BERPEGANGLAH PADA DIDIKAN, JANGANLAH MELEPASKANNYA, PELIHARALAH DIA, KARENA DIALAH HIDUPMU...Amsal 4:13

Monday, December 22, 2008

Serangan Darat dan Udara


Oleh Tanto Yakobus

Istilah serangan darat dan udara lazim kita dengar di kalangan militer. Mereka biasa menggunakan istilah tersebut dalam medan pertempuran. Serangan darat terutama oleh infantri, kaveleri, artileri yang didukung alat-alat berat macam tank dan sebagainya.

Sedangkan serangan udara, jelas mengandalkan pesawat-pesawat tempur nan canggih yang dilengkapi anti radar dan anti bom. Dua arah serangan ini sangat ampuh dalam melumpuhkan dan mengalahkan lawan (musuh) di medan perang.
Menjelang pemilu 9 April 2009, dua istilah tersebut juga dipakai kalangan partai politik. Mereka sengaja menggunakan istilah militer tersebut dalam mencapai sasaran dan target yang diinginkan.
Apakah istilah tersebut dipakai, karena rata-rata petinggi partai politik di negeri ini purnawirawan? Atau memang sengaja menggunakan istilah tersebut karena medan pertempurannya sama rumitnya dengan medan pertempuran sesungguhnya di dunia militer?
Fungsionaris partai dan para caleg harus keluar masuk kampung, bahkan rela berjalan kaki puluhan kilometer menemui kontituennya. Mereka tidak mengenal siang dan malam untuk terus melakukan sosialisasi kepada kontituennya.
Karena beratnya ’medan politik’ yang harus ditempuh baik secara fisik (keluar masuk kampung) maupun opini (kampanye positif dan negatif), memaksa para petinggi partai menempuh cara-cara yang lazim digunakan kalangan militer.
Bentuk serangan darat ala partai itu adalah sosialisasi lewat bendera partai, spanduk, baliho, poster, stiker dan famflet-famflet yang bertebaran di mana-mana. Terutama di daerah yang strategis, tempat keramaian dan perempatan lampu merah. Dan hampir setiap kampung sekarang sudah berhiaskan baliho dan spanduk partai maupun caleg.
Baliho dan spanduk tersebut selain memuat lambang dan nomor urut partai, juga terpajang foto caleg yang dilengkapi dengan tulisan tertentu bernada himbauan maupun ajakan dari partai maupun caleg. Umumnya tulisan itu singkat dan lucu-lucu. Entahlah apakah masyarakat paham dengan tulisan tersebut.
Sedangkan serangan udara, bisa dalam bentuk iklan di televisi, radio, SMS, telegram maupun surat kabar dan majalah. Serangan udara ini agak mahal biayanya, maka tak heran hanya partai-partai tertentu saja yang sanggup melakukan serangan udara itu.
Kasarnya, hanya partai mapan dan berduitlah yang sanggup melakukannya. Mereka rela merokohkan koceh miliaran rupiah membuat iklan promosi di media elektronik maupun cetak. Sedangkan bagi partai baru dan keuangan pas-pasan, mereka hanya berharap sosialisasi para calegnya saja. Selebihnya, pasrah sembari menunggu hasil akhir pemilu 9 April 2009 mendatang.
Serangan udara, senjata paling ampuh dan cepat mempengaruhi masyarakat pemirsa. Bila menyaksikan iklan partai tertentu di televisi, seketika opini terbentuk di benah masing-masing. Ada yang langsung merespon dan ada pula yang pura-pura menikmati iklan tersebut.
Beruntunglah partai yang mampu memaksimalkan serangan udara ini, sebab pengaruhnya langsung dirasakan publik. Beberapa lembaga survei membuktikan, poluraritas tokoh maupun partai signifikan dibentuk lewat iklan yang dibuatnya, termasuk seberapa sering iklan tersebut ditayangkan di media elektronik maupun cetak. Nah, siapa yang pandai memaksimalkan serangan darat maupun udara ini, dialah yang menjadi pemenang pada pemilu 2009 mendatang.

1 komentar:

Anonymous said...

Yang paling penting bagi pengundi Dayak ialah politician yang mementingkan hak Dayak disegi tanah, adat, budaya, pendidikan dan hak-hak lain Dayak sebagai penduduk asal Kalimantan.
Saya berharap Tanto subscribe kepada isu tersebut.