BERPEGANGLAH PADA DIDIKAN, JANGANLAH MELEPASKANNYA, PELIHARALAH DIA, KARENA DIALAH HIDUPMU...Amsal 4:13

Thursday, February 21, 2008

Ah Rileks Kejab…



KAMIS (21/2) siang kemarin aku bersama teman kantorku berkunjung ke sebuah mal terbesar di pusat Kota Pontianak. Tujuan kami bukan belanja atau nonton di bioskop ataupun hanya sekedar jalan-jalan. Tapi ke sebuah salon terkemuka di Indonesia yang buka cabang di Pontianak untuk pijat repleksi.

“Ah hitung-hitung rileks kejab,” pikirku. Itu bahasa orang Pontianak yang memang terkenal dengan dialek Melayunya—mirip bahasa Malaysia kan?
Hari itu adalah pertama kali aku mengunjungi dan melakukan pijat repleksi di tahun 2008 ini. Tapi tahun 2007 lalu atau tahun-tahun sebelumnya jangan ditanya, hampir sebulan dua kali aku melakukan pijat repleksi untuk mengendurkan urat-urat yang kaku setelah bekerja keras selama sepekan penuh.
Demi kebugaran dan kecerdasan berpikir, aku selalu mengunjungi tempat itu. Maka tak heran beberapa pegawai salon itu sudah akrab denganku. Termasuk ada langgananku. Mereka tahu kalau aku datang pasti pegawai yang satu itu yang memijatku.
Memang sebulan terakhir badan memang terasa penat dan mudah capek. Maklum demi mengembangkan perusahaan kami yang baru, aku dan teman-teman harus keluar masuk daerah, termasuk ke Uncak Kapuas—Kabupaten Kapuas Hulu.
Bahkan dua bulan terakhir, keluar masuk daerah sudah menjadi “kerjaanku”. Termasuk pekan lalu dalam sepekan dua kali aku ke luar kota. Wuh, badan terasa remuk. Belum lagi otak yang harus terkuras mengedit berita wartawan. Padahal aku hanya duduk di belakang sopir aja alias tidak menyetir. Tapi tetap saja capek.
Taulah kualitas wartawan, beritanya ada yang memang sudah jadi, tapi kebanyakanya berita setengah jadi dan tidak jadi sama sekali.
Nah bila berita yang hanya mencantumkan data dan tidak jadi berita itu cukup lelah menyempurnakannya.
Apalagi aku harus menangani empat halaman sekaligus yang beritanya perhalaman rata-rata empat hingga enam berita. Bila sudah begitu, yang ada di benakku hanya menghindari kesalahan ketik dan mencocokan atau meluruskan logika berita itu saja, soal kualitas berita ya tunggu dulu, yang penting kuantitas agar halaman penuh.
Nah kalau kondisi itu terus-menerus terjadi sampai kapan kualitas jurnalis kita bisa bagus?
Ya memang itu tanggung jawab redaktur atau editor memperbaiki mutu jurnalis dalam hal ini reporternya agar bisa membuat berita yang bagus dan berkualitas.
Nah, untuk menunjang agar redaktur bisa selalu semangat dan mempunyai vitalitas yang tinggi, tak salah sekali-kali mengunjungi tempat terapi atau salon untuk sekedar pijat repleksi. Memang setelah pijat repleksi badan terasa bugar, dan otak juga terasa segar.
Beda lho orang yang kerja pakai tenaga dengan orang yang kerja pakai otak. Bila bekerja pakai tenaga, kalau sudah capek tidur, setelah bangun badan langsung bugar. Tapi bila bekerja dengan otak, kalau sudah capek tidur berapa lama pun badan tetap tidak segar, rasanya ada yang tidak beres. Sebab lelah otak bugarnya lama sekali. Dia butuh represing yang banyak dan mengkonsumsi makanan yang bergizi.
Dan salahsatu upaya mengembalikan kebugaran tubuh dan otak itu, selain olahraga tentu dengan melakukan pijat repleksi. Sebab pijat repleksi bermanfaat untuk melenturkan otot-otot yang kaku maupun syaraf-syarat yang tegang. Karena prinsip kerjanya melancarkan aliran darah ke jantung untuk dipompa kembali ke seluruh tubuh.
Nah bila Anda kecapean setelah kerja seharian atau berpikir seharian, tidak salahnya mendatangkan tempat seperti ini. Tapi salon yang benar lho, jangan yang plus, plus dan plus.□

6 komentar:

lamanday said...

Tulisan yang santai saja, bang.

Otak saya juga rileks mbacanya... :D

Yolla Elwyn said...

duuh..enak banget tuh dipijet..he.

diriku adanya said...

Opssss...Linna nyasar...
mampir bg, rileks kok masih sempat-sempatnya ya berpose...ketik C spasi D Capee..deeh...he...lam kenal bg e...

Tanto Yakobus said...

Linna makasih udah mampir, aku salut deh hari gini masih ada perempuan dayak yang peduli dengan koleganya yang masih tertinggal di kalimantan. maju terus deh aku dukung. salam kenal juga

Kristina Dian Safitry said...

kalo dian ada kesempatan kosono, ajak dian ke panti pijat ya?he...he..emang benar bang. lelah badan masih lebih mending dari pada lelah pikiran. cihuyyyy...dian sedikit mengurui,he..he..

Tanto Yakobus said...

dian itu bukan panti pijat, itu salon hehehe, boleh kontak aja ntar kita pijat repleksi bareng hehhehee