BERPEGANGLAH PADA DIDIKAN, JANGANLAH MELEPASKANNYA, PELIHARALAH DIA, KARENA DIALAH HIDUPMU...Amsal 4:13

Friday, June 26, 2009

Ketika Air Payau

Oleh TY

Aneh tapi nyata. Itulah yang dirasakan masyarakat Kota Pontianak.
Kota yang berdiri di atas air, justru masyarakat Kota Pontianak kerap kesulitan air, terutama air yang layak untuk dikonsumsi.
Selama bertahun-tahun, sebagian besar masyarakat mengandalkan air hujan untuk dikonsumsi. Tapi bila kemarau tiba, bagi keluarga yang tidak memiliki persediaan air cukup, maka akan kesulitan mendapatkan air bersih.

Bagi yang berduit, tak masalah, bisa membeli dari mobil tangki. Tapi bagi masyarakat kebanyakan, air bersih betul-betul menjadi masalah utama.
Tak heran, setiap musim kemarau tiba banyak warga yang terserang diare. Dan diare itu salahsatu penyebabnya adalah karena air yang dikonsumsi tidak layak.
Kini memasuki musim kemarau, air ledeng yang selama ini terpaksa dikonsumsi masyarakat mulai terasa payau. Di mana-mana warga mulai merasakan air asin.
Karena tak ada pilihan, masyarakat tetap saja menggunakan air ledeng yang di suplay dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Pontianak.
Air ledeng tak layak konsumsi itu juga diakui langsung Direktur PDAM, Agus Sutyoso.
Air yang dialirkan ke rumah-rumah tersebut kandungan garamnya sudah melebihi ambang batas, yakni minimal 800 PPm (part per million).
Air payau tersebut akibat kandungan garam air Sungai Kapuas sebagai bahan baku utama terintrusi air laut sebesar 2.000 PPm. Itu terjadi akibat kemarau dan tidak adanya dorongan air dari hulu sungai.
Memang sekarang di perhuluan sungai juga terjadi pendangkalan. Bahkan beberapa dasar sungai sudah timbul, sehingga anak-anak dapat bermain bola di atasnya.
Kondisi air payau tersebut, tak tertutup kemungkinan ada beberapa warga yang terpaksa mengkonsumsinya. Padahal air PDAM itu hanya bisa digunakan untuk mandi, cuci dan kakus (MCK) saja.
Dan itu sebuah ironi bagi warta Kota Pontianak. Sebab setiap tahun selalu saja kita mengalami krisis air bersih, utamanya air yang layak konsumsi.

0 komentar: