BERPEGANGLAH PADA DIDIKAN, JANGANLAH MELEPASKANNYA, PELIHARALAH DIA, KARENA DIALAH HIDUPMU...Amsal 4:13

Friday, August 15, 2008

Bendera Berkibar Terbalik di Perbatasan


Oleh Tanto Yakobus

Mendengar kesaksian tokoh masyarakat Desa Segumun, Suwito, dalam Temu Wicara Gerakan Merah Putih di Balai Petitih Kantor Gubernur Kalbar, Pontianak, Senin lalu, bikin miris saja. Entah karena ketidaktahuan mereka atau memang bukti ketertinggalan pembangunan kawasan perbatasan. Atau tanda-tanda lunturnya rasa nasionalisme mereka?

Tapi itulah faktanya. Warga Negara Indonesia yang tinggal di kawasan perbatasan Indonesia (Kalbar) dengan Malaysia (Sarawak) memasang bendera terbalik menjelang peringatan 17 Agustus 2008 ini.
Waktu menerima ribuan bendera merah putih yang dibagikan oleh Keluarga Besar Putra Putri Polri (KBPPP) beberapa waktu lalu, ada sebagian warga perbatasan memasang bendera terbalik. Bagian putih di atas dan merah di bawah. Pembagian bendera merah putih itu dalam rangka memeriahkan HUT Kemerdekaan RI ke-63.
Ya maklum saja, sejak negeri ini memerdekakan diri pada tanggal 17 Agustus 1945, mereka yang bermukim di wilayah perbatasan belum terjamah pembangunan, mulai dari pendidikan, kesehatan hingga perekonomian.
Hari-harinya mereka lebih berkiblat ke Malaysia, baik untuk memenuhi kebutuhan hidupnya maupun pergaulan. Penyebabnya tak lain, infrastruktur Malaysia jauh lebih maju. Mereka membangun jalan-jalan mulus hingga perbatasan. Sementara Indonesia, jangankan jalan mulus, akses untuk mencapai perbatasan saja sulit.
Selama ini masyarakat yang kebetulan etnis Dayak untuk sekedar mencapai ibukota kecamatan atau sebaliknya hanya mengandalkan jalur transportasi sungai saja. Jalur darat belum ada. Ada pun jalan yang dibangun oleh PT Yamaker di sepanjang perbatasan tahun 80-an hingga awal 90-an sudah kembali seperti hutan lagi, karena tidak ada perawatan.
Seperti yang dialami masyarakat Desa Segumun, Kecamatan Sekayam, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat, warga memasang bendera merah putih terbalik, putih di atas dan merah di bawah.
"Pada tahun-tahun lalu tidak sedikit masyarakat kami salah ketika memasang bendera," kata tokoh masyarakat Segumun, Suwito, dalam Temu Wicara Gerakan Merah Putih di Balai Petitih Kantor Gubernur Kalbar, Pontianak, Senin.
Warga yang memasang bendera terbalik itu umumnya mereka yang berumur di atas 40 tahun, dan mereka yang lebih muda sudah lebih mengerti cara memasang bendera merah putih dengan benar.
"Tetapi kalangan generasi sekarang masih banyak yang belum pas atau banyak salah ketika menyanyikan lagu Indonesia Raya. Mereka lebih hafal menyanyikan lagu kebangsaan negara tetangga ketimbang lagu Indonesia Raya," ujar Suwito.
Menurut dia, kondisi tersebut akibat desa mereka sangat terpencil dan putus hubungan dengan kecamatan terdekat, yaitu Kecamatan Ketungau Hulu di Kabupaten Sintang, yang bisa ditempuh enam jam perjalanan melewati jalan tanah berlumpur.
"Kami dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari lebih banyak bergantung dari Malaysia. Selain karena mudah didapat, juga bisa ditemput satu jam perjalanan dengan jalan kaki," katanya.
Desa Segumun (Sanggau) berbatasan dengan Mongkos (Sarawak, Malaysia).
Sementara itu, Sekretaris Daerah Provinsi Kalbar Syakirman mengatakan, pihaknya bekerjasama dengan Keluarga Besar Putra Putri Polri memberikan ribuan bendera merah putih secara gratis kepada warga lima kabupaten yang berada di perbatasan, yaitu Kabupaten Sambas, Bengkayang, Sanggau, Sintang, dan Kapuas Hulu.
Ia mengatakan, lunturnya semangat nasionalisme di kalangan masyarakat tidak terlepas dari pengaruh globalisasi, sehingga masyarakat dengan mudah mengakses setiap informasi dari luar tanpa diimbangi informasi dari bangsa Indonesia.
"Sehingga masyarakat di perbatasan lebih kenal para pemimpin maupun tokoh pejuang di negara tetangga ketimbang Indonesia, karena di sana dengan mudah bisa nonton TV Malaysia. TV kita tidak dapat diterima di sana," katannya.
Syakirman mengatakan, untuk itu dalam rangka HUT ke-63 Kemerdekaan RI, pihaknya menyebarkan bendera merah putih sebanyak-banyaknya, dengan bentuk yang lebih besar dan dibuat dari bahan yang tidak mudah sobek.
Kepala Kepolisian Daerah Kalbar, Brigadir Jenderal Polisi Raden Nata Kesuma mengatakan, dibagikannya ribuan bendera Merah Putih kepada masyarakat perbatasan diharapkan bisa meningkatkan kembali semangat nasionalisme dan patriotisme.
"Sudah saatnya kita secara bersama-sama menumbuhkan semangat nasionalisme yang saat ini sudah mulai memudar," kata Nata Kesuma sebagaimana dikutip Borneo Tribune.□

0 komentar: