BERPEGANGLAH PADA DIDIKAN, JANGANLAH MELEPASKANNYA, PELIHARALAH DIA, KARENA DIALAH HIDUPMU...Amsal 4:13

Friday, April 24, 2009

Isu Kebocoran Soal UN


Oleh TY

Secara umum pelaksanaan ujian nasional (UN) hari pertama di Kalbar berjalan aman dan lancar. Namun di tengah khusuknya para siswa mengikuti UN tersebut, berembus kabar tak sedap. Merebak isu kebocoran soal.

Padahal sehari sebelumnya, Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Provinsi Kalbar, Alexius Akim, telah menjamin naskah dan lembar jawaban UN kali ini tidak akan bocor. Sebab selain pengamanan ketat yang melibatkan Kepolisian dalam distribusinya, juga ada pengawas independen yang melibatkan Perguruan Tinggi, dalam hal ini para dosen dari Universitas Tanjungpura (Untan) Pontianak.
Keterlibatan pihak Perguruan Tinggi dan Kepolisian sejak awal dimaksudkan agar pelaksanaan UN kali ini benar-benar berkualitas. Sebab belajar dari pengalaman yang sudah-sudah, bahwa setiap pelaksanaan UN selalu saja diwarnai berbagai macam kecurangan, sehingga kualitasnya rendah.
Mulai dari kebocoran soal hingga ditemukannya siswa yang mengunakan contekan. Terkesan siswa menggunakan berbagai cara agar bisa lulus. Sebab dari tahun ke tahun UN adalah momok yang menakutkan bagi para siswa.
Sebetulnya, dalam menghadapi UN ini tidak ada yang perlu ditakutkan, asal siswa betul-betul mempersiapkan diri. Sebab soal yang diujikan juga tidak terlalu mengalami perubahan setiap tahunnya.
Artinya, bila ingin berhasil dalam mengikuti UN, tak ada jalan lain, para siswa harus mempersiapkan diri sebaik mungkin. Perlu ketenangan, jangan gugup dan menganggap beban UN.
Lagi pula, dalam menghadapi UN tersebut, setiap sekolah sudah membuat tip-tip khusus bagi para siswanya. Termasuk memberikan mereka pelajaran tambahan.
Namun demikian, para siswa dalam menghadapi UN ini masih saja tidak punya rasa percaya diri yang tinggi. Mereka sangsi dengan kemampuan mereka; apakah bisa melewati syarat kelulusan nasional minimal 5,50 untuk enam mata pelajaran yang diujikan itu, atau malah tidak berhasil sama sekali.
Mereka menilai syarat minimal itu masih terasa tinggi. Maka tak heran berbagai cara masih ditempuh, termasuk upaya mendapatkan soal.
Di satu sisi, itu merupakan peluang bisnis bagi oknum-oknum tertentu. Namun disisi lain, dalam kondisi yang sempit sekalipun, para siswa bahkan orangtua butuh dengan soal itu. Tak heran isu kebocoran soal justru merebak di hari pertama pelaksanaan UN ini.
Isunya, untuk satu mata pelajaran dipatok dengan harga Rp6 juta. Dan angka itu bagi orang tertentu memang tinggi, tapi bagi yang butuh soal, uang Rp6 tidaklah ada artinya. Prinsip yang penting dapat soal.
Tapi kebocoran soal yang berhembus kencang di masyarakat tersebut hingga kini juga belum bisa dibuktikan. Namanya juga isu, bisa benar bisa angin lalu saja.
Namun sebagai bangsa, kita harus memerangi berbagai praktik kotor tersebut, apalagi praktik kotor itu justru dipraktikan kepada para siswa yang notabene calon pemimpin di masa depan. Nah, mudah-mudah itu hanya isu belaka. Sebab bila isu itu benar, rasanya tidaklah elok kita melaksanakan UN dengan standar tertentu itu.

0 komentar: