BERPEGANGLAH PADA DIDIKAN, JANGANLAH MELEPASKANNYA, PELIHARALAH DIA, KARENA DIALAH HIDUPMU...Amsal 4:13

Thursday, July 8, 2010

PLN dan Byarpet

Oleh TY

Jumat (2/7) kemarin, Gubernue Kalimantan Barat, Cornelis meresmikan mesin baru milik Perusahaan Listrik Negara (PLN) Wilayah Kalimantan Barat.
Mesin baru tersebut berkekuatan 30 Mega Watt. Artinya, kini ada penambahnan daya sebesar 30 MW. Selama ini PLN Kalbar selalu mengeluhkan kekurangan daya. Dan kekuarangan daya itu pulalah yang menjadi penyebab salah satu mengapa PLN sering melakukan byarpet.

Akibat byarpet yang selalu sering dari PLN itu, bahkan sampai tidak terjadwal lagi, sehingga masyarakat konsumen banyak dirugikan. Baik dari segi materi maupun peluang usaha lainnya.
Dari segi material, jelas akibat seringnya byarpet itu peralatan elektronik rusak, apesnya lagi kasus kebakaran sudah tidak terhitung. Parahnya, walau polisi sudah menduga kebakaran akibat arus pendek atau byarpet sekalipun, tidak pernah di proses.
Aneh memang. Tapi itulah fakta di negeri ini, masyarakat selalu pada posisi yang tidak berdaya. Terlebih masyarakat konsumen PLN yang selama ini memang mengandalkan PLN sebagai satu-satunya alat penerangan.
Kita tentu berharap, dengan diresmikannya mesin baru berkekuatan 30 MW itu, cukup untuk melayani konsumen yang tersebar dari area Pontianak, Mempawah dan Singkawang.
Terlebih lagi untuk menghadapi masa puasa dan lebaran nanti. PLN harus bisa menjamin tidak ada lagi pemadaman. Kasihan masyarakat terutama yang menunaikan ibadah puasa, akan kerepotan bila harus menyediakan santapan sahur bila listrik yang disuplai PLN tidak menyala alias byarpet.
Kita tidak ingin, justru di bulan puasa masyarakat tidak tenang menjalankannya. Yang ada justru protes dan demo dengan PLN.
Mudah-mudahan dengan ditambahkannya daya mampu dari sistem Khatulistiwa ini, maka daya 175 MW yang selama ini kita pakai meningkat menjadi 205 MW.
Selain itu, untuk mendukung agar tidak terjadi lagi byarpet lagi, pihak PLN juga berencana akan menyewa mesin pembangkit berkapasitas 50 MW untuk memperkuat pelayanan di Sistem Khatulistiwa itu. Dan mesin dengan kapasitas 30 MW itu adalah tahan pertama yang sudah terealisasi.
Artinya, selanjutnya nanti tinggal 20 MW yang sedang dalam pengerjaan dan rencananya masuk ke Sistem Khatulistiwa pada Agustus atau September mendatang.
Dengan penambahan kapasitas tersebut maka dapat memenuhi kriteria N-1 pembangkitan. "Artinya, akan tersedia cadangan daya sebesar satu unit pembangkit terbesar pada masing-masing sistem.
Saat ini mesin pembangkit terbesar di Sistem Khatulistiwa yakni Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) berkapasitas 30 MW.
Selain itu, kita masih punya potensi sumber energi listrik lainnya seperti air, angin dan matahari yang belum dimanfaatkan secara optimal. Adalah tugas kita bersama terutama stakeholder yang punya wewenang, saatnyalah mengarahkan kemampuan untuk memanfaatkan sumber daya listrik yang belum tergarap tersebut.

0 komentar: