BERPEGANGLAH PADA DIDIKAN, JANGANLAH MELEPASKANNYA, PELIHARALAH DIA, KARENA DIALAH HIDUPMU...Amsal 4:13

Wednesday, November 28, 2007

Mengapa Harus Berkelahi?

Hampir dua pekan ini kita masyarakat Kalimantan Barat mengikuti berita seputar pemilu gubernur dan wakil gubernur (pilgub) Kalbar periode 2008-2013. Hampir dua pukan juga kita menyaksikan drama yang cukup cantik di perankan oleh aktor-aktor politik di pentas pilgub ini.

Mereka bisa mempertontonkan “permainan” apik di tahapan-tahapan pilgub, mulai dari proses pencalonan lewat partai pengusung, pencalonan, pendaftaran, verifikasi, bakal calon hingga pada penetapan calon.
Pada penetapan calon ini pihak penyelenggara yakni Komisi Pemilihan Umum (KPU) Daerah Provinsi Kalbar menetapkan empat dari lima pasangan yang mendaftarkan diri ke KPU.
Keempat pasangan minus calon independent tersebut adalah nomor urut 1 pasangan H Usman Ja’far-LH Kadir, nomor urut 2 pasangan Oesman Sapta Odang-Ignatius Lyong, pasangan nomor urut 3 HM Akil Mochtar-AR Mecer dan pasangan nomor urut 4 pasangan Cornelis-Christiandy Sanjaya.
Hingga memasuki penetapan calon yang bakal berterung di pilgub Kalbar, drama yang dimainkan masih enak ditonton. Walau nuansanya agak memanas, tapi masih dominant cool-nya ketimbang hot-nya.
Kendati demikian, monuver sudah muncul di mana-mana. Ada calon yang pinta memanfaatkan momen bulan Ramadan dengan banyak “beramal” politik. Ada pula yang memanfaatkan kunjungan ke daerah-daerah. Mereka sibuk “menjual” diri. Sebab pilgub ini masyarakat bukan memilih partai atau lambing tertentu, tapi memilih gambar figure tertentu.
Itulah mengapa mereka berlamba-lomba menebar pesona hingga ke pelosok Kalbar. Bahkan ada daerah yang tidak pernah di sentuh sama sekali, mereka kunjungi.
Sampai disitu, permaian masih enak ditunton dan akrab dengan masyarakat. Bahkan masyarakat ikut-ikutan eforia politik praktis tersebut.
Drama agak menegangkan ketika memasuki tahap 13 hari kampanye. Jujur, kita pasti ada perasaan was-was menghadapi kampanye tersebut. Sebab akan ada dua atau tiga massa yang akan tumpah di lapangan.
Karena melibatkan massa, siapa pun akan sulit mengendalikannya. Apalagi dari keempat pasangan kandidat itu, ada massa fanatiknya masing-masing.
Di fase ini, tensi politik semakin tinggi. SMS beredar bagai virus yang menakutkan. Ada bujukan, ada rayuan dan ajakan, namun ada pula ancaman terhadap kelompok tertentu.
Mencemati perkembangan itu, Polda Kalbar melalui Kapolda Brijen Pol Zainal Abidin Ishak mengeluarkan perintah dengan menetapkan status keamanan Kalbar menjadi siaga I.
Sebetulnya apa pun statusnya, kita sebagai masyarakat biasa jadi tak enak. Kepanikan terjadi dimana-mana, terutama perang urat syarat antar pendukung tak dapat dielakkan.
Tapi sebagai masyarakat Kalbar, kita patut bersyukur, kita bisa melewatinya hingga pencoblosan tanggal 15 November 2007 lalu.
Walau sebelumnya KPU juga dibikin repot oleh sejumlah kelompok massa yang merasa tidak bisa ikut pilgub. Tekanan massa ini membuat KPU membuat kebijakan syarat agar bisa ikut mencoblos. Kita berharap itulah puncak ketegangan. Ternyata tidak! Bahkan dua hari pasca pencoblosan situasi semakin panas.
Panas karena, sudah ada pihak yang hampir mengetahui hasil pilgub lewat tim atau saksinya masing-masing di tiap-tiap TPS. Dan dalam perjalanannya, suara yang diimput saksi maupun petugas masing-masing kandidat tidak jauh beda dengan hasil yang diplenokan KPU kabupaten/kota yang berakhir beberapa hari lalu.
Sekali lagi, sebagai masyarakat Kalbar, kita sebetulnya tidak mempersoalkan hasilnya. Sebab siapa pun pemenangnya kita tetaplah rakyat biasa. Tidak ada pengaruh dalam hidup kita.
Tapi sekali lagi kita kesal dengan situasi. Situasi yang benar-benar tidak nyaman. Dari rumah ke rumah, dari gang ke gang bahkan dari desa ke desa dan skop yang paling luas lagi dari kabupaten ke kabupaten, muncul isu provokatif baik dari mulut ke mulut maupun lewat SMS.
Kita harus bijak menyikapi SMS yang bernuansa provokasi dan SARA itu. Apalagi menjelang pleno KPU provinsi yang akan dimulai hari ini, rasanya kalo bisa tidak usah ada pilgub. Sebab pilgub justru menebar ketakutan bagi masyarakat.
Tentu kita yang tahu jalannya proses pilgub ini, terbesit secerca pertanyaan. Kok baru sekarang dipersoalan hal-hal yang dianggap “janggal”. Mengapa sebelum pilgub mereka diam? Bahkan sebelumnya pihak lain yang mempersoalkan hal yang sama? Toh sekarang justru mereka yang meributkannya. Ribut soal banyaknya warga yang tidak milih?
Nah, disini butuh kedewasaan politik dari masing-masing kandidat. Jangan gara-gara ego pribadi Kalbar lalu tercabik-cabik. Hindari itu semua. Dan untuk memberi rasa aman masyarakat kebijakan Kapolda yang menysiagakan 2.000 pesonil gabungan dari Polda dan Poltabes itu patut dihargai.
Kita sudah jengah dengan keributan apalagi kerusuhan. Kalbar punya banyak pengalaman pahit itu. Gara-gara itu juga kita harus merelakan APBD kita “hilang” untuk membiayainya.
Agar semua itu berjalan dengan baik, dan memberi rasa aman kepada masyarakat Kalbar, kita mendukung sikap tegas Kapolda yang akan menggunakan senjata api untuk meredam aksi massa bila terjadi tindakkan massa yang mengarah kepada anarkis dan kerusuhan.
Marilah kita sama-sama belajar berdemokrasi yang santun dan bermartabat. Ya kita semua memang kaget dengan pilihan rakyat. Tapi percayalah, itu hanya sesaat. Sebab keempat calon tersebut adalah putra terbaik Kalbar. Mereka maju pasti dengan tujuan mulia, yakni membangun Kalbar yang lebih baik lagi kedepan. Semoga.

0 komentar: