BERPEGANGLAH PADA DIDIKAN, JANGANLAH MELEPASKANNYA, PELIHARALAH DIA, KARENA DIALAH HIDUPMU...Amsal 4:13

Monday, May 26, 2008

Gubernur Buka Pekan Gawai Dayak

Jangan Jadi Bangsa yang Manja


GUBERNUR Kalimantan Barat, Drs Cornelis, MH meminta rencana kenaikan harga BBM oleh pemerintah seiring tingginya harga minyak mentah di pasar dunia tidak selalu diikuti aksi unjuk rasa.
"Jangan jadi bangsa yang manja. Baru naik sedikit saja (harga BBM) sudah berdemo," kata Cornelis di pembukaan Pekan Gawai Dayak ke-XXII di Rumah Betang Pontianak, Selasa, (20/5) siang.

Menurut dia, pemerintah akan kesulitan membiayai pembangunan kalau harga BBM tidak disesuaikan. "Untuk mengharapkan pajak saja pemerintah kesulitan karena nilainya masih kecil," kata Cornelis.
Ia mengatakan, dibanding negara lain, harga BBM di Indonesia termasuk murah. Ia mencontohkan di Malaysia harga premium per liter mencapai Rp15 ribu. Di beberapa negara Eropa bahkan harga per liternya Rp 25 ribu.
Cornelis juga mengimbau masyarakat melakukan penghematan pemakaian BBM seperti tidak menggunakan sepeda motor untuk jarak tempuh yang dekat. "Kalau mandi ke sungai, jangan pakai motor. Berjalan saja," kata Cornelis dalam bahasa daerah.
Sebagian masyarakat Kalbar terutama di daerah bukan perkotaan masih mengandalkan sungai untuk aktivitas sehari-hari seperti mandi, cuci dan kakus. "Kecuali kalau sungainya jauh, sepuluh kilometer," kata mantan Bupati Landak itu.
Sementara untuk ketahanan pangan, ia mengharapkan masyarakat tidak malu dengan profesi sebagai petani. "Menjadi petani bukan pekerja hina, justru mulia. Tanpa petani, kita tidak akan makan nasi," katanya.
Masa tanam padi khususnya untuk masyarakat Dayak yang umumnya hanya satu kali setahun, perlu ditingkatkan menjadi dua kali. Keluarga petani yang membiarkan lahannya terlantar juga harus menanam kembali. "Ini untuk memenuhi kebutuhan pangan karena negara-negara pengekspor sudah menaikkan harga beras," kata Cornelis.
Wakil Ketua DPRD Kalbar, Arya Tanjungpura juga mengingatkan warga yang merayakan Gawai untuk tidak menimbulkan kesan pesta-pora. "Negara sedang dalam keadaan susah. Jangan sampai ada kesan seperti itu," kata Arya Tanjungpura.
Bagi masyarakat Dayak, Gawai menjadi sarana untuk mewujudkan rasa syukur ke pencipta atas hasil yang diperoleh saat musim tanam padi.
Ketua Dewan Adat Dayak (DAD) Kalbar, Thadeus Yus mengatakan, padi erat kaitannya dengan religiusitas masyarakat Dayak. "Kehancuran alam akan menjadi faktor serius yang mengancam kelangsungan kehidupan sosial masyarakat Dayak," kata Thadeus Yus
Pekan Gawai Dayak (PGD) Kalimantan Barat XXII yang diselenggarakan 20-24 Mei 2008 di Rumah Betang dan dibuka secara resmi Gubernur Kalimantan Barat Drs. Cornelis, MH.
PGD ini lahir seiring dengan Hari Kebangkitan Nasional, 20 Mei 1986. Gawai ini sendiri merupakan pesta panen padi bagi masyarakat Dayak dan telah ditetapkan Gubernur Kadarusno pada tahun 1976 melalui SK pada tahun 1976 dan SK tersebut adalah untuk menyatukan keberanekaragam gawai yang ada di Kalbar ini.
Berbagai adat budaya tradisional yang merupakan warisan leluhur nenek moyang akan disajikan, seperti Balenggang atau Bari’, Nyangahat’t Balale, Nyumpit dan lain sebagainya, dengan harapan seni dan budaya yang belum tergali secara maksimal dapat dikenal secara luas oleh masyarakat Kalbar.
Seni dan budaya yang hidup dan berkembang di masyarakat Dayak merupakan sumber daya tarik wisata dan modal yang besar, artinya bagi pengembangan kepariwisataan. Untuk itu, perlu diupayakan agar seni dan budaya Dayak yang selama ini hanya dikenal pada kalangan tertentu dapat ditampilkan dalam acara khusus sehingga masyarakat luas dapat menikmatinya.
Ketua panitia Drs. Paulus Lukas Denggol mengatakan PGD Kalbar yang sudah menjadi event tetap kalender Pariwisata Nasional ini merupakan sarana untuk mengembangkan seni dan budaya Dayak sehingga menjadi atraksi yang memikat dan dapat dinikmati oleh wisatawan nusantara maupun mancanegara.
Dengan demikian menurutnya, seni budaya Dayak diharapkan dapat terus berkembang sehingga mampu meningkatkan pendapatan daerah, pendapatan masyarakat dan peluang usaha.
Dalam sambutan singkatnya Ketua DAD Kalbar, Thadeus Yus mengatakan tujuan dilaksanakannya PGD ini untuk memperkuat sendi-sendi kehidupan budaya daerah dalam memperkaya kebudayaan nasional, menyukseskan program pemerintah dalam bidang kebudayaan seni dan budaya pariwisata,
Selain itu menurutnya, untuk menjaga kemurnian nilai-nilai kearifan budaya Dayak dari pengaruh budaya asing sebagai akibat konsekuensi logis dari arus globalisasi dan modernisasi dan mewujudkan visi misi Dayak bersatu, Dayak maju dan Dayak sejahtera sebagaimana yang sudah diamanahkan dalam Musyawarah Nasional II DAD Se-Kalimantan.
PGD tahun ini terlihat meriah. Dimana sebanyak tiga puluh delapan sanggar ikut ambil bagian. Mereka akan melibatkan diri dalam berbagai macam perlombaan. Mulai dari melukis perisai, menyumpit, memasak tradisional dan lain sebagainya.
Pembukaan PGDXXII dihadiri Kapolda Kalbar R. Nata Kesuma, Kadis Pariwisata dan Kebudayaan Rihat Natsir Silalahi, Bupati Landak Andrianus Asia Sidot, Sekda Kab. Sanggau F. Andeng Suseno, Walikota Pontianak Buchary Abdurrachman, Ketua TP PKK Kota Pontianak Sri Astuti Buchary, Wakil Ketua DPRD Kota Pontianak Hartono Azas, Ketua Bhakti Suci Lindra Lie, MABM, IKBM, MABT.□ Naskah dan Foto: Lukas B Wijanarko/Borneo Tribune

1 komentar:

diriku adanya said...

Buseeeettttt deh....
BBM naik kok malah dukung se Bapak kita satu ini, Huh.....
Ndak ingat kmarin di dukung Partai PDI-P, yang notabene menolak knaikan BBM bo.... mana pak baju merah lagi...Huh dia sudah memposisikan dirinya sebagai Penjabat daerah yang terkondisikan ya..Wah...Wah...ini se tidak berpihak pada 'Wong cilik' Tp Wong Gedhe' Cape deh gue...