BERPEGANGLAH PADA DIDIKAN, JANGANLAH MELEPASKANNYA, PELIHARALAH DIA, KARENA DIALAH HIDUPMU...Amsal 4:13

Thursday, February 21, 2008

Rebung Tengkuyung


Oleh Tanto Yakobus

REBUNG Tengkuyung. Bagi orang kampung macam saya, dari dengar namanya saja sudah pasti paham apa bendanya. Tapi bagi Anda, terutama di luar Kalimantan, mungkin kata rebung tengkuyung itu benda asing.

Sebetulnya rebung dan tengkuyung adalah dua benda yang berbeda bahkan tidak ada hubungannya sama sekali. Yang satu hidup di darat dan yang satunya lagi hidup di air. Perbedaan lain, yang satu tumbuhan dan yang satunya lagi mahluk yang hidup di air.

Rebung adalah tunas atau anakan bambu. Kalau di kampaungku, rebung biasa diambil untuk sayur. Bahkan bila diolah, rebung bisa disimpan lama bahkan bertahun-tahun. Tentu bila ingin menyimpannya lebih lama, maka rebung muda atau pucuk bambu yang masih menyerupai umbut itu harus dicuci terlebih dahulu, lalau diiris sesuai kebutuhan atau bisa juga tidak diiris, lalu direbus hingga warnanya berubah. Setelah itu dikeringkan dan dijemur hingga betul-betul kering.
Bila sudah kering, biasanya di kampung di simpan untuk persiapan menunggal ladang atau pesta lainnya. Rebung kering ini lebih enak bila disajikan sebagai bahan campuran lauk dengan masakan lodeh atau santan.
Sedang kan bila rebung segar, tenkuyung atau siput sungai ini adalah teman akrabnya. Biasanya ibu-ibu dikampung mencampurkan rebung, tengkuyung dan daun melinjo muda dan dimasak santan. Alamak, itu makanan kesukaanku. Itu masakah tradisional yang selalu aku minta ketika pulang kampung.
Bila dicampur dengan tengkuyung yang masih bercangkang, rebung yang biasanya pahit berubah menjadi manis rasanya, ditambah lagi wangsian khas daun melinjo hutan. Apalagi kalau dimakan siang hari di tengah hutan atau ladang, uh enak banget.
Sedangkan tengkuyung adalah adalah sejenis siput yang banyak ditemukan di sungai-sungai di Kalimantan. Hampir setiap sungai ada tengkuyungnya. Sama halnya dengan siput atau kerang di laut. Tengkuyung juga ada beberapa macam. Ada yang bentuknya panjang seperti gambar ini, tapi ada pula yang bentuknya bulat seperti keong.
Bila rebung dijadikan sayur, maka tengkuyung adalah lauknya. Selain sebagai campuran “bumbu” rebung sekaligus lauk, daging tengkuyung bisa diolah menjadi beberapa macam masakan. Termasuk bisa digoreng atau disambal.
Bagi orang kampung, tengkuyung adalah lauk murah meriah. Murah karena hampir tidak ada harganya, meriah, karena tengkuyung mudah dicari. Asal betah turun ke sungai aja, pasti dapat tengkuyung.

RABU (6/2) pekan lalu, saya bersama enam rekan dari kantor pergi ke Kabupaten Landak dan Sanggau. Memang selain ada keperluan kantor, tujuan kami juga sekaligus rekreasi. Kebetulan keesokan (Kamis, 7/2) adalah Tahun Baru Cina 2559 Imlek. Koran tidak terbit. Mengisi waktu, rekan-rekan ngajak ke Landak jumpa Bupati Landak, Adrianus Asia sekaligus imlek ke Bupati Sanggau, Yansen Akun Effendi.
Dengan menggunakan mobil kantor, kami pun berangkat menuju daerah timur Kalbar. Usai berurusan di Landak, kami lanjutkan perjalanan ke Sanggau dan nginap di Vila Jerusalem milik seorang teman di Sanggau.
Suasana bukit di vila cukup membuat otak segar, maklum selama ini bergulat dengan berita dan koran, hehehe orang koran ceritanya.
Pas hari imlek, kami bertamu dengan Bupati Sanggau, pak Akun—yang juga keturunan Tionghoa yang terpilih menjadi bupati Sanggau oleh anggota DPRD Sanggau tahun 2003 silam.
Puas imlekan dan berbasa-basi sebentar, kami pun pamit dan menuju Ngabang Kabupaten Landak selanjutkan ke Pontianak.
Nah, dalam perjalanan ke Pontianak ketika melintasi gunung Sehak—yang jalurnya berkelak-kelok bagai ular itu hampir di sepanjang bukit menuju arag Pontianak berderet pondok-pondok kecil untuk penduduk setempat berjualan sayur-sayur alami.
Benar, semuanya produk alam lho, jadi jangan khawatir ada bahan kimianya. Semua dihasilkan oleh alam. Itu juga yang menjadi pedoman orang Dayak mengapa mereka tidak bisa jauh dari alam, sebab hampir semua kehidupan mereka tergantung alam. Tak heran mereka sangat arif menjaga alam.
Tapi belakangan juga mereka tersingkir oleh perusahaan dan transmigrasi yang masuk besar-besaran ke Kalimantan termasuk Kalbar—kehadiran mereka turut memusnahkan alam yang indah dan menyediakan semua keperluan masyarakat adat tersebut.
Dan sekarang pun kita bisa merasakan ketika alam murka dengan mengirim berbagai bencana bagi kita.

NAH salahsatu sayuran alam yang mereka pajangkan di pondok-pondok kecil pinggir jalan tersebut adalah rebung dan tengkuyung tadi.
Melihat itu, aku pun teringat dengan ibuku di kampung yang kerap memasakan rebung dan tengkuyung buatku. Maka langsung saja aku pesan rebung dan tengkuyung. Oh ternyata harganya cukup murah, 3 kg harganya hanya Rp5.000 saja. 3 kg itu sudah satu kantong plastik besar lho. Belum lagi rebung, ternyata murah juga harganya. Rekan-rekan kantorku juga membeli rebung dan sayur lainnya, tapi mereka tidak membeli tengkuyung. Maklum benda itu masih asing bagi mereka, hanya aku yang membeli tengkuyung, “sebab temannya pasti rebung,” pikirku.
Sore kami sampai di Pontianak. Kebetulanya ada adikku datang, ia paham bagaimana masak tengkuyung dengan rebung. Kalau istriku, jangan tanya, dia juga gak tahu benda yang disebut tengkuyung itu, ia hanya tahu rebung. Apalagi memasaknya, ah sudahlah.
Keesokan harinya, adikku masakan rebung dan tengkuyung secara tradisional seperti ibuku di kampung.
Rebung dicincang kecil-kecil, kemudian tengkuyung juga dibersihkan. Setelah itu direbus saja lalu ditambah bumbu santan dan kunyit serta daun melinjo dan sedikit daun salam.
Setelah masak, uh lumayan banyak, satu panci besar. Karena banyak aku panggil Akim dan Alex Mering ke rumahku untuk menyantapnya bersama.
Benar saja, kami bertiga menyantapnya sepuas-puasnya. “Ngomong-ngomong terasa di kampung,” ujar Alex yang nambah sampai tiga kali. Demikian juga dengan Akim nambah terus………

3 komentar:

Nistain Odop said...

Rebung VS Tengkuyung??? Pasti ingat rasanya Rebung Asam dimasak dan dicampur dengan tengkuyung... Duh, jadi rindu kampoeng halaman ni bang...
Salam kenal

Sharah said...

duuuh deskripsinya detil gitu, enaak tenaan, asli bikin ngileer nih....mana tengah hari gini tambah menjadi2 ngilernya .... rasanya pengen nimbrung makan juga ;p

infogue said...

Artikel di blog ini menarik & bagus. Untuk lebih mempopulerkan artikel (berita/video/ foto) ini, Anda bisa mempromosikan di infoGue.com yang akan berguna bagi semua pembaca di tanah air. Telah tersedia plugin / widget kirim artikel & vote yang ter-integrasi dengan instalasi mudah & singkat. Salam Blogger!
http://www.infogue.com
http://kuliner.infogue.com/rebung_tengkuyung