BERPEGANGLAH PADA DIDIKAN, JANGANLAH MELEPASKANNYA, PELIHARALAH DIA, KARENA DIALAH HIDUPMU...Amsal 4:13

Tuesday, March 25, 2008

Heboh Bunga Wijayakusuma


PUKUL 20.00 WIB, Senin (24/3) tadi malam, hand phone ku berdering dengan rington khusus. Karena rington khsusu, tentunya itu panggilan dari istriku, Indri Handayani. Setelah ku angkat, istriku mengabarkan, bunga wijayakusuma di halaman rumah kami sedang mekar.

“Pah, gimana cara pakai kameranya, mama mau foto bunga wijayakusuma yang sedang mekar,” tanyanya kebingungan menggunakan kamera digital yang kebetulan malam itu ketinggalan di rumah.
Dari kantor aku mengarahkan bagaimana cara mengoperasikan kamera digital dimaksud. Mulai dari on, fokus hingga cara men-jepretnya. Namun karena dasar gaptek (gagap teknologi) istriku tetap tak bisa mengoperasikan kamera tersebut.
Lagi-lagi dia mengontak HP ku, bahwa dia tak bisa menggunakan kamera digital. Dari seberang aku katakan, “gak usah dipaksakan nanti justru rusak, tunggu aja deh papa pulang fotokan,” kataku singkat.
Pukul 23.00 pekerjaan rutinku editing berita atau naskah wartawan rampung. Setelah over ke bagian pracetak untuk layout, aku pun pulang.
Tiba di rumah pukul 23.30, aku lihat bunga wijayakusuma dalam pot di halaman rumah kami sedang mekar dengan indahnya. Sepertinya dia mengeluarkan seluruh kelopaknya untuk disaksikan sang malam.
Barang kali bunga ini malu, maka dia hanya mekar di malam hari. Bila siang bunganya akan kuncup kembali dan mungkin layu seterusnya gugur.
Momen cantik mekarnya bunga wijayakusuma sungguh menggemparkan tetangga kiri kanan rumah ku di Jalan Danau Sentaraum, Kompleks Sentarum Sejahtera 3 Blog I No. 24-26.
Aku pun malam itu mengambil gambar bunga yang sedang mekar itu dengan kamera digitalku. Berbagai posisi aku jepret. Hasilnya, seperti yang aku pajangkan dalam blogku ini.
Kegemparan warga terhadap bunga yang konon dekat dengan lingkungan kerajaan itu berlanjut hingga pagi harinya. Kebetulan bukan hanya bunga wijayakusuma yang ditanam istriku saja yang memekarkan kembangnya, tapi tetangga depan rumahku yang juga mengkoleksi bunga wijaya kusuma, juga memekarkan kembangnya sebanyak empat buah. Sedangkan di pot milik istriku hanya mekar dua buah.
Para ibu-ibu yang kebetulan mengantarkan anaknya sekolah, pada ngerumpi membicarakan mekar bunga wijayakusuma di halaman rumahku maupun teras depan tetanggaku itu.
Sang pemiliknya, Ny Ibrahim mengatakan, sebetulnya bunga wijaya kusuma ini ada dua jenis, tapi yang miliknya hanya warna putih sama dengan punya istriku. “Jenis lainnya warna merah, itu yang langka,” ujarnya kepada ibu-ibu yang mengerumuni bunga wijayakusuma yang bikin heboh itu.
Saking senangnya, istriku menjadikan mekar bunga wijayakusuma tersebut sebagai properties komputer anaku di rumah kami. Itulah cerita heboh mekar bunga wijayakusuma tadi malam. Ternyata bukan sekadar mitos, tapi nyata adanya.□

3 komentar:

Vina Revi said...

aku malah lebih tertarik baca cerita sang istri yang heboh nanya2 soal gmn cara make digicam-nya, Mas! hehe ...

tapi btw, soal bunga wijayakusumanya juga OK, kok! hmm, coba disini bisa ditanam juga, ya? :)

Tanto Yakobus said...

ya vina, emang lebih menarik kalo melihat orang yang gaptek. makanya aku ajarkan ampe malam tuh, sekalian ajarkan yang laen juga, hehehehe

beni said...

mantap fotonya om....
aku punya video proses bunga wijaya kusuma mekar. bisa dilihat di : http://www.madebeni.com/2009/11/video-wijaya-kusuma-mekar-queen-of_30.html

ntar kasi komentar apa yang kurang dari video yang saya buat ya om...
makasi.