BERPEGANGLAH PADA DIDIKAN, JANGANLAH MELEPASKANNYA, PELIHARALAH DIA, KARENA DIALAH HIDUPMU...Amsal 4:13

Monday, January 5, 2009

Solidaritas untuk Palestina


Oleh Tanto Yakobus

Negara manapun di luar Israel dan Amerika Serikat, pasti mengutuk agresi militer Israel di Jalur Gaza. Termasuk Australia yang selama ini menjadi ”tangan kanan” Amerika di wilayah Asia Pasifik. Mereka juga turut mengutuk tindakan biadab Israel dan tidak berperikemanusiaan itu.

Selama dasawarsa ini, apa pun tindakan yang dilakukan Israel, Amerika tidak bisa berbuat apa-apa. Apalagi menghentikan, mencegah saja tidak bisa. Bahkan mereka justru membenarkan apapun bentuk invasi yang dilakukan Israel baik terhadap negara-negara Arab umumnya dan Palestina khususnya.
Dengan dalih memerangi kelompok Hamas yang selama ini dianggap ”pengacau” keamanan Israel, justru rakyat sipil yang tidak berdosa menjadi korban roket-roket dan mortir dari senjata mematikan Israel.
Sudah lebih sepekan ini tentara Israel mengempur Jalur Gaza. Bahkan hari-hari terakhir ini Infanteri dan tank-tank militer Israel mulai masuk ke wilayah bekas pemukiman Yahudi di Gaza City, kota yang dikenal memiliki penduduk paling padat di kawasan Jalur Gaza. Israel sengaja mengempur wilayah padat penduduk itu, karena diyakinan tempat gerilyawan Hamas bersembunyi dan meluncurkan roket dan mortir ke arah Israel.
Bila tidakan itu tidak dihentikan, kita semakin khawatir berapa lagi rakyat sipil yang jadi korban? Sejak pekan lalu, serangan Israel sudah menewaskan 485 orang dan 80 diantaranya anak-anak. Sedangkan korban luka-luka mencapai 2.500 orang, termasuk tentara Hamas. Sementara di pihak Israel hanya tiga warga sipil dan satu tentara tewas, serta 30 orang lainnya terluka.
Kutukan terhadap Israel pun deras mengalir dari berbagai negara, termasuk Indonesia yang mendesak Dewan Keamanan PBB mengeluarkan resolusi untuk Israel. Sikap Indonesia jelas, selain mendesak PBB, juga mengirim bantuan kemanusiaan dan obat-obatan ke Palestina lewat Mesir.
Selain sikap resmi pemerintah, banyak organisasi kemasyarakat yang membut posko solidaritas untuk Palestina. Posko itu bisa kita lihat di perempatan lampu merah, dimana sejumlah pemuda dan pemudi mengenakan sal atau ikat kepala bertulisakan solidaritas untuk Palestina.
Ada juga spanduk dan famflet-famflet berisi himbauan agar masyarakat menyisihkan sedikit rezekinya lewat organisasi tertentu. Tentu tujuannya sangat mulia, menolong sesama. Kita juga mendukung misi-misi kemanusiaan seperti itu. Sebab kita tahu rakyat Palestina yang menjadi korban selain kehilangan harta benda, mereka juga butuh pertolongan, mereka butuh makanan, pakaian dan yang paling penting perawatan.
Sebab ribuan orang yang terluka itu jelas tidak bisa cepat tertangani oleh petugas medis di sana. Jadi sebaiknya organisasi yang menggalang bantuan untuk Palestina, mereka juga harus berpikir bagaimana mengirimkan tenaga-tenaga medis. Kita tidak perlu mengirim pejuang untuk melawan senjata canggih, tapi jauh lebih mulia kalau kita mengirim obat dan tenaga medis yang mungkin bisa menyelamatkan nyawa-nyawa yang kini sekarat itu.
Mereka butuh pertolongan sesegera mungkin. Karenanya, tidaklah cukup kalau kita hanya teriak-teriak dan mengutuk kekejaman Zionis itu di jalanan saja, tapi bagaimana kita bisa menjalankan misi kemanusiaan itu. Bagaimana kita bisa bertindak cepat menyelamatkan jiwa-jiwa yang sekarat itu. Jangan memandang suku, agama dan aliran tertentu. Karena itu tugas kemanusiaan, tugas kita bersama.

0 komentar: