BERPEGANGLAH PADA DIDIKAN, JANGANLAH MELEPASKANNYA, PELIHARALAH DIA, KARENA DIALAH HIDUPMU...Amsal 4:13

Thursday, April 3, 2008

Tenun Ikat Dayak Sudah Langka


KITA mengenal begitu banyak ragam tenun di Indonesia, namun ada kain tenun yang sudah mulai langka di temukan di nusantara ini. Adalah kain tenun ikat dari Suku Dayak di Kalimantan (Borneo), kain tenun ikat tersebut, termasuk tenun yang paling indah
di dunia. Saking indahnya, kain tenun ikat Dayak banyak digemari masyarakat manca negara. Namun sayang belum ada yang mengelola pasar potensial tersebut, akibatnya, kini beradaannya semakin langka.

Di Kalimantan Barat (West Borneo) saja misalnya, kain tenun ikat Dayak hanya ditemukan di Kabupaten Sintang dan Kapuas Hulu lagi. Padahal dulunya kain tenun ikat Dayak ini hampir dikenal masyarakat di seluruh Kalbar.
Untuk mengobati rasa penasaran, Anda boleh berkunjung ke arena Nusantara Expo 2008 yang dipusatkan di Pontianak Convention Centre (PCC). Pameran yang berlangsung dari tanggal 2 hingga 6 April 2008 tersebut menampilkan berbagai hasil kerajinan dari usaha kecil menangah (UKM) di Nusantara ini.
Endang SSN, dari PT Prima Cipta Mandiri, selalu EO pameran mengatakan pameran nasional produksi dalam negeri dan gelar produksi UKM Provinsi Kalbar ini bukan saja berkeinginan untuk memperluas pasar bagi produksi unggulan daerah, tapi juga ingin menunjukkan kepada masyarakat luas, ternyata banyak hasil produk kita yang mulai langka, termasuk kain tenun ikat Dayak. Dan itu perlu dilestarikan, katanya.
Pada masa lalu, usai berladang, kala santai, menenun menjadi salah satu kegiatan yang dapat membunuh rasa bosan serta menghasilkan uang. Sehingga, banyak kaum wanita Dayak yang melakukannya. Mereka juga belajar secara autodidak.
Sama dengan alat tenun pada umumnya. Suku Dayak menggunakan gedok sebagai sarana mereka untuk menenun. Satu bulan merupakan waktu yang biasanya mereka butuhkan untuk menyelesaikan selembar kain tenun. Namun, jika dilakukan secara insentif, cukup hanya dua minggu.
Seperti kain tenun lainnya, tenun ikat Dayak butuh waktu pengerjaan yang cukup lama. Mulai pemintalan benang pewarnaan, memasukkannya satu per satu ke alat yang dinamakan gedo, sampai dengan pencipta motif.
Namun, proses panjang tesebut membuahkan hasil yang memuaskan pula. Tenun ikat suku Dayak mampu menembus pasar Eropa. Harga yang terbilang cukup murah, sekitar Rp.750.000 semakin memanjakan penggemarnya. Tapi sangat disayangkan, keberadaannya kini kian langka. Agar tetap ada, tugas wanita muda Dayaklah untuk mempertahankan tenun ikat Dayak tersebut agar tetap ada.□

1 komentar:

infogue said...

Artikel di blog Anda sangat menarik dan berguna sekali. Anda bisa lebih mempopulerkannya lagi di infoGue.com dan promosikan Artikel Anda menjadi topik yang terbaik bagi semua pembaca di seluruh Indonesia. Tersedia plugin / widget kirim artikel & vote yang ter-integrasi dengan instalasi mudah & singkat. Salam Blogger!

http://www.infogue.com
http://www.infogue.com/bisnis_keuangan/tenun_ikat_dayak_sudah_langka/