BERPEGANGLAH PADA DIDIKAN, JANGANLAH MELEPASKANNYA, PELIHARALAH DIA, KARENA DIALAH HIDUPMU...Amsal 4:13

Tuesday, May 26, 2009

Dayak di Dunia Maya

Oleh TY

Pekan Gawai Dayak (PGD), memang sudah masuk kalendar pariwisata Kalimantan Barat. Pelaksanaannya pun rutin setiap tahun, setiap tanggal 20 Mei.
Bagi masyarakat Dayak sendiri PGD bukan barang asing lagi, tapi sudah menjadi tradisi.
Ada yang lain, kalau PGD sempat tidak dilaksanakan. Itu maklum saja, sebab PGD 2009 ini merupakan gawe yang ke-XXIV. Artinya, gawe syukuran pesta panen padi itu sudah 24kali dilaksanakan secara terorganisir.

Sebelumnya, tradisi gawe atau gawai syukuran atas panen padi yang melimpah dilaksanakan berdasarkan tiap-tiap sub suku Dayak. Agar pelaksanaanya bermanfaat baik dari segi pelaksanaan maupun tradisi yang bisa dipelajari dan diwariskan ke anak cucu, maka gawe itu modernisasikan dengan tidak menghilangkan makna dan metode pelaksanaanya, dan tempatnya di pusatkan di Kota Pontianak—sebagai ibukota Provinsi Kalbar.
Tujuannya memang baik. Selain dijadikan asset budaya yang dapat dijual ke tingkat nasional maupun mancanegara, juga sebagai ajang untuk meningkatkan kreativitas generasi muda Dayak yang setiap tahunnya semakin banyak tinggal di Kota.
Karena jauh dari rumpun budaya aslinya, sebagai masyarakat urban yang tinggal di kota, mereka dituntut mamahami adat budayanya.
Dari pelaksanaan PGD dari tahun ke tahun rasanya itu-itu saja yang bisa dilaksanakan. Seperti upacara adat yang digilir menurut sanggar atau sub suku, display budaya, berbagai permaiann rakyat, memahat, melukis, stand yang menjaul berbagai pernak-pernik Dayak dan yang lebih bergengsi perebutan predikat Bujang dan Dara Gawai.
Kita mencatat, sejak awal digelar hingga hari ini, tidak ada hal baru yang bisa ditampilkan di ajang PGD tersebut.
Adalah tanggung jawab kita bersama, bagaimana supaya PGD kedepan lebih berkualitas dan bisa dijual ke luar. Kalau masih itu-itu saja yang diandalkan, rasanya agak sulit menarik minat orang luar, apalagi turis mancanegara.
Apalagi dari tahun ke tahun pelaksanaan PGD selalu minim promosi. Tidak ada upaya promosi lewat internet, website atau minimal weblog yang gratis itu.
Cara-cara promosi yang dilakukan masih konvensional saja, ya sebatas konferensi pers dengan mengandalkan media local. Dan hasilnya jauh dari target yang diharapkan.
Begitu pula dengan peran Bujang dan Dara Gawai yang bertitel sebagai Duta Budaya Dayak. Sejauh ini mereka belum bisa berbicara banyak di pentas nasional, apalagi mancanegara, rasanya masih sangat jauh.
Kedepan, kita berharap agar gawe PGD itu betul-betul mempunyai daya magnit bagi para pelancong, terutama mancanegara. Untuk bisa sampai ke sana, tak ada pilihan harus gencar melakukan promosi baik di dunia maya yang trend pemakainya makin tinggi dari hari ke hari oleh masyarakat di belahan dunia ini.
Karenanya Sekberkesda sebagai event organizer PGD harus punya inisiatif membuat website atau minimal weblog khusus mempromosikan gawai Dayak tersebut ke seluruh dunia.
Harapannya, kedepan mungkin ada cara lain bagi panitia untuk mencari dana, tidak hanya sekedar mengedarkan dan menunggu proposal masuk. Tapi ada tanggapan atau minat dari manusia lain di muka bumi ini yang sanggup membuat gawai Dayak atau PGD itu lebih semarak lagi, tentu dengan dana yang lebih besar yang berasal dari luar.
Apalagi sekarang pelaksanaan PGD sudah masuk kalendar pariwisata Kalbar, dan pelaksanaanya tetap setiap tahunnya yakni tanggal 20 Mei. Nah, kita semua berharap agar PGD itu kelak tidak lagi hanya sekedar kegiatan serimoni belaka, tapi bagaimana bisa bermanfaat baik dari segi ekonomi maupun pemasukan devisa bagi Negara, utamanya bagi daerah kita ini. Semoga!

0 komentar: