BERPEGANGLAH PADA DIDIKAN, JANGANLAH MELEPASKANNYA, PELIHARALAH DIA, KARENA DIALAH HIDUPMU...Amsal 4:13

Saturday, January 19, 2008

Kilas Balik Kalbar Sepanjang Tahun 2007

Dari Pemekaran hingga Pilkada


Sampai Senin (31/12) besok, pas hitungan ke-365 hari kita menapaki perjalanan waktu sepanjang tahun 2007. Banyak peristiwa yang terjadi selama hampir 12 bulan ini.


Oleh: Tanto Yakobus


Ada peristiwa mengenaskan, tapi ada juga peritiwa yang membahagiakan. Ada cerita sedih, namun ada pula cerita yang mengembirakan. Singkat kata, perjalanan waktu selama 2007 masih dilalui dengan lika-liku kehidupan yang dinamis. Ada kalanya pahit namun ada juga kalanya manis.


Demikian juga perjalanan pemerintah provinsi Kalimantan Barat, yang terdiri dari 10 kabupaten (sebelum pemekaran) yakni Kabupaten Pontianak, Sambas, Bengkayang, Landak, Sanggau, Sekadau, Sintang, Melawi dan Kapuas Hulu. Lalu ada dua kota yakni Kota Pontianak dan Singkawang.
Dari 12 kabupaten/ kota dan perbandingan luas wilayah serta jumlah penduduk, rentang kendali pemerintahan masih dirasakan begitu panjang dan jauh. Akibat pelayanan yang jauh itu pula, maka pembangunan sulit dilaksanakan.
Parahnya lagi, pemerataan pembangunan antara daerah pedalaman dan pesisir tidak merata. Akibatnya terjadi “kecemburuan” terhadap porsi kue pembangunan yang selama ini dirasa kurang adil dalam pembagiannya. Salahsatu solusi untuk mendapatkan keadilan dalam hal pembagian kue pembangunan itu, maka pemekaran daerah dianggap solusi baik.
Itu terbukti dengan dimekarkannya Kabupaten Pontianak menjadi Kabupaten Landak, lalu Kabupaten Sambas dipecah menjadi Kabupaten Bengkayang dan Kota Singkawang, lalu Kabupaten Sanggau dimekarkan menjadi Kabupaten Sekadau, demikian juga dengan Kabupaten Sintang, mekar menjadi Kabupaten Melawi.
Dari daerah pemekaran tersebut, ternyata pembangunan maju pesat. Lalu rentang kendali pemerintahan terutama pelayanan masyarakat semakin dekat. Terbukti dalam waktu relatif singkat, beberapa kabupaten hasil pemekaran itu bisa tumbuh bahkan bisa mandiri dengan melaksanakan pilkada sendiri untuk menghasilkan pemimpinnya sendiri.
Berangkat dari pengalaman itu, maka di tahun 2007 ini, berdasarkan aspirasi masyarakat dan pemerintah kabupaten induk, Pemprov Kalbar kembali memekarkan dua daerah otonomi baru, yakni Kabupaten Kayong Utara dan Kabupaten Kubu Raya.

KKU
Penantian panjang masyarakat Sukadana akhirnya terkabul dengan bergabungnya lima kecamatan membentuk Kabupaten Kayong Utara (KKU) yang ditetapkan menjadi kabupaten ke-13 di Kalbar.
Selasa, (26/6) Menteri Dalam Negeri adinterim Jenderal TNI Widodo AS didampingi Gubernur Kalbar H Usman Ja’far serta pejabat daerah lainnya, meresmikan Kecamatan Sukadana menjadi ibukota KKU sekaligus melantik Pejabat Bupati, Syarif Umar Alkadrie yang juga Ketua Bandiklat Provinsi Kalbar.
Undang-undang No. 6 Tahun 2007 adalah landasan yuridis yang menjadi pijakan payung hukum pemekaran KKU.

Kubu Raya
Masih di tahun 2007, daerah kedua yang dimekarkan menjadi daerah otonomi baru adalah Kabupaten Kubu Raya yang merupakan pecahan dari Kabupaten Pontianak.
Dan pada tanggal 14 Desember 2007 kemarin, Menteri Dalam Negeri Mardiyanto, melantik Asisten III Sekda Pemprov Kalbar, Drs. Kamaruzzaman, MM sebagai pejabat Bupati Kubu Raya.
Kabupaten Kubu Raya disetujui pendiriannya oleh DPR RI pada 17 Juli 2007. Kabupaten Pontianak sebagai kabupaten induk, terdiri atas 18 kecamatan, 168 desa dan 213 dusun dengan luas wilayah 8.262 kilometer persegi. Jumlah penduduk 709.933 jiwa.
Kabupaten Kubu Raya, terdiri atas 9 kecamatan, 101 desa dan 370 dusun dengan luas 6.985,20 kilometer persegi.

Kalbar Expo
Kegiatan akbar tahun 2007 lainnya adalah gawe Kalbar Expo dan Pekan Raya Pontianak (PRP) yang dibuka Gubernur Usman Ja’far, Rabu (5/9). Gawe ini dimaksudkan untuk mengiatkan sektor ekonomi terutama usaha kecil menengah (UKM) yang kegiatan usahanya tidak terpengaruh oleh krisis yang mendera negeri ini.
Penyelenggara –pemerintah, memberikan kesempatan kepada usaha kecil untuk berpartisipasi dalam kegiatan tersebut dengan penyediaan stand-stand pemasaran. Sehingga pengusaha kecil dapat terbantu dalam mengenalkan produk mereka, sekaligus membantu memasarkannya kepada publik.
Apa yang dilakukan pemerintah merupakan bagian dari pemicu, yang membantu pelaku usaha kecil untuk terus mengembangkan produksi mereka. Kalbar Expo dan Pekan Raya Pontianak ini bisa pelaku usaha untuk berkembang dan mandiri.

Pilkada
Puncak dari peristiwa selama 2007 di Kalbar adalah perhelatan pilkada yakni pemilu gubernur Kalbar dan pemilu walikota Singkawang. Itu setelah pleno KPU Provinsi Kalbar yang memutuskan sekaligus menetapkan pasangan calon cawagub dan cawagub Kalbar yang bertarung pada Pemilu Gubernur, 15 November 2007.
Adapun pasangan kandidat gubernur dan wakil gubernur Kalbar itu adalah nomor urut 1 pasangan Usman Ja’far-LH Kadir, nomor urut 2 pasangan H Oesman Sapta-Ignatius Lyong, pasangan nomor urut 3 HM Akil Mochtar-AR Mecer dan pasangan terakhir adalah Cornelis-Christiandy Sanjaya.
Banyak kalangan menilai, khusus untuk pemilu gubernur Kalbar relative sukses. Salahsatunya datang dari Komisi A DPRD Provinsi Kalbar. Mereka menilai secara keseluruhan rangkaian proses pesta demokrasi pemilihan gubernur dan wakil gubernur Kalbar 15 Nopember lalu berjalan relatif sukses. Hal tersebut dapat dilihat dengan indikator tingginya jumlah partisipasi pemilih di Kalbar yang mencapai sekitar 73 persen, dan lebih tinggi bila dibandingkan dengan jumlah pemilih pada Pilgub di DKI Jakarta yang hanya mencapai angka 57,8 persen.
Indikator tingkat keamanan juga patut menjadi barometer suksesnya Pilgub Kalbar. “Tidak kalah penting adalah sikap satria dan jiwa besar dari semua pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Kalbar yang memang semestinya dijadikan tauladan bagi seantero masyarakat Kalbar,” ungkap Ketua Komisi A DPRD Provinsi Kalbar, Drs Adrianus Senen, M.Si.
Menurut Senen, proses Pilgub di Kalbar telah berjalan secara aman dan damai sehingga proses demokratisasi yang telah berjalan dapat menjadi contoh bagi daerah lainnya seantero Indonesia dalam penyelenggaraan Pilkada di daerah masing-masing. Selanjutnya, sambung Senen, dengan kondusifnya Pilgub ini, maka aliran investasi akan segera mengalir deras untuk ditanamkan di Kalbar. Tentu hal itu akan berimplikasi sekaligus mendorong pembangunan di wilayah ini.
“Saya berharap agar para investor segera menanamkan modalnya di Kalbar guna memberikan stimulan terhadap dunia usaha agar terus eksis dan berkembang,” katanya.
Mantan aktivis resimen mahasiswa ini juga menyatakan bahwa kesadaran politik masyarakat Kalbar cukup tinggi. Hal itu dapat dilihat dengan tingginya angka partisipasi para pemilih pada Pilgub 15 Nopember lalu.
Senada dengan Senen, Zainuddin Isman juga mempunyai pandangan yang sama. Ia mengatakan bahwa Pilgub 15 Nopember lalu perlu menjadi pengalaman yang berharga bagi daerah kabupaten/kota yang akan menyelenggarakan Pilkada dalam waktu yang tidak lama lagi. “Jadi Pilgub Kalbar dapat menjadi cerminan bagi kabupaten/kota untuk menyelenggarakan Pilkada di daerahnya masing-masing,” ujarnya.

Gubernur Baru
Pasangan Drs. Cornelis, MH – Drs. Christiandy Sanjaya,SE, MM ditetapkan sebagai Gubernur - Wakil Gubernur terpilih Kalimantan Barat periode 2008-2013 oleh KPUD Kalbar dalam rapat pleno terbuka di Ruang Serba Guna Gedung DPRD Kalbar.
Pasangan yang diusung PDI Perjuangan itu, mendapat 930.679 suara atau 43,67 persen dari 2.131.089 suara sah. Jumlah tersebut mengungguli pasangan `incumbent` Usman Ja`far - Laurentius Herman Kadir yang hanya meraih 659.279 suara atau 30,94 persen.
Usman Ja`far - LH Kadir diusung Koalisi Harmoni, yakni gabungan Partai Golkar, Partai Keadilan Sejahtera (PKS), PAN (Partai Amanat Nasional), Partai Bintang Reformasi (PBR), Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Damai Sejahtera (PDS), Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan Partai Merdeka. Porsi suara delapan partai pada pemilu legislatif 2004 sebesar 52,41 persen.
Pemilu Gubernur - Wakil Gubernur Kalbar diikuti empat pasangan calon. Dua calon lainnya yakni pasangan Oesman Sapta - Ignatius Lyong mendapat 335.368 suara (15,74 persen) dan Akil Mochtar - AR Mecer 205.763 suara (9,66 persen).
Total pemilih pada pilkada 2.143.614 suara, surat suara tidak sah 34.460. Warga yang mempunyai hak pilih namun tidak menggunakan hak pilihnya 788.482 orang.
Keputusan itu tertuang dalam berita acara penetapan yang ditandatangani lima anggota KPUD Kalbar dengan Nomor : 21/BA/KPU/KB/XI/2007 tentang Penetapan Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Kalbar Terpilih dalam Pemilu Gubernur - Wakil Gubernur Kalbar 2007.
Selain itu, keputusan tersebut juga memperhatikan pasal 89 ayat (1) PP No 6 tahun 2005 tentang Pemilihan, Pengesahan Pengangkatan, dan Pemberhentian Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah, pasal 107 ayat 1-2 UU No 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, jo pasal 95 ayat 1-2 UU No 6 tahun 2005 tentang Pemilihan, Pengesahan, Pengangkatan, dan Pemberhentian Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah.
Kalau tidak ada aral melintang, gubernur Kalbar yang baru ini akan dilantik pada tanggal 14 Januari 2008.
Namun ditengah berita kesukaan bagi pasangan Cornelis-Christiandy yang menunggu saat-saat pelantikan, kita disentakan kabar duka. Mantan Gubernur Kalbar, Mayjen (Purn) H Aspar Aswin, mendadak meninggal dunia.
Aspar Aswin meninggal dunia pada Rabu dini hari setelah beberapa jam sebelumnya terjatuh di ruang tengah kediaman pribadinya di Jl Akcaya III. Ia sempat dibawa ke rumah sakit Santo Antonius dan menjalani perawatan di ruang Intensive Care Unit (ICU). Namun beberapa waktu kemudian meninggal dunia.
Sebelumnya, Aspar Aswin sempat mendampingi sang istri, Hj Sri Kadarwati Aswin yang juga anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) asal Kalbar melakukan pertemuan dengan Pengurus Forum Komunikasi Putra-Putri dan Purnawirawan ABRI (FKPPI). "Ketika hendak istirahat, bapak terjatuh di ruang tengah," kata putra bungsu Aspar Aswin, Rico Andri Setyadi, 34.
Jenazah Aspar Aswin disemayamkan di rumah yang telah ia tempati selama pensiun dari militer, dan jabatan sebagai gubernur Kalbar 2003 lalu. Pada pukul 10.00 WIB, jenazah disalatkan di Masjid Raya Mujahidin, dan langsung berangkat dari bandara Supadio Pontianak menuju bandara Adicutjipto, Yogyakarta untuk dimakamkan di sana.
Itulah rangkaian peristiwa yang menonjol sehingga menjadi perhatian kita selama perjalanan tahun 2007 di bumi Khatulistiwa ini.□

0 komentar: