BERPEGANGLAH PADA DIDIKAN, JANGANLAH MELEPASKANNYA, PELIHARALAH DIA, KARENA DIALAH HIDUPMU...Amsal 4:13

Thursday, July 8, 2010

Blunder Tifatul

Oleh TY

Ditengah upaya penyelesaian kasus video mesum mirip artis Ariel, Luna Maya dan Cut Tari, Menkominfo Tifatul Sembiring justru buat blunder.
Ucapannya dengan menganalogikan pandangan Islam dan Kristen tentang peristiwa penyalibkan Nabi Isa terkait kebenaran kasus Ariel ’mesum’ menuai kecaman banyak pihak.

Kontan saja, ucapan dari seorang Tifatul Sembiring yang tak lain pejabat negara dan publik figur itu menyulut kontroversial baru. Ucapannya jelas melukai perasaan umat Kristiani dan umat lainnya di Indonesia.
Sebagai pejabat negara, hasusnya Tifatul bijak bila harus menganalogikan sesuatu, sebab banyak contoh lain yang justru lebih mengena.
Menyikapi itu pula, Senin (28/6) kemarin, ratusan massa dari puluhan ormas keagamaan baik Katolik maupun PW Ansor Kalbar menuntut Presiden Susilo Bambang Yudhoyoni mencopot Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Tifatul Sembiring dari jabatannya. Ratusan massa melakukan long march menuju Gedung DPRD sambil membawa poster yang berisi kecaman atas pernyataan Tifatul. Pengunjuk rasa menganggap pernyataan Tifatul Sembiring pada 18 Juni lalu melecehkan dan menodai ajaran agama.
Para pengunjuk rasa juga menilai Tifatul telah dengan seenaknya membuat analogi yang tidak etis dan melukai hati umat Kristiani dengan peristiwa penyaliban Nabi Isa tersebut.
Pencopotan seperti disuarakan oleh Ketua PMKRI Kalbar, Lidya Natalia Sartono. Hal sama disampaikan Deputi Administratur Sekretariat Bersama Kesenian Dayak (Sekberkesda) Kalbar, Yosef Odillo Oendoen menegaskan.
Bahkan pria juga seniman itu akan menyampaikan langsung tuntutan pencopotan Tifatul ke Presiden SBY bersama DPRD Kalbar.
Romawi Martin Ketua PW Ansor Kalbar dalam dialog dengan DPRD menyayangkan sikap ceroboh dari Tifatul, mantan Presiden PKS itu, karena sudah mencederai nilai kebangsaan dan keberagaman dan kebehinekaan.
Tifatul telah mengusik ketentraman umat yang selama ini sudah terjalin baik. Harusnya, nilai itu dapat disimpan dalam hati masing-masing, sehingga kedamaian abadi tetaplah abadi selama ini, tanpa harus diusik dengan ucapan yang tidak pada tempatnya.
Kita berharap kasus Tifatul ini menjadi pengalaman dan cermin bagi para pejabat publik di negeri ini. Kita juga mencatat, beberapa waktu lalu Walikota Singkawang, Hasan Karman membuat makalah yang kalimatnya juga menyinggung puak Melayu di Kalbar, tapi bisa diselesaikan secara elegan oleh Hasan Karman sendiri. Bagaimana dengan Tifatul? Entahlah!

1 komentar:

Asep Haryono said...

Turut prihatin atas blunder Tifatul dalam konteks kerukunan antar umat bergama yang sudah kondusif di Indonesia.

Semoga tidak ada lagi kejadian seperti ini yang bisa melukai perasaan saudara kita Umat Kristiani dan umat agama lainnya di Indonesia.

Damai terus Indonesia Ku