tak terkecuali dunia kerja, sikap kreatif erat kaitannya dengan antusiasme dan gairah kerja demi mencapai kesuksesan.<br />Setiap orang mesti punya kemampuan untuk meningkatkan kreativitasnya masing-masing. Artinya, kita jangan sampai hanya takjub dengan ide-ide orang lain saja, tapi bagaimana ide kita bisa lebih kreatif dan cemerlang.<br /><span class="fullpost"><br />Dan sebuah ide kreatif itu tidak mesti dikemukakan ke orang lain, tapi sikap kita, kinerja kita dalam menjalankan ide itu lebih penting, karena hasil kerja kita langsung kelihatan. Darisitulah orang menilai bahwa kita punya ide yang harus didukung. Dan ide itu tidak perlu bicara, karenanya, kita harus kreatif.<br />Mengapa harus kreatif? Sebab banyak orang di sekitar kita justru sering terlihat santai dan mengabaikan kreaitivitasnya. Kita tidak tahu sebab musababnya, apakah karena malas? Tidak fokus? Atau memang tidak menyadari manfaat dari kreaivitas itu? Entahlah karena setiap orang punya kreatif juga untuk bersikap.<br />Menurut saya, menjadi kreatif itu penting. Terlebih dalam dunia kerja. Untuk meningkatkan kinerja dan mencapai hasil maksimal, maka butuh kreativitas tinggi. Sebab dalam hidup, kita pasti selalu berhadapan dengan masalah. karena itu, maka kita perlu ide-ide untuk mengatasi masalah tersebut. Kita harus kreatif mencari ide-ide untuk memecahkan masalah yang kita hadapi. Sebab masalah bisa datang dari mana pun, dan kapan pun. Dia tidak mengenal ruang dan waktu, bila kita tidak kreatif, maka ujung-ujungnya jadi stress sendiri. <br />Dalam pekerjaan, persaingan tidak pernah berhenti. Kita akan menghadapi produk yang sama dengan orang lain. Makanya kita harus kreatif menghasilkan ide-ide untuk membuat atau memperbaiki produk kita agar tetap unggul.<br />Kreativitas ditentukan sejauh mana kita menginginkan hal-hal baru. Motivasi ini dilandasi sejauh mana kita menginginkan perbaikan dalam hidup kita atau sejauh mana kita sedang mengalami kesulitan. Maka itulah yang mendorong sikap kreatif kita.<br />Dalam perusahaan, yang membedakan kita dengan karyawan lain adalah soal kreativitas kita dalam mencari solusi, menghasil ide-ide dan terobosan, serta dalam menjalankan tugas sendiri. Kadang kita lalai dan tidak disiplin. Orang kreatif tidak menyerah, karena selalu memiliki solusi alternatif. Itulah fakta mengapa kita harus menjadi orang kreatif...? mari kita renungkan....<br /></span>Tanto Yakobushttp://www.blogger.com/profile/15561192034065278567noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8538121183968020442.post-65559345126302565552010-07-08T13:00:00.001+07:002010-07-08T13:04:48.218+07:00PLN dan ByarpetOleh TY<br /><br />Jumat (2/7) kemarin, Gubernue Kalimantan Barat, Cornelis meresmikan mesin baru milik Perusahaan Listrik Negara (PLN) Wilayah Kalimantan Barat.<br />Mesin baru tersebut berkekuatan 30 Mega Watt. Artinya, kini ada penambahnan daya sebesar 30 MW. Selama ini PLN Kalbar selalu mengeluhkan kekurangan daya. Dan kekuarangan daya itu pulalah yang menjadi penyebab salah satu mengapa PLN sering melakukan byarpet.<br /><span class="fullpost"><br />Akibat byarpet yang selalu sering dari PLN itu, bahkan sampai tidak terjadwal lagi, sehingga masyarakat konsumen banyak dirugikan. Baik dari segi materi maupun peluang usaha lainnya.<br />Dari segi material, jelas akibat seringnya byarpet itu peralatan elektronik rusak, apesnya lagi kasus kebakaran sudah tidak terhitung. Parahnya, walau polisi sudah menduga kebakaran akibat arus pendek atau byarpet sekalipun, tidak pernah di proses.<br />Aneh memang. Tapi itulah fakta di negeri ini, masyarakat selalu pada posisi yang tidak berdaya. Terlebih masyarakat konsumen PLN yang selama ini memang mengandalkan PLN sebagai satu-satunya alat penerangan. <br />Kita tentu berharap, dengan diresmikannya mesin baru berkekuatan 30 MW itu, cukup untuk melayani konsumen yang tersebar dari area Pontianak, Mempawah dan Singkawang.<br />Terlebih lagi untuk menghadapi masa puasa dan lebaran nanti. PLN harus bisa menjamin tidak ada lagi pemadaman. Kasihan masyarakat terutama yang menunaikan ibadah puasa, akan kerepotan bila harus menyediakan santapan sahur bila listrik yang disuplai PLN tidak menyala alias byarpet.<br />Kita tidak ingin, justru di bulan puasa masyarakat tidak tenang menjalankannya. Yang ada justru protes dan demo dengan PLN.<br />Mudah-mudahan dengan ditambahkannya daya mampu dari sistem Khatulistiwa ini, maka daya 175 MW yang selama ini kita pakai meningkat menjadi 205 MW.<br />Selain itu, untuk mendukung agar tidak terjadi lagi byarpet lagi, pihak PLN juga berencana akan menyewa mesin pembangkit berkapasitas 50 MW untuk memperkuat pelayanan di Sistem Khatulistiwa itu. Dan mesin dengan kapasitas 30 MW itu adalah tahan pertama yang sudah terealisasi.<br />Artinya, selanjutnya nanti tinggal 20 MW yang sedang dalam pengerjaan dan rencananya masuk ke Sistem Khatulistiwa pada Agustus atau September mendatang.<br />Dengan penambahan kapasitas tersebut maka dapat memenuhi kriteria N-1 pembangkitan. "Artinya, akan tersedia cadangan daya sebesar satu unit pembangkit terbesar pada masing-masing sistem.<br />Saat ini mesin pembangkit terbesar di Sistem Khatulistiwa yakni Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) berkapasitas 30 MW. <br />Selain itu, kita masih punya potensi sumber energi listrik lainnya seperti air, angin dan matahari yang belum dimanfaatkan secara optimal. Adalah tugas kita bersama terutama stakeholder yang punya wewenang, saatnyalah mengarahkan kemampuan untuk memanfaatkan sumber daya listrik yang belum tergarap tersebut. <br /></span>Tanto Yakobushttp://www.blogger.com/profile/15561192034065278567noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8538121183968020442.post-83353380357562694862010-07-08T12:57:00.002+07:002010-07-08T13:05:20.042+07:00Selamat Bergabung Wartawan Baru<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgcsL0Uf-VQhMqGMWP7voMYt7Xf0zxXkHuCwLLBd3FqaB9DBQTDWZSBg7hVFss9yQ4XLiqHlGZpxOLp4QJhR6YV46XtHNVFFG2lnVWGahY_JUuyV6eGu0NN9bB7sufgOht4jGRGcxAMoc-1/s1600/DSC_0358.JPG"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 200px; height: 134px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgcsL0Uf-VQhMqGMWP7voMYt7Xf0zxXkHuCwLLBd3FqaB9DBQTDWZSBg7hVFss9yQ4XLiqHlGZpxOLp4QJhR6YV46XtHNVFFG2lnVWGahY_JUuyV6eGu0NN9bB7sufgOht4jGRGcxAMoc-1/s200/DSC_0358.JPG" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5491411061282043650" /></a><br />Oleh TY<br /><br />Sejak dua pekan lalu kami Redaksi Borneo Tribune melakukan rekrutmen dan pelantikan terhadap lima orang calon reporter atau wartawan baru. <br />Kelima calon reporter itu kami latih setelah melakukan serangkaian tes bersama puluhan pelamar yang belum beruntung. <br /><span class="fullpost"><br />Mereka adalah Bagus Kosminto, Nurmala Sari, Yanuarius Viodeogo Seno, Herianto, Hawad Sriyanto.<br />Dan masih ada Fikri Akbar yang sudah bergabung lebih dulu beberapa bulan.<br />Dan pekan ini, para calon wartawan baru itu akan mulai ngantor di markas besar kami, Kantor Redaksi Borneo Tribune yang beralamat di Jalan Purnama Dalam No 02, Pontianak Selatan.<br />Tentu saja, momen rekrutmen dan pelantihan itu tidak akan dilewatkan begitu saja. Kami sudah menyiapkan berbagai program untuk mendidik para calon wartawan baru tersebut agar kelak menjadi wartawan handal di lapangan.<br />Dari pelatihan atau training jurnalistik dasar yang kami lakukan, mereka terlihat antusias mengikutinya. Bahkan karena latar belakang meraka dari perguruan tinggi, mereka dengan mudah menyerap ilmu yang para Redaktur transferkan kepada mereka setiap harinya, selama kurang lebih sepekan ini.<br />Dengan kemampuan yang mereka miliki, serta standar yang kami terapkan agar bisa menjadi wartawan yang mampu menulis dengan gaya bercerita, maka dalam kerja sesungguhnya di lapangan kelak, kami tidak perlu kuatir lagi dengan kemampuan mereka.<br />Sebelum terjun ke lapangan, mereka sudah diperkenalkan dengan cara meliput yang benar, bertanya yang sopan dan beretika, serta yang tidak kalah pentingnya, bagaimana melakukan investigasi dengan benar dan mampu menulis hasilnya dengan baik pula.<br />Dengan penambahkan personel di devisi Redaksi, kami yakin liputan semakin berwarna, mereka siap menjadi wartawan handal dan bersama-sama keluarga besar Borneo Tribune bahu membahu membawa harian ini menjadi koran terdepan walau muda usia, tapi pintar dan kreatif. <br />Tentu dukungan Anda para pembaca sangat kami harapkan, terutama kritik dan saran baik kepada awak Redaksi, maupun keluarga besar Borneo Tribune secara keseluruhan. Kritik Anda kami anggap sebagai bentuk kecintaan kepada kami. Selamat membaca.<br /></span>Tanto Yakobushttp://www.blogger.com/profile/15561192034065278567noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-8538121183968020442.post-72673712385040157602010-07-06T22:21:00.000+07:002010-07-06T22:22:29.480+07:00Menumbuhkan Kreativitas<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhCVQSGzCNwOW4w9hNIIPRQj51Q-Qtu-nvfOuUdwmgUxvtvZT4fSLaWYCEzEEE6-iNdKxf13JYcbG1Pdyn7JZoGEtRlUZwpk1aFnupqtGKRsvexlkfQcvk1y1eKgkKfLZmYeEkSahnob5p1/s1600/puzzel2.JPG"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 200px; height: 181px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhCVQSGzCNwOW4w9hNIIPRQj51Q-Qtu-nvfOuUdwmgUxvtvZT4fSLaWYCEzEEE6-iNdKxf13JYcbG1Pdyn7JZoGEtRlUZwpk1aFnupqtGKRsvexlkfQcvk1y1eKgkKfLZmYeEkSahnob5p1/s200/puzzel2.JPG" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5490813935552276946" /></a><br />Oleh TY<br /><br />Pekan lalu saya mencoba menuangkan pemahaman saya tentang bagaimana agar menjadi kreatif. Memang kelihatan sederhana, tapi bila tidak dipahami di mana pun posisi kita bila tidak kreatif maka akan menjadi sia-sia dan ujung-ujungnya stress sendiri.<br /><span class="fullpost"><br />Sebab ide kreatif itu tidak jatuh begitu saja dari langit ketika orang lagi bengong atau bersemedi mencari wangsit. Prinsipnya, barang siapa tidak menanam maka dia tidak akan memetik hasilnya. Bibit-bibit ide kreatif perlu ditanam, dipupuk, dan disirami dalam diri kita selama bertahun-tahun bahkan selama hidup. <br />Dan saya teringat dengan ungkapan Nur Iskandar, rekan kerja saya di kantor Borneo Tribune, bila ingin hidup seseorang harus menanam. Dan menanam saya pikir harus kreatif juga.<br />Mengutif ungkapan Nur Iskandar, bila ingin sayar, tanamlah sayur, bila ingin sukses kerja yang tekun, dan bila dihargai tanamlah kebaikan kepada siapa pun. Itulah prinsip ”menanam” kita sendiri yang akan memanennya.<br />Banyak ragam dan cara untuk menumbuhkan kreativitas itu. Pada prinsipnya, mencari ide bukanlah mencari sesuatu yang berada di luar diri kita. Mencari ide adalah mencari sesuatu yang sudah ada dalam pikiran kita. <br />Dengan banyak membaca, kita mengisi pikiran dengan bahan-bahan berupa potongan-potongan informasi. Dan potongan informasi itu bila rangkaian bisa membentuk sebuah gambar/bentuk yang memiliki makna cukup jelas yang dapat berupa ide kreatif. <br />Memang agak repot merangkai potongan-potongan informasi yang belum lengap itu. Adalah tugas kita untuk melengkapinya pada saat mewujudkan ide yang kita pikirkan tersebut. <br />Dan ide itu bisa muncul setelah kita membaca buku, majalah, koran, atau artikel-artikel bahkan jurnal penelitian sekalipun. Yang penting, isinya bermutu dan sesuai dengan kebutuhan dan minat kita. Semakin banyak informasi bermutu yang kita peroleh, berarti semakin banyak informasi yang kita kumpulkan. Hal itu berarti peluang untuk mendapatkan ide kreatif semakin besar. <br />Nah, ide besar sebetulnya sangat membantu kita dalam bekerja. Karena dengan ide besar itu, kita punya bingkai untuk merealisasinya. Tapi kadangkala ide besar justru menjadi beban, sehingga kinerja bertambah buruk. Bila kinerja buruk, maka frustrasi membayangi setiap langkah, maka ide yang besar itu menjadi sia-sia.<br />Kegagalan itu penyebabnya diri kita sendiri. kita terlalu ego dengan kemampuan kita sehingga kreativitas menjadi hilang. Tidak percaya teman, tidak menghargai teman, dan yang paling berbahaya ketersinggungan tinggi.<br />Setiap siapa pun bicara, seakan mengarah ke kita, atau membicarakan kegagalan kita, pekerjaan kita. Padahal orang itu belum tentu bicarakan masalah kita.<br />Nah, bila setiap orang sadar dan dapat menumbuhkan kreativitas pada dirinya, maka ide atau gagasan untuk memajukan perusahaan pasti terwujud. Sebab ide atau gagasan itu adalah mimpi dan mimpi itu dalah bayangan keberhasilan kita.<br /></span>Tanto Yakobushttp://www.blogger.com/profile/15561192034065278567noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-8538121183968020442.post-44454879718134147302010-07-06T22:16:00.002+07:002010-07-06T22:20:06.420+07:00Tabung Gas Palsu<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgq0E03qo9xXXgndmY1X2GpqNqGfYaJPL6BXlBAF4PEgfjU5-KmBfiRS_WaSC1i4FkmVffUQ48FbCbCmm6fgGujMk4OAUu2v_p1WIywsLuzD9TIhbSwwfYsNunDQl6deci_a22BiySLZ3aE/s1600/images.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 200px; height: 143px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgq0E03qo9xXXgndmY1X2GpqNqGfYaJPL6BXlBAF4PEgfjU5-KmBfiRS_WaSC1i4FkmVffUQ48FbCbCmm6fgGujMk4OAUu2v_p1WIywsLuzD9TIhbSwwfYsNunDQl6deci_a22BiySLZ3aE/s200/images.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5490813322418554386" /></a><br />Oleh TY<br /><br />Belakangan masyarakat resah. Pasalnya, kini beredar tabung gas elpiji tiga kilogram palsu. <br />Kasus tabung gas elpiji meledak dan banyak makan korban jiwa, diduga akibat pemakaian tabung gas yang palsu tersebut. Itulah mengapa akhir-akhir ini masyarakat resah. <br /><span class="fullpost"><br />Kita mencatat, keresahan juga datang dari ibu-ibu rumah tangga di Kota Pontianak yang sudah menggunakan tabung gas tiga kilogram yang dibagikan secara gratis oleh pemerintah, sebagai konpensasi dari pencabutan subsidi minyak tanah beberapa waktu lalu.<br />Beredarnya tabung gas palsu tersebut, kita minta kepada pihak berwenang, termasuk Pemerintah Kota Pontianak, Kubu Raya dan Kabupaten Pontianak untuk memantau peredaran tabung gas palsu tersebut.<br />Kita tidak boleh lalai, apalagi terlambat mengantisipasinya. Bila sampai lengah, maka besar kemungkinan jatuh korban di daerah ini. <br />Setakat ini, korban kompor atau tabung gas meledak baru terjadi di Pulau Jawa dan Sulawesi saja. Kejadian serupa tidak tertutup kemungkinan terulang di daerah ini.<br />Sebab sekarang penyebaran tabungan palsu kabarnya sudah merata di daerah-daerah yang sudah mendapat jatah kompor dan tabung gas gratis dari pemerintah itu.<br />Selain mengawasan peredarannya di masyarakat, kita minta aparat juga menelusuri pembuat dan penyebar atau penyalurnya. Bila ditemukan, berikan sanksi tegas. Sebab ulah para pembuat itu sama saja dengan pembunuhan. Mereka sudah mengantar bom ke rumah tangga yang tidak tahu apa-apa.<br />Tabung gas palsu itu ibarat bom waktu, kapan saja bisa meledak. Artinya, perbuatan para produsennya sama dengan tindak pidana, sebab sudah mengatar barang yang bisa mengancam keselamatan jiwa pemakainya.<br />Untuk itu, kita sangat mengutuk perbuatan seperti itu. Sekali lagi, sebelum jatuh korban jiwa, kita minta pelaku diusut dan ditindak tegas sesuai hukum yang berlaku di negeri ini. Kepada mereka yang mencari keuntungan dengan cara membahayakan nyawa orang lain, jangan diberi kesempatan. Di sini hukum harus ditegakkan.<br />Demikian juga dengan pihak Pertamina khsusunya Rayon VII Provinsi Kalimantan Barat sebagai penyalur, sekali lagi kita minta agar melakukan pengawasan ketat terhadap tabung gas palsu tersebut.<br />Dalam hal distribusi, adalah kewenangan Pertamina melakukan pengawasan. Kalau perlu lakukan sidak dan razia sampai ke agen-agen dan penjual eceran di warung-warung sebelum jatuh korban.<br />Demikian juga dengan industri rumahan, dan gudang-gudang penampung, Pertamina harus melakukan pengawasan berkala. Sebab ada kemungkinan ada penyalur nakal yang menggunakan tabung gas palsu tersebut, termasuk aksi pencurian gas yang belakangan marak terjadi di gudang-gudang penampung. Kepada masyarakat, juga harus jeli dan teliti sebelum menggunakan tabung gas tiga kilogram palsu tersebut.<br /></span>Tanto Yakobushttp://www.blogger.com/profile/15561192034065278567noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8538121183968020442.post-29384930767895091542010-07-06T10:45:00.004+07:002010-07-06T22:15:20.140+07:00Daerah Otonom Baru<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiDWSe-2ithYRT7efIG8VwqP1D6UeeTTkatk-QVSf6_v0NJ3S9CutvRFI1-uFF7YDP84uEHjqzS1DrnYZZaG6T3IzZmAYcD7KVuPAtNsc15ttarMhwlBQH27kjR_MyBZjHjyvpH_kEh4T81/s1600/kalbar.gif"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 160px; height: 200px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiDWSe-2ithYRT7efIG8VwqP1D6UeeTTkatk-QVSf6_v0NJ3S9CutvRFI1-uFF7YDP84uEHjqzS1DrnYZZaG6T3IzZmAYcD7KVuPAtNsc15ttarMhwlBQH27kjR_MyBZjHjyvpH_kEh4T81/s200/kalbar.gif" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5490811629218373954" /></a><br />Oleh TY<br /><br />PUPUS sudah harapan masyarakat kawasan timur Kalimantan Barat yang sempat menggelorakan pembentukan Provinsi Kapuas Raya. Kini harapan itu tinggal cerita, sebab Pemerintah Pusat sudah menyatakan untuk sementara tidak ada pemekaran di Provinsi Kalbar.<br /><span class="fullpost"><br />Sebagaimana dinyatakan Gubernur Kalbar Cornelis, bahwa tidak ada pemekaran atau daerah otonom baru di provinsi ini sampai kurun waktu 2017-2022. <br />Itu artinya, niat lima kabupaten, yakni Sanggau, Sekadau, Sintang, Melawi dan Kapuas Hulu membentuk satu provinsi sebagai daerah otonom baru—pemekaran Provinsi Kalimantan Barat, dalam kurun waktu hingga 2017-2022 tidak akan pernah terwujud.<br />Gubernur Cornelis menyatakan itu sebagai perintah Presiden lewat Menteri Dalam Negeri, Gemawan Fauzi. <br />Apalagi pernyataan gubernur itu, langsung di harapan Komisi II DPR RI, yang tengah melakukan kunjungan kerja ke Provinsi Kalimantan Barat, terutama terkait pembangunan wilayah perbatasan.<br />Walau demikian, Cornelis menyatakan, masyarakat tetap bisa mengajukan usulan pemekaran suatu wilayah secara langsung ke DPR. Tanpa melibatkan Gubernur.<br />Bila sudah demikian, kita berharap para pihak yang selama ini getol memperjuangkan pembantukan Provinsi Kapuas Raya, lebih baik mulai memikirkan bagaimana mengelola potensi daerah yang sudah ada, sehingga pengelolaannya besa lebih baik lagi, ketimpang memperjuangkan hal-hal yang masih butuk biaya dan pengorbanan yang lebih lagi.<br />Toh selama ini, kita bisa belajar dari kondisi yang ada sekarang, sebagian besar biaya pembangunan untuk daerah ini, baik kabupaten/kota maupun provinsi sendiri masih mengandalkan bantuan dari Pemerintah Pusat.<br />Kita belum mampu mandiri secara ekonomi. Selama ini beban baik gaji pegawai maupun pembiayaan daerah lainnya masih mengandalkan bantuan dari pusat lewat APBN.<br />Masih menurut Cornelis, kita boleh saja membentuk daerah otonom baru. Tapi mesti dipersiapkan dengan baik, sebab berkaca dari Provinsi Kalbar saat ini dengan pendapatan sekitar Rp 500 miliar, bagaimana mungkin bisa membangun jalan mulus di Kalbar?<br />Bila ada daerah otonom baru, tentu pendapatan Kalbar pastilah berkurang. Dan itu bisa dilihat dari pengalaman pemekaran daerah kabupaten. Kalau bukan kabupaten induk yang dananya berkurang, pastilah kabupaten pemekaran. Dan untuk daerah pemekaran bantuan langsung dari pusat hanya untuk tiga tahun pertama saja, untuk membangun fasilitas kantor dan infrastruktur lainnya. Selebihnya, mengandalkan pendapatan asli daerah (PAD) yang sekarang jumlahnya terus menurut, seiring menurunnya sumber daya alam produktif, seperti kayu dan lain sebagainya.<br />Presiden, melalui instansi terkait sudah membuat desain utama untuk daerah otonom baru di seluruh Indonesia. <br />Sebelumnya memang ada usulan pemekaran wilayah di Kalbar menjadi dua provinsi yakni Kapuas Raya dan Kalbar. <br />Tapi, untuk sementara belum ada kelanjutannya, karena kebijakan Pemerintah Pusat menghentikan daerah pemekeran atau otonom baru, karena berdasarkan penilaian Dewan Perimbangan Otonomi Daerah, tidak sedikit pemekaran yang justru mengalami kegagalan.<br /></span>Tanto Yakobushttp://www.blogger.com/profile/15561192034065278567noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8538121183968020442.post-7526021444784788222009-11-19T21:52:00.000+07:002009-11-19T21:53:13.941+07:00Komisi IlegalOleh TY<br /><br />Kerja komisi ilegal. Kedengarannya asing di kuping kita. karena kita di Kalbar ini belum pernah mengalaminya.<br />Tapi kalau soal TKI/TKW ilegal sering dengar, bahkan sering saksikan. Demikian juga dengan penyeludupan barang yang berbau ilegal, sering kali kita baca di koran. Itu maklum saja, karena kita ini daerah yang berbatasan darat langsung dengan negera lain, Malaysia dan Brunai Darussalam. Tentu banyak jalan tikus di sepanjang perbatasan.<br /><span class="fullpost"><br />Belum lagi soal pertambangan ilegal, atau pembalakan hutan secara liar atau bahasa polisinya illegal longging. Dua, tiga tahun lalu operasinya menjadi momok yang menakutkan bagi masyarakat, terutama di daerah pedalaman—yang masih memiliki hutan rimba.<br />Nah, kembali ke kerja komisi ilegal tadi, itu terkait dengan pimpinan DPRD Provinsi hingga kini masih sementara. Sementara komisi dan badan sudah terbentuk, namun mereka tidak bisa bekerja, karena apabila ngoyo kerja, apa pun yang mereka kerjakan itu ilegal, karena komisi, badan atau apa pun namanya yang menunjang tugas kedewanan harus disahkan oleh pimpinan definitif.<br />Soal kerja komisi ilegal ini sebetulnya keluar dari mulut Ketua Fraksi PKS, Fatahillah Abrar yang bersama rekan-rekan melakukan konsultasi ke Depdagri terkait Partai Golkar yang hingga deadline belum juga menyodorkan nama unsur pimpinan.<br />Sementara tiga partai lainnya, yakni PDIP, Demokrat dan PPP sudah memasukkan nama untuk unsur pimpinan. Nah, bagaimana komisi-komisi yang sudah dibentuk itu bisa bekerja, sementara pimpinan definitif belum tebentuk?<br />Itulah, hal ikwal mengapa muncul istilah kerja komisi ilegal.<br /></span>Tanto Yakobushttp://www.blogger.com/profile/15561192034065278567noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8538121183968020442.post-28776475557598809282009-11-19T21:49:00.000+07:002009-11-19T21:50:43.808+07:00Soal Kenaikan Tunjangan PNSOleh TY<br /><br />Hari ini di media nasional kita baca, untuk profesional tidak mesti menaikkan gaji. Itu apa artinya? <br />Artinya, orang yang profesional bukan ditentukan oleh besar kecilnya gaji, tapi profesional karena memang dia ahli di bidangnya, atau menguasai bidang pekerjaannya.<br /><span class="fullpost"><br />Nah, bila dia menguasai bidangnya, berapa pun gaji yang diterimanya, dia akan tetap bekerja profesional. Karena memang itu profesinya dan profesi itu wajib dijaga.<br />Tapi di negeri ini, profesional sering diukur dengan upah yang diterimanya. Besar upah, besar pula tenaga dan pikiran yang harus dikeluarkannya. Bila budaya itu dipertahankan terus, sampai kapan kita bisa maju dan betul-betul profesinal?<br />Kita berahap, rencana Pemprov Kalbar yang kini tengah mengkaji kenaikan tunjangan bagi PNS di lingkungan Pemprov tidak diukur dengan keinginan mereka meningkatkan profesionalitasnya.<br />Kita ingin mereka tidak terpengaruh dengan rencana kenaikan tunjangan itu baru mau bekerja keras. Sebagai abdi negara, abdi masyarakat sudah sewajarnya mencurahkan pikiran dan meluangkan waktu untuk mengabdi bagi masyarakat dan negeri ini.<br />Dengan kondisi sekarang, sebagai masyarakat pun mendukung rencana Pemprov menaikkan tunjangan PNS terhitung mulai Januari 2010 nanti.<br />Walau kisaran kenaikannya masih belum final, tapi setidaknya, itu bisa melecut semangat PNS di Pemprov untuk lebih meningkatkan kinerjanya.<br />Untuk meningkatkan kinerja pegawai itu diakui sendiri oleh Kepala BKD Provinsi, Lensus Kandri. Itu salahsatu motivasi bagi pegawai dalam menjalankan tugasnya. Tentu kenaikan berdasarkan pada golongan, jabatan dan beban kerja mereka masing-masing.<br />Konsekuensi dari kenaikan tunjangan pegawai yang berkisar pada angka Rp600 ribu itu pastilah berimplikasi pada anggaran daerah.<br />Secara umum pengeluaran pemerintah lebih dari separuh untuk belanja pegawai atau gaji pegawainya. Begitu pun dengan Kalbar, APBD-nya yang diprediksi dalam kisaran Rp1,5 Triliun, dengan belanja pegawai paling besar, kenaikan tunjangan jelas berpengaruh pada pos-pos anggaran lainnya.<br />Sejauh tidak mengorbankan kepentingan masyarakat, kita tetap mendukung kebijakan tersebut, yang jelas dengan kenaikan tidak hanya kinerja yang meningkat tapi juga kemampunan personel harus ditingkatkan.<br />Jangan sampai ada kesan pegawai hanya memenuhi struktur saja, sementara keahlian tidak diutamakan. Akibatnya tak jarang masyarakat justru sering menemukan oknum pegawai yang kongkow-kongkow di warung atau kedai kopi.<br />Besar harapan kita dengan kenaikan tunjangan, kinerja semakin baik dan kontrol terhadap sesama pegawai juga bisa jalan, sehingga tidak ada lagi kesan pegawai hanya pada jam-jam tertentu saja, sisanya tak jelas.<br />Bila pelayanan penuh dedikasi yang ditunjukkan kepada masyarakat, sebetulnya masyarakat tidak pernah mempersoalkan kenaikan gaji atau tunjangan pegawai. Yang masyarakat persoalkan apabila ada isu kenaikan gaji, barang kebutuhan masyarakat di pasar sudah duluan naik. Bahkan kenaikannya justru tidak terkontrol.<br />Pendek kata, kita ingin PNS kita profesional dan kesejahteraannya terjamin. Dengan demikian, maka tidak ada lagi kisah pungli di sana-sini ketika masyarakat berurusan dengan mereka. Semoga.<br /></span>Tanto Yakobushttp://www.blogger.com/profile/15561192034065278567noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-8538121183968020442.post-69356253907436873462009-11-16T09:49:00.001+07:002009-11-16T09:49:44.207+07:00Awas BanjirOleh TY<br /><br />Menjelang akhir tahun, selama November, Desember hingga awal Januari curah hujan di Kalimantan Barat tinggi. Curah hujan yang tinggi itu menandakan datangnya musim penghujan.<br /><span class="fullpost"><br />Bila musim hujan tiba, maka siap-siaplah menyambut datangnya banjir. Segar dalam ingatan kita, hampir setiap penghujung tahun terjadi banjir besar di beberapa daerah di Kalbar ini. <br />Yang terparah terkena banjir biasanya di Kota Singkawang dan Sambas. Dua tahun terakhir, Singkawang dan Sambas mengalami banjir terparah, bahkan sempat beberapa hari transportasi terputus, kendaraan tidak bisa lewat, akibatnya pasokan sembako juga terhambat.<br />Sementara di daerah selatan banjir terparah biasa terjadi di Melawi, Sintang, Sekadau, Sanggau dan Landak. Tentu, tidak ada pengecualian untuk Kota Pontianak. Bahkan Sabtu kemarin, beberapa kawasan Kota Pontianak terendam banjir.<br />Banjir yang sering terjadi belakangan ini bukan hanya fenomena alam dan siklus cuaca semata, tapi ulah manusia juga turut menjadi penyebabnya. <br />Sumbangsih manusia sebagai penyebab banjir sangat besar. Mulai dari aktivitas pertambangan emas tanpa ijin (PETI), pembalakan hutan atau illegal logging, sampai pada pembukaan perkebunan sawit secara besar-besaran.<br />Nah, aktivitas manusia diatas, diyakini sebagai penyebab utama banjir di daerah ini. Hujan sedikit saja, banjir sudah menggenang beberapa kawasan rendah. Sebab tidak ada lagi pohon yang sanggup menahan laju air hujan, tidak ada lagi akar yang sanggup menyimpan air hujan, akibatnya, begitu hujan deras siap-siaplah menerima bencana banjir itu. Kadang banjir bandang yang datang.<br />Sekarang bencana banjir sudah menjadi momok menakutkan. Beda dengan puluhan tahun silam, banjir besar hanya terjadi dalam siklus 20-an tahun sekali. <br />Tapi sekarang ini banjir kapan saja bisa terjadi. Ada hujan besar pasti ada banjir, sungai gampang meluap. Itu akibat hutan kita sudah habis, gunung digunduli menjadi perkebunan kelapa sawit. Itu sama saja dengan panen sawit panen bencana. <br />Nah, untuk hari-hari kedepan bersiap-siaplah menerima bencana banjir itu. Sejak dini kita harus mengantisipasinya dengan sikap waspada. Ya waspada itu lebih baik menghindari korban bencana banjir!<br /></span>Tanto Yakobushttp://www.blogger.com/profile/15561192034065278567noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-8538121183968020442.post-21070803005319266092009-11-16T09:47:00.001+07:002009-11-16T09:47:52.663+07:00HoB dan RenstraOleh TY<br /><br />Kawasan Heart of Borneo (HoB) yang sebagian besar wilayahnya masuk Kalimantan Barat sangat berpeluang masuk dalam rencana pembangunan jangka menengah melalui rencana strategis (Renstra) sektor pariwisata Indonesia tahun 2010 yang tengah disiapkan Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesia.<br /><span class="fullpost"><br />Tentu itu kabar baik bagi kita, utamanya Kalimantan dan lebih khusus lagi Kalimantan Barat.<br />Sebab bila itu benar masuk Renstra, maka peluang kita maju lebih terbuka, terlebih daerah ini berbatasan darat langsung dengan dua negara tetangga, yakni Malaysia dan Brunai Darussalam yang juga masuk kerjasama strategis HoB.<br />Sebagai orang yang berada di daerah kawasan HoB, tentu kita berharap empat provinsi di Kalimantan ini sepakat dan mendukung HoB masuk dalam rencana strategis dimaksud.<br />Sebab kedepan kita berharap ada perkembangan di daerah ini, apalagi HoB itu merupakan daya tarik wisata tersendiri bagi para turis, utamanya turis dari manca negara.<br />Bila HoB tersebut tidak masuk dalam paket Renstra Departemen Pariwisata, maka tidak ada ada perubahan dan HoB yang selama ini kita kenal bukanlah menjadi daerah tujuan wisata. <br />Dan agar bisa menjadi daerah tujuan, suatu obyek wisata harus mempunyai akses yang baik, terutama fasilitas pendukung harus memadai serta masyarakat yang memahami kepariwisataan.<br />Itu artinya, HoB merupakan produk baru yang bisa dijual ke masyarakat internasional. <br />Tentu sebelum dipasarkan, kesiapan kita perlu diperhatikan. Terutama masalah infrastruktur tadi, termasuk mental masyarakatnya.<br />Mental masyarakat ini penting, mengingat daerah kita masih sangat awam dengan dunia pariwisata, terutama perlakuan terhadap orang asing atau turis yang akan berkunjung ke daerah ini.<br />Tentu tantangan terbesar adalah masalah sosial, terutama menyangkut budaya dan norma yang berlaku di masyarakat lokal atau setempat. Ini tentu menjadi pekerjaan rumah yang tidak ringan. <br />Bolehlah HoB masuk Renstra departeman, tapi apakah masyarakat kita siap mendukungnya?<br />Pertanyaan besar yang masih terus diupayakan memberi jawaban positif demi mendukung visit Kalbar 2010 mendatang.<br />HoB sendiri merupakan sebuah inisiatif yang dirancang sebagai program pemanfaatan berkelanjutan dan konservasi yang bertujuan mempertahankan keberlanjutan manfaat salah satu hutan terbaik yang masih tersisa di Borneo bagi kesejahteraan generasi sekarang dan mendatang. <br />Dan dunia sangat berkepentingan dengan hutan Borneo tersebut. Saking pentingnya, sampai-sampai Gubernur Cornelis diundang Gubernur California, Arnold untuk membahas hijaunya hutan Borneo tersebut.<br />Nah, bila dikaitkan dengan paket wisata, maka masyarakat dunia akan semakin penasaran dan mau berkunjung ke kawasan HoB tersebut.<br />Sebagaimana diketahuo, cakupan wilayah HoB membentang pada rangkaian dataran tinggi Borneo yang terhubung secara langsung dengan dataran rendah di bawahnya. Wilayah kerja ini melintasi Brunei Darussalam, Indonesia dan Malaysia. <br />Di Indonesia, kawasan HoB mencakup tiga provinsi yaitu Kaltim, Kalbar, dan Kalteng.<br /></span>Tanto Yakobushttp://www.blogger.com/profile/15561192034065278567noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8538121183968020442.post-92229654566736224782009-11-16T09:44:00.000+07:002009-11-16T09:45:21.009+07:00Jujur dan SumpahOleh TY<br /><br />Hari-hari terakhir ini kita saksikan berita di televisi maupun koran atau majalah, fokus utamanya adalah pemberitaan seputar perseteruan Kepolisian dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).<br /><span class="fullpost"><br />Secara kasat mata kita masyarakat melihat ada yang aneh dan janggal dari perseteruan dua lembaga penegak hukum itu. Dan secara kasat mata pula pertanyaan masyarakat seakan sengaja tidak dijawab.<br />Padahal kalau mau jujur, jawabannya sudah jelas terang benderang. Masyarakat kini hanya menunggu jawaban resmi saja. <br />Dan saya yakin masyarakat sudah bisa menyimpulkan sendiri dari benang kusut yang sudah lebih sepekan ini di pertontonkan ke publik itu.<br />Satu kalimat klasik layak dikedepannya. Yakni jujur. Jujur adalah sebuah ungkapan yang acap kali kita dengar dan menjadi pembicaraan masyarakat. Akan tetapi bisa jadi kata tersebut hanya mencakup sisi luarnya saja dan belum menyentuh pembahasan inti dari makna jujur itu sendiri. Apalagi perkara kejujuran merupakan perkara yang berkaitan dengan banyak masalah di sekitar kita, yaitu menyangkut moral maupun akhlak seseorang.<br />Dan jujur itu erat kaitnya dengan jual-beli, utang-piutang, sumpah, dan termasuk menjernihkan persoalan KPK-Polri tersebut.<br />Hemat saya, jujur merupakan sifat yang terpuji. Sebab jujur itu tidak mesti dengan sesama manusia saja, tapi juga kepada Tuhan.<br />Bila saja ada kejujuran diantara Kepolisian, Kejaksaan dan KPK sendjri, maka akan ada keselarasan antara berita dengan kenyataan yang ada. Jadi, kalau suatu berita sesuai dengan keadaan yang ada, maka dikatakan benar/jujur, tetapi kalau tidak, maka dikatakan dusta. <br />Kejujuran itu ada pada ucapan, juga ada pada perbuatan, sebagaimana seorang yang melakukan suatu perbuatan, tentu sesuai dengan yang ada pada batinnya. <br />Sebab tidak mungkin seorang yang munafik bisa dikatakan sebagai seorang yang jujur walau dia menampakkan dirinya sebagai ’orang baik’. Yang jelas, kejujuran merupakan sifat seorang yang beriman, sedangkan lawannya, dusta, merupakan sifat orang yang munafik.<br />Nah, pertanyaan kita sebagai masyarakat apakah kejujuran itu bisa hilang diantara dusta yang ada? Apakah harus bersumpah agar kejujuran itu bisa muncul ke permukaan?<br />Dalam perseteruan Polri-KPK ini, kita juga menyaksikan sumpah. Sumpah yang dilakukan petinggi Polri, KPK maupun mereka-mereka yang terlibat di dalamnya.<br />Apakah dengan sumpah semuanya bisa tuntas? Belum tentu! Sebab sekali lagi kunci dari semuanya itu adalah kejujuran. Ya jujur itu panglimanya.<br /></span>Tanto Yakobushttp://www.blogger.com/profile/15561192034065278567noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8538121183968020442.post-73988890706109367892009-11-16T09:43:00.000+07:002009-11-16T09:44:21.660+07:00Mengambil JentikOleh TY<br /><br />Mengambil jentik. Ya kedengarannya sangat sederhana. Dan memang sederhana. Cukup keliling dari rumah ke rumah dan membuka tempayan atau tempat penampungan air lalu mencedok jentik nyamuk dengan jaringan yang dibuat khusus.<br /><span class="fullpost"><br />Kegiatan mengambil jentik itu sering dilakukan anak-anak tanggung untuk makanan ikan peliharaannya. Ikan saumang, kaloi dan sejenisnya yang biasa di pelihara anak-anak dalam kaleng atau botol kecil.<br />Cara kerja sederhana anak-anak mencari jentik nyamuk, ternyata sangat ampuh diterapkan untuk memerangi demam berdarah dengue (DBD)yang sekarang sudah menjadi kejadian luar biasa (KLB) di Kalbar, utamanya di Kota Pontianak.<br />Bahkan Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Kalbar, Frederika Cornelis langsung sosialisasi rumah bebas jentik itu dengan memberikan bantuan alat penangkap jentik dan sejumlah abate.<br />Fogging yang selama ini gencar dilakukan pemerintah, khususnya dinas kesehatan ternyata kurang manjur dalam memerangi DBD tersebut, sebab nyamuk yang notabene bisa terbang itu ketika fogging dilakukan segera terbang melarikan diri ke tempat yang tidak kena fogging atau pengasapan.<br />Dengan demikian, maka DBD pun bergeser sesuai pergeseran nyamuk yang sudah kena virus DBD tersebut.<br />Selain sederhana, cara basmi dengan mengambil langsung jentik juga biasanya murah meriah. Cukup membeli kelambu dan kawat sebagai bahan dasar membuat alat pencedok jentik dimaksud.<br />Bila itu dilakukan serentak oleh masyarakat Kota Pontianak, maka pembasmian jentik DBD jauh lebih terarah. Setiap keluarga cukup menjaga tempayan atau tempat penampungan airnya masing-masing, lalu mencedok jentiknya setiap hari atau dua hari sekali.<br />Dengan demikian, maka jentik segera akan terbasmi segera. Termasuk pembuangan kulkas, tempat minum burung dan kaleng-kaleng bekas yang ada di sekitar tempat tigngal, perlu diperhatikan dan diusakan dikumpul lalu dibakar.<br />Itu merupakan cara-cara tradisional dalam memerangi nyamuk khsusunya DBD yang sangat menakutkan masyarakat itu. Apalagi sekarang ada jenis yang ganas, bila tidak punya kekebalan tubuh, maka penderita langsung drof dan bisa vatal akibatnya.<br />Nah, kita berharap gerakan rumah bebas jentik nyamuk yang dipelopori TP PKK provinsi dan didukung penuh pemerintah itu bisa menjadi altenatif mengatasi penyebaran DBD di daerah ini. Semoga masyarakat juga dengan kesadaran tinggi bisa mengambil jentik di tempayannya sendiri. Mari mencoba.<br /></span>Tanto Yakobushttp://www.blogger.com/profile/15561192034065278567noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8538121183968020442.post-7942923284580753852009-11-16T09:41:00.000+07:002009-11-16T09:42:19.107+07:00Memahami Fase Negatif AnakOleh TY<br /><br />Selain banyak membaca buku tentang keluarga dan anak, selebihnya saya banyak belajar dari perilaku kedua anak saya dalam kehidupan hari-harinya di rumah.<br />Anak pertama laki-laki berusia hampir sembilan tahun dan anak kedua perempuan berumur hampir tujuh tahun. Keduanya menunjukkan sifat yang cenderung berbeda. Si sulung lebih mandiri dan agak malas, sedangkan si bungsu manja dan cenderung melawan alias mengatur.<br /><span class="fullpost"><br />Namun yang ingin saya bagikan dengan pengalaman saya mengamati perkembangan kedua anak itu, bahwa setiap anak akan mengalami fase negativisme yang ditunjukkan dengan perilaku penolakan dan pembangkangan. <br />Sebagai orangtua kita perlu memahami fase negativisme itu agar tidak berlanjut hingga dewasa kelak.<br />Ingat, semakin anak dilarang, perilaku negatifnya akan semakin menjadi-jadi. Nah, agar hal tersebut tidak terjadi, berikut beberapa hal yang perlu perhatikan orangtua:<br />Hindari terlalu banyak menggunakan kata ”tidak” atau ”jangan”. Untuk melarang anak sebaiknya pilih kata positif. Misalnya, "Sayang, kita main air di kamar mandi yuk sekalian mandi sore", ketimbang, "Mama kan sudah bilang, jangan main air kran. Basah semua deh."<br />Beri kesempatan pada anak untuk melakukan apa yang diinginkannya--tentu saja sejauh tidak membahayakan--tapi tetap dengan pendampingan. Misal, anak ingin membantu menyiram tanaman, sediakan gayung kecil, lalu ajari anak bagaimana menyiram tanaman dengan air secukupnya.<br />Biasakan mengajak anak berdialog sejak kecil, meski perkembangan bahasanya masih terbatas. Umpama, anak menolak permintaan orangtua, tanyakan mengapa ia tidak mau, pancing jawabannya lalu coba arahkan bagaimana seharusnya. Terlebih di usia prasekolah, umumnya penolakan anak disertai dengan alasan. "Aku enggak mau makan. Sayurnya pahit", ”tak enak makanannya”. <br />Ini karena kemampuan kognitif dan bahasa anak sudah semakin berkembang, demikian juga kemampuan sosialnya. Pada usia ini anak semakin menyadari bahwa mereka dapat bertindak secara mandiri, sesuai keinginannya. Dengan kata lain anak mulai menyadari bahwa mereka memiliki kekuatan untuk bertindak sesuai kehendaknya.<br />Berikan pilihan terbatas. Misal, anak tidak mau segera tidur, orangtua bisa menggunakan kata, "Adek mau gosok gigi dulu atau ganti baju dulu baru tidur?" Dengan begitu anak merasa dilibatkan saat pengambilan keputusan.<br />Dan yang paling penting, hindari kata-kata cancaman atau paksaan. Bila kita sering menggunakan ancaman atau paksaan, justru membuatnya penolakan anak semakin menjadi-jadi. Ingat anak bisa belajar bahwa segala hal bisa diselesaikan dengan ancaman atau paksaan bukan dengan dialog dan saling mendengarkan.<br /></span>Tanto Yakobushttp://www.blogger.com/profile/15561192034065278567noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8538121183968020442.post-65945636660177658142009-11-16T09:40:00.001+07:002009-11-16T09:40:54.002+07:00Memanfaatkan MomentumOleh TY<br /><br />Perencanaan matang, kadang hasilnya tidaklah matang bahkan tak jarang mendatangkan kekecewaan. Tapi bukan berarti perencanaan itu tidak penting, perencanaan penting untuk mengukur kesiapan menghadapi sesuatu yang akan di hadapi di hari depan. Bahkan dengan perencanaan matang sesuatu bisa diukur sejauhmana tingkat keberhasilan atau pun kegagalannya dalam perjalanan kelak. Dan itu rutin dilakukan para pebisnis atau pengusaha.<br /><span class="fullpost"><br />Namun ada juga sesuatu tanpa perencanaan matang, justru bisa mendatangkan sukses. Bahkan bukan hanya sukses, tapi juga bisa berkembang dan berkembang tanpa bisa diprediksi hingga sejauhmana.<br />Tentu sukses yang tidak direncanakan itu tidak lepas dari kepandaian memanfaatkan momentum. Ya momentum adalah peristiwa lain yang terjadi atau yang direncanakan pihak lain, tapi kita bisa masuk ke kegiatan tersebut dengan cara berkolaborasi yang saling menguntungkan.<br />Itulah yang kami lakukan dengan Borneo Metro—koran kriminal yang kami lahirkan awal bulan ini. Tanpa banyak perencanaan, namun bisa jalan. Kami hanya melihat masih ada sisi lain dari kriminal yang belum tergarap di Kota Pontiank ini.<br />Dan untuk mengenalkan koran baru tersebut kepada masyarakat, kami menggunakan momentum Gebyar Sumpah Pemuda yang digagas oleh Taruna Merah Putih. Dan hasilnya wah, ribuan penonton yang memadati konser Kangen Band di stadion Sultan Syarif Abdurrahman, langsung mengenal Borneo Metro yang diluncurkan tanggal 31 Oktober 2009 malam itu. <br />Sejak peluncuran yang dilakukan Dirut PT Borneo Tribune Press, W. Suwito dan Pemred Borneo Tribune, H Nur Iskandar di acara Gebyar Sumpah Pemuda TMP itu, hingga hari ini kami tetap hadir setiap pagi di hadapan Anda sekalian.<br />Kami tidak hanya ingin hadir begitu saja atau hanya sekedar menambah alternatif bacaan koran kriminal, tapi kami memikiki keinginan yang kuat untuk tumbuh dan berkembang.<br />Ya ibarat seorang buta ia memiliki keinginan kuat untuk bisa melihat, begitu pun dengan kami yang semuanya anak muda, tentu kami memiliki keingin kuat untuk tumbuh dan berkembang. Sehingga suatu saat kelak kami benar-benar besar di tengah-tengah masyarakat Kalbar. Itulah keinginan kuat kami. Dan dukungan Anda yang melecutkan semangat kami. <br /></span>Tanto Yakobushttp://www.blogger.com/profile/15561192034065278567noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8538121183968020442.post-67992562151046426252009-11-16T09:37:00.000+07:002009-11-16T09:38:30.241+07:00Ganyang MafiaOleh TY<br /><br />Pekan ini hukum kita berada di titik nadir. Institusi penegak hukum, Kejaksaan, Polri dan KPK mempertontonkan drama yang memilukan. Dan itu jelas mencoreng keperkasaan hukum yang selama ini menjadi dewa tempat mencari keadilan.<br /><span class="fullpost"><br />Namun di tengah hiruk pikuk masyarakat membicarakan rekayasa dan yang melahirkan kata kriminalisasi, gara-gara perseteruan cicak dan buaya, pemerintah justru bertekat memerangi mafia hukum.<br />Saya sendiri agak geli dengan tekad tersebut. Bila ingin memerang mafia peradilan itu, jelas sikat saja jangan melihat aspek ini itu lah, masyarakat sudah terang benderang melihatnya.<br />Yang menjadi pertanyaan kita, apakah pemerintah sanggup memberantas mafia hukum yang justru ada di berbagai lembaga pemerintah itu sendiri.<br />Program 100 hari pemerintah yang diemban Kabinet Indonesia Bersetu kedua dibawah komando Presiden SBY, bertekad memerangi mafia hukum, mafia peradilan, termasuk Kejaksaan, Kepolisian. Apakah sanggup? Sementara sikap ktia sebagai masyarakat jelas, kita ingin semua itu tuntas sehingga keraguan masyarakat dua tiga hari ini pulih kembali.<br />Walau demikian, sebagai masyarakat yang sudah terlanjur hidup di negeri ini kita lihat saja program konkret dari pemberantasan mafia hukum itu antara lain pemerintah, dalam hal ini Polri menerima laporan dari masyarakat, dan melakukan proses yang transparan dalam penyidikan, serta segera melakukan tindakan bila ada laporan.<br />Bahkan Presiden SBY sendiri menetapkan program utama pemberantasan mafia hukum dengan tema GM atau Ganyang Mafia. Itu masuk dalam 100 hari program kabinetnya. Bahkan masyarakat bisa mengirim SMS ke nomor 9949 dengan kode GM.<br />Mafia hukum yang perlu diganyang seperti makelar kasus, suap menyuap, pemerasan, jual beli perkara, mengancam saksi, mengancam pihak-pihak lain, serta pungutan yang tidak semestinya.<br />Dan mafia hukum itu sangat dekat dengan institusi seperti Kepolisian, Kejaksaan, Pengadilan, KPK, departemen-departemen, pajak, Bea Cukai, termasuk daerah-daerah di Republik ini. Berhasilkan GM itu? Kita lihat saja.<br /></span>Tanto Yakobushttp://www.blogger.com/profile/15561192034065278567noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8538121183968020442.post-17932758814211037952009-11-05T13:23:00.000+07:002009-11-05T13:24:46.118+07:00Penerimaan CPNS di Bawah Bayangan CaloOleh TY<br /><br />Calo seakan sudah menjadi ritual setiap penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS). Cerita percaloan ini hampir terjadi setiap ada rekrutmen CPNS. Di mana pun di Republik ini.<br />Seperti Pemerintah Provinsi Kalimanatan Barat, sejak Senin (2/11) kemarin sudah mulai menerima berkas CPNS untuk seluruh formasi yang tersedia. <br /><span class="fullpost"><br />Penerimaan berkas itu langsung diserahka ole pelamar ke Badan Kepegawaian Daerah (BKD) yang berada di kompleks Kantor Gubernur Jalan A Yani, Pontianak.<br />Dan penerimaan berkas itu akan berakhir hingga Senin (16/11) pekan depan.<br />Mengapa penyerahan berkas itu langsung dilakukan oleh si pelamar? Kepala BKD Kalbar, Lensus Kandri kepada pers menjelaskan pihaknya memang tidak menerima lamaran lewat kantor pos maupun jasa pengiriman lainnya. Itu dimaksudkan agar para pelamar dapat segera memperbaiki persyaratan jika terdapat kekurangan.<br />Sebab nanti pelamar bisa melihat langsung kelengkapan persyaratan bersama petugas yang ditunjuk. Apabila ada kekurangan, maka pelamar bisa secepatnya memberbaiki atau menambah kekurangan tersebut.<br />Dan tentu semua persyaratan gratis. Kecuali materai dan foto yang langsung dibawa sendiri oleh calon pelamar.<br />Nah, seperti tahun yang sudah-sudah, maka setiap penerimaan CPNS, selalu ada peluang untuk melakukan praktik percaloan. <br />Dan itu sudah berlangsung dari tahun ke tahun, seakan sudah menjadi ritual rekrutmen calon abdin negara dan abdi masyarakat tersebut.<br />Peluang calo tetap memungkinkan, apalagi melihat minat masyarakat untuk menjadi pegawai negeri sangat tinggi. Itu terlihat dari pembuatan kartu kuning sebagai salah satu persyaratan.<br />Sebagaimana dikatakan Lensus, pihaknya tidak akan memberi peluang percaloan tersebut, termasuk terhadap oknum pegawainya.<br />Bila netralitas itu bisa terjaga, maka autput-nya juga akan baik. Kita sebagai warga tentu berharap, kedepan dapat terjaring calon pegawai yang betul-betul profesional dan ahli di bidangnya masing-masing, tentu dengan kualifikasi pendidikan yang sesuai kebutuhan.<br />Dengan demikian, maka praktik percalonan tidak akan mendapat tempat, baik di masyarakat maupun lembaga atau instansi pemerintah yang punya hajat rekrutmen tersebut.<br />Kita betul-betul berharap kedepan jangan ada lagi orang yang menawarkan jasa atau mengiming-imingkan kelulusan kepada calon pelamar. Sebab selain bertentangan dengan semangat reformasi—anti kolusi, juga akan menjadikan lembaga pemerintahan tidak profesional.<br />Sebab yang lulus lewat praktik percaloan dijamin pasti tidak profesional. Orang yang hanya mengejar status dan tidak punya keahlian tertentu sesuai kebutuhan.<br />Itulah yang menjadi penyakit mengapa pemerintah kita selama ini lamban menjabar agenda reformasi maupun kebijakan lainnya, karena itu tadi, sumber daya manusia pas-pasan. Mengapa bisa pas-pasan, karena masuk lewat calo.<br />Kedepan jangan ada lagi penerimaan dibawah bayang-bayang praktik percaloan tersebut. Semoga!<br /></span>Tanto Yakobushttp://www.blogger.com/profile/15561192034065278567noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8538121183968020442.post-45961917630699876152009-11-05T13:15:00.000+07:002009-11-05T13:16:39.039+07:00Lahir dan TumbuhOleh TY<br /><br />Terbit sejak 19 Mei 2007. Harian Borneo Tribune sudah menjadi media alternatif di Pontianak, Kalimantan Barat. Alternatif karena menyuguhkan berita-berita yang lebih menonjolkan pendidikan ketimbang mengumbar sensasi yang bombastis tanpa isi.<br />Tampilan, juga beda. Selanjutnya tanggung jawab wartawan ditunjukan dengan keberanian memakai byline. Wartawan tampil di depan berita. Selama ini wartawan selalu bersembunyi di bawah berita. Ya itulah bentuk tanggung jawab wartawan Borneo Tribune. <br /><span class="fullpost"><br />Kami tidak perlu menyembunyikan identitas wartawan dengan menuliskan kode namanya, tapi langsung nama lengkap si wartawannya. Itu sesuai dengan prinsip byline yang kami anut selama ini.<br />Kebiasaan kita, byline lebih banyak digunakan wartawan untuk menulis opini atau berita jenis feature. Namun menurut Bill Kovach di Amerika byline digunakan oleh seluruh wartawan dalam bentuk tulisan apapun, hard news ataupun soft news. <br />Banyak manfaat positif bila media cetak menggunakan byline. Selain memberi tanggungjawab dan kejujuran kepada wartawan, juga memudahkan narasumber mengenal wartawan sekaligus media tempatnya bekerja.<br />Jadi byline yang dalam hal ini adalah sebuah identitas penulis sama dengan id card bagi wartawan, bahwa segala hal yang dilakukan pemilik identitas tersebut (wartawan atau penulis berita) menjadi tanggung jawabnya sendiri. Nah kalau ada byline, berita yang ditulis itu menjadi tanggung jawab penulis, redaksi media hanya sebagai fasilitator ketika ada komplain. Dari situ pula redaksi dapat menilai mana wartawan yang beritanya direspon positif atau negatif oleh pembaca. Yang yang lebih penting wartawan lebih bertanggungjawab dengan byline.<br />Dan tanggung jawab itu sudah kami tanamkan sejak lahir 2,5 tahun lalu. Kami yakin dengan kepercayaan dan tanggung jawab, kami bisa tumbuh dan berkembang menjadi lebih besar lagi.<br />Sebagai buktinya, hari ini 1 November 2009, kami yang rasanya baru lahir kemarin ternyata sudah bisa melahirkan koran baru lagi yang bernama Borneo Metro. <br />Borneo Metro mengambil nama induknya, Borneo Tribune. Borneo adalah pulau ketiga terbesar di dunia setelah Green Land di Amerika dan Papua di wilayah Timur Indonesia. <br />Dengan nama Borneo, ada semangat yang sama. Bahwa Borneo tidak hanya besar pulaunya. Tetapi juga harus besar pula medianya. <br />Borneo Metro lahir sebagai jawaban atas kegundahan hati publik, bahwa mereka membutuhkan koran populis yang meletakkan dasar-dasarnya dari sisi edukasi atau pendidikan. <br />Borneo Tribune sebagai koran pendidikan dan koran publik berusaha memberikan jawaban itu. Jika Borneo Tribune sisi edukatif, maka Borneo Metro masuk wilayah populis seperti hukum dan kriminalitas. Walau masuk ranah ”merah” kami tetap gunakan byline. Karena itu bentuk tanggung jawab kami.<br />Nah, mulai hari ini, ada dua koran asli daerah Kalbar, yakni Borneo Tribune dan Borneo Metro. Keduanya lahir dan dibesarkan oleh anak-anak Kalbar sendiri tanpa bantuan orang luar. Semoga ini bisa menjadi kebanggaan kita bersama. Terima kasih, karena Anda kami bisa lahir dan tumbuh. Begitulah seterusnya...<br /></span>Tanto Yakobushttp://www.blogger.com/profile/15561192034065278567noreply@blogger.com0