BERPEGANGLAH PADA DIDIKAN, JANGANLAH MELEPASKANNYA, PELIHARALAH DIA, KARENA DIALAH HIDUPMU...Amsal 4:13

Sunday, July 29, 2007

Dorong Dosen Jadi Guru Besar

Tanto Yakobus
Borneo Tribune, Pontianak

Sebagai salah satu universitas negeri di Republik ini, Universitas Tanjungpura (Untan) masih kalah pamor bila dibandingkan dengan universitas negeri lainnya di Indonesia. Apalagi bila disanding dengan UI, ITB, UGM yang banyak menelorkan guru besar, Untan belum ada apa-apanya.
Tetapi sebagai salahsatu perguruan tinggi di daerah Kalbar, kita mesti bangga dengan keberadaan Untan. Sebab cukup banyak birokrat, dosen maupun orang sukses yang terlahir dari Untan tersebut.
Sebagai lembaga pendidikan tinggi, idealnya Untan memiliki banyak guru besar alias profesor. Coba banding dengan universitas negeri di Pulau Jawa misalnya, prosentase guru besar Untan masih jauh.
Di tingkat lokal--Kalbar saja, gaung Untan hampir-hampir tidak terangkat ke permukaan, bahkan hampir tengelam dengan aktivitas para dosen di Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Pontianak, mereka lebih menonjol dalam hal penelitian dan menelorkan buku. Termasuk Rektor Untan Chairil Effendy harus menerbitkan bukunya di STAIN. Memang setakat ini STAIN belum memiliki guru besar, tapi dosennya yang kreatif cukup membuat nama STAIN diperhitungkan.
Di era kepemimpinan Dr. H. Chairil Effendy, M.S., kiranya Untan boleh memperhatikan ketertinggalan tersebut, terutama dalam hal menelorkan guru besar termasuk mendorong para dosennya untuk meningkatkan kualitasnya dengan meneruskan pendidikan S-2 dan S-3 (doktor).
Dalam sebuah kesempatan sebelum Chairil Effendy dilantik oleh Menteri Pendidikan Nasional Prof. Dr. Bambang Sudibyo, sebagai Rektor Untan periode 2007-2011 menggantikan Prof. Hj. Asniar Ismail, SE. MM., pada 13 April 2007 di Jakarta lalu, kepada saya beliau pernah mengatakan, akan berusaha memajukan dan mensejajarkan Untan dengan perguruan tinggi lain di Indonesia.
“Salahsatu caranya, Untan harus banyak mendorong dosennya untuk melanjutkan pendidikan S-2 dan S-3, termasuk mengorbitkan guru besar,” ujarnya kala itu.
Sejauh ini kata Chairil lagi, Untan baru memiliki 22 guru besar (profesor). Bila dibanding dengan usia Untan yang sudah 48 tahun sekarang ini, harusnya sudah banyak profesor yang lahir dari Untan.
Chairil pun mengatakan, dalam kepemimpinan dirinya kelak--akan mengupayakan bagaimana agar para dosen berlomba-lomba membuat penelitian sebagai syarat meraih guru besarnya. “Kalau tidak kita dorong, maka Untan akan tetap seperti ini,” ujar Chairil usai terpilih sebagai rektor beberapa waktu lalu.
Pada kesempatan lain, setelah dilantik, Chairil kembali menegaskan kebijakannya mendorong dosen menempuh pendidikan S-2/S-3 dan guru besar. “Itu sejalan dengan amanah Mendiknas, Bambang Sudibyo bahwa pilar kedua Renstra 2005-2009, adalah peningkatan kualitas, relevansi, dan daya saing pendidikan,” jelasnya.
Untuk itu, para rektor diharapkan segera memprioritaskan program-program yang mengarah pada pencapaian World Class University, dan yang telah mengarah kepada status itu baru UI, ITB, UGM, Undip dan UT yang telah memperoleh akreditasi dari ICDE.
Target Mendiknas pada akhir 2009 dosen berpendidikan S-2 dan S-3 pada perguruan tinggi negeri mencapai 85% pada penguruan tinggi swasta 55% dan guru besar pada perguruan tinggi negeri 10%. Karena itu, perlu kerjasama antar perguruan tinggi baik dalam maupun luar negeri.□

0 komentar: