BERPEGANGLAH PADA DIDIKAN, JANGANLAH MELEPASKANNYA, PELIHARALAH DIA, KARENA DIALAH HIDUPMU...Amsal 4:13

Sunday, October 14, 2007

Lapar Ilmu...


Sejak harian Borneo Tribune launching pada 19 Mei 2007 lalu, sejak itu pula Borneo Tribune tidak pernah sepi dari berbagai kegiatan. Kegiatan rutinitas seperti wartawan mengetik berita, proses editing oleh para redaktur dan layout oleh pra cetak dan proses cetak, itu sudah biasa dalam dunia penerbitan seperti koran atau majalah. Tapi di Borneo Tribune ada rutinitas lain...

Tapi di Borneo Tribune ada rutinitas lain selain berkutat dengan manajemen pemberitaan, menjual koran dan iklan.
Apa itu? Di sini ada lembaga otonom yang diberinama Tribune Institut. Lembaga ini bergerak dibidang pendidikan jurnalis.
Kami menawarkan metode jurnalis yang sangat sederhana. Dan sasaran pelatihan kami adalah para pelajar mulai dari SD hingga SMA atau SMK sederajat.
Aktivitas anak-anak sekolah sebetulnya dasar dari Jurnalis, sebab sehari-hari mereka sudah bergulat dengan dunia tulis menulis.
Program ini mendapat sambutan positif dari berbagai sekolah, bahkan ada yang dari perguruan tinggi, misalnya mahasiswa FKIP Untan juga belajar jurnalis di Borneo Tribune.
Saya sendiri sebagai salah seorang pengampu (instruktur) di Borneo Tribune, sempat kaget dengan antusiasme peserta. Beberapa waktu lalu kami memberi pelatihan jurnalistik kepada lebih 100-an siswa-siswi SMA/SMK Kristen Imanuel.
Di tengah hiruk-pikuk pelatihan jurnalistik di Emanuel tersebut, kami juga mendapat kunjungan dari 38 orang pelajar SMA Ignasius Singkawang. Mereka juga ingin belajar jurnalis di Borneo Tribune. Kesempatan mengunjungi dapur redaksi Borneo Trubune mereka manfaatkan untuk memelototi proses pengetikan berita, editing, layuot hingga proses cetak koran.
Sekarang sudah dua sekolah mengantri untuk pelatihan jurnalistik, sekolah tersebut adalah SMA Katolik Santo Paulus dan SMA Budi Utomo. Mereka adalah para pelajar yang lapar akan ilmu jurnalistik.

0 komentar: