BERPEGANGLAH PADA DIDIKAN, JANGANLAH MELEPASKANNYA, PELIHARALAH DIA, KARENA DIALAH HIDUPMU...Amsal 4:13

Thursday, November 5, 2009

Penerimaan CPNS di Bawah Bayangan Calo

Oleh TY

Calo seakan sudah menjadi ritual setiap penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS). Cerita percaloan ini hampir terjadi setiap ada rekrutmen CPNS. Di mana pun di Republik ini.
Seperti Pemerintah Provinsi Kalimanatan Barat, sejak Senin (2/11) kemarin sudah mulai menerima berkas CPNS untuk seluruh formasi yang tersedia.

Penerimaan berkas itu langsung diserahka ole pelamar ke Badan Kepegawaian Daerah (BKD) yang berada di kompleks Kantor Gubernur Jalan A Yani, Pontianak.
Dan penerimaan berkas itu akan berakhir hingga Senin (16/11) pekan depan.
Mengapa penyerahan berkas itu langsung dilakukan oleh si pelamar? Kepala BKD Kalbar, Lensus Kandri kepada pers menjelaskan pihaknya memang tidak menerima lamaran lewat kantor pos maupun jasa pengiriman lainnya. Itu dimaksudkan agar para pelamar dapat segera memperbaiki persyaratan jika terdapat kekurangan.
Sebab nanti pelamar bisa melihat langsung kelengkapan persyaratan bersama petugas yang ditunjuk. Apabila ada kekurangan, maka pelamar bisa secepatnya memberbaiki atau menambah kekurangan tersebut.
Dan tentu semua persyaratan gratis. Kecuali materai dan foto yang langsung dibawa sendiri oleh calon pelamar.
Nah, seperti tahun yang sudah-sudah, maka setiap penerimaan CPNS, selalu ada peluang untuk melakukan praktik percaloan.
Dan itu sudah berlangsung dari tahun ke tahun, seakan sudah menjadi ritual rekrutmen calon abdin negara dan abdi masyarakat tersebut.
Peluang calo tetap memungkinkan, apalagi melihat minat masyarakat untuk menjadi pegawai negeri sangat tinggi. Itu terlihat dari pembuatan kartu kuning sebagai salah satu persyaratan.
Sebagaimana dikatakan Lensus, pihaknya tidak akan memberi peluang percaloan tersebut, termasuk terhadap oknum pegawainya.
Bila netralitas itu bisa terjaga, maka autput-nya juga akan baik. Kita sebagai warga tentu berharap, kedepan dapat terjaring calon pegawai yang betul-betul profesional dan ahli di bidangnya masing-masing, tentu dengan kualifikasi pendidikan yang sesuai kebutuhan.
Dengan demikian, maka praktik percalonan tidak akan mendapat tempat, baik di masyarakat maupun lembaga atau instansi pemerintah yang punya hajat rekrutmen tersebut.
Kita betul-betul berharap kedepan jangan ada lagi orang yang menawarkan jasa atau mengiming-imingkan kelulusan kepada calon pelamar. Sebab selain bertentangan dengan semangat reformasi—anti kolusi, juga akan menjadikan lembaga pemerintahan tidak profesional.
Sebab yang lulus lewat praktik percaloan dijamin pasti tidak profesional. Orang yang hanya mengejar status dan tidak punya keahlian tertentu sesuai kebutuhan.
Itulah yang menjadi penyakit mengapa pemerintah kita selama ini lamban menjabar agenda reformasi maupun kebijakan lainnya, karena itu tadi, sumber daya manusia pas-pasan. Mengapa bisa pas-pasan, karena masuk lewat calo.
Kedepan jangan ada lagi penerimaan dibawah bayang-bayang praktik percaloan tersebut. Semoga!

0 komentar: