BERPEGANGLAH PADA DIDIKAN, JANGANLAH MELEPASKANNYA, PELIHARALAH DIA, KARENA DIALAH HIDUPMU...Amsal 4:13

Friday, June 22, 2007

Langkah-langkah Kecil Menuju Masa Depan Ceria

“Papa, papa bangun. Papa, papa bangun antarkan adek ke sekolah, hari ini adek perpisahan,” teriak Vivi (3,5) anakku berkali-kali ruang tamu rumahku.
Pekikan melengking anakku yang khas itu akhirnya membangunkan aku dari tidur. Maklum semenjak menyunting Borneo Tribune, tiap malam aku tidur agak larut. Dan teriakan bangun dari anakku pun sudah jadi langganan tiap pagi. Papanya agak telak sih bangunnya.
Kamis (21/6) kemarin, adalah hari perpisahan di Play Group Agustin. Setahun yang lalu (2006), aku menitipkan anakku untuk belajar di play group yang terletak di Jalan Raja Wali Pontianak itu. Play group ini diasuh oleh suster-suster Ordo Santo Agustinus (OSA). OSA sendiri berkedudukan di Ketapang.
Karena hari itu hari perpisahan, aku lihat wajah anakku ceria sekali. Aku tidak tahu apakah keceriaannya itu karena sebentar lagi ia akan menghakhiri pendidikan di play group atau mau ketemu teman-temannya yang pakai baju baru? Atau memang dia belum mengerti. Hanya tahu kata perpisahan!
Bangun dari peraduan, aku melihat jam di dinding masih menunjukan pukul 05.30 WIB. Tapi anakku sudah siap dengan pakaian pesta. Aku sempat pura-pura bertanya, “adek mau kemana?”
“Hari ini kan perpisahan di sekolahan adek,” jawabnya.
“Papa bangunlah antarkan adek,” katanya lagi.
Aku pun bangun dan membersihkan diri.
Setelah minum secangkir kopi, tepat pukul 07.30 aku bersama isteri (Indri), anak tertuaku (Cesar) dan Vivi berangkat menuju sekolah. Di sekolah memang sudah ramai teman-teman perempuannya dengan baju pesta semua. Sementara yang laki berpakaian rapi dengan topi dari kertas di kepala mereka.
Bahkan Cesar, anakku yang sudah SD izin dengan gurunya tidak masuk karena ingin menyaksikan perpisahan di sekolah adiknya.
Acara perpisahan selain diisi dengan hiburan dari anak-anak play group sendiri, juga ada penyerahkan kembali anak dari suster ke orangtua. (waktu masuk juga ada acara penyerahan dari orangtua murid ke suster selaku pengelola play group).
Walau masih berumur tiga tahun lebih, aku menyaksikan mereka sudah bisa berbagi cerita. Perbincangan mereka tak lain, seputar kelanjutan sekolah.
“Vivi nanti sekolah ke TK mana?” tanya Teri.
“Aku sekolah di TK Suster,” jawab Vivi.
Teman-teman lain juga cerita yang sama. Beragam TK yang di sebutkan dalam obrolan bocah-bocah itu. Ada yang ke TK Karya Yosef, ada ke TK Bruder Melati, ada yang ke TK Tunas Bangsa dan banyak lain TK yang disebutkan oleh bocah-bocah lucu itu.
Aku sempat membayangkan, umur segini sudah bisa membayangkan pendidikan lanjutan. Beda dengan aku dulu, sampai umur delapan tahun belum terpikirkan yang namanya sekolah.
Memang yang memilih TK itu para orangtuanya, tapi anak-anak ini terlihat antusias membicarakan langkah mereka selanjutnya.
Bila diukur dengan waktu berapa ribu langkah mereka bisa mengapai perguruan tinggi. Mungkin sekarang mereka belum berpikir sampai sejauh itu. Tapi bila melihat umur mereka yang baru tiga empat tahun ini, lalu 20 tahun kemudian, berapa puluh langkah bahkan ribuan langkah yang mereka jalani untuk mengapai cita-citanya.
Memang segala sesuatu agar menjadi besar dimulai dari hal yang kecil-kecil dulu.
Demikian juga dengan anak-anak ini. Mereka memulainya dengan langkah-lankah kecil untuk menuju masa depan yang ceria.

Foto: Vivi bersama Sr Flugensia saat kunjungan Play Group Agustin ke Panti Asuhan Theresa Bhakti Batulayang.

0 komentar: