BERPEGANGLAH PADA DIDIKAN, JANGANLAH MELEPASKANNYA, PELIHARALAH DIA, KARENA DIALAH HIDUPMU...Amsal 4:13

Wednesday, November 19, 2008

Inspirasi dari Pahlawan

Oleh Tanto Yakobus

Setiap tanggal 10 November kita memperingati hari pahlawan. Itu sudah menjadi rutinitas kita setiap tahun sejak pemerintah menetapkan tanggal 10 November sebagai hari pahlawan.

Dan hanya kalangan PNS, TNI/Polri dan anak-anak sekolah saja yang memperingati hari pahlawan itu dengan upacara bendera maupun dengan melakukan kunjungan ke taman makam pahlawan. Sementara bagi kita orang awam, melewati setiap tanggal 10 November itu seakan tanpa makna.
Padahal bila dilihat dari pelajaran sejarah, pahlawan itu adalah orang yang diteladani atau dibanggakan. Membanggakan pahlawan sama dengan membanggakan suatu negara, sebab bila negara tanpa pahlawan, kita pun tidak merasa bagian dari negara itu. Makanya kita harus bangga karena memiliki sederet nama tokoh yang bisa kita banggakan—yang sampai hari ini kita sebut pahlawan.
Itu artinya, bagi kita pahlawan menjadi penting karena ia memberikan inspirasi kepada kita. Inspirasi untuk memperbaiki diri sendiri maupun lingkungannya. Dan sekali lagi kita bersyukur karena di negeri ini banyak orang yang memberi inspirasi untuk kita maju dan sejajar dengan orang lain, yakni lewat figur para pahlawan tadi.
Persoalannya sekarang, apakah kita mampu mengambil inspirasi untuk dijadikan spirit dalam memperbaiki diri sendiri maupun negara yang kita cintai ini?
Karena itu, memperingati hari pahlawan merupakan saat tepat untuk merefleksikan diri apakah kita betul-betul paham dengan arti kepahlawanan? Jika tidak, ia hanya akan menjadi seremoni tanpa makna, ia akan menjadi rutinitas setiap tahunnya, dan yang parah lagi ia tidak membuat perubahan sedikitpun terhadap diri kita apalagi bangsa ini.
Setiap generasi memang memiliki persoalan dan tantangannya sendiri. Dulu, musuh utama bangsa ini adalah penjajah. Kita rela menumpahkan darah demi mengusir penjajah dari bumi pertiwi.
Kini, banyak musuh kita yang mesti dilawan bersama. Musuh negara dan dunia jelas terorisme dan perubahan iklim. Tapi musuh kita adalah keserakahan dan korupsi yang masih menghantui negeri ini. Dan musuh yang paling utama adalah kemiskinan dan kebodohan.
Korupsi sedikit demi sedikit mulai di kikis dari ”budaya” di negeri ini—lewat tangan-tangan Komisi Pemberantas Korupsi (KPK). Pun demikian dengan terorisme, beberapa hari lalu agaknya anti klimaks bagi kita paska eksekusi Amrozi Cs yang merupakan pelaku utama bom Bali I.
Tinggal sekarang yang menjadi tugas utama kita adalah bagaimana kita terbebas dari kemiskinan dan kebodohan itu. Apakah makna hari pahlawan bisa menjadi inspriasi kita untuk keluar dari belenggu kebodohan dan kemiskinan itu?
Tugas kita memang berat. Krisis keuangan global yang dialami Amerika Serikat dirasakan langsung oleh kita yang ada di pelosok daerah. Harga karet yang selama ini menopang perekonomian rakyat kita tiba-tiba anjlok. Bahkan sampai ke dasar harga terendah. Demikian juga dengan komoditas lainnya, seperti sawit, juga mengalami hal serupa.
Nah, dengan momen kepahlawanan itu, kiranya bisa menjadi inspirasi bagi kita agar bangkit dari keterpurukan akibat kemiskinan dan kebodohan itu. Semangat heroik yang dipekik para pahlawan kiranya bisa membakar semangat kita untuk bangkit dan maju bersama untuk mengapai kesejahteraan yang telah dicita-citakan sejak negara ini dibentuk.
Namun sampai usia ke-63, negeri ini belum terbebas dari kebodohan dan kemiskinan. Semoga dengan semangat para pahlawan, bisa kita maknai sebagai heroisme baru yang terus menerus kita bangun bersama. Sebab sebagai bangsa yang besar dan menghargai jasa pahlawannya, kita tidak ingin pahlawan tanpa makna. Kita ingin nilai luhurnya itu selalu melekat pada kita demi kemajuan bangsa kedepan. Semoga!

0 komentar: